OO ; Prolog

26 7 0
                                    


%. REWRITE OUR LIFE

"Tepat pada 12 November 2017. Telah terjadinya ledakan besar di sebuah bengkel daerah Hokkaido. Ledakan tersebut terjadi karena diduga dari api pematik yang mengenai gas yang berada di sekitar bengkel. Namun para polisi sedang melakukan observasi. Demikian laporan kami untuk sore ini, saya Daisuke Kouji ijin mengundurkan diri. Terimakasih."

Sebelum ledakan terjadi.

"Kak Rui, aku bawa makan siang buat kakak. Jangan lupa di makan ya, susah tau buatnya." Miura datang ke bengkel tepat dimana Rui bekerja. Setiap hari Miura datang ke bengkel itu untuk bertemu dengan cinta pertamanya.

"Iya, pasti kakak makan. Kamu pulang sana, sudah sangat sore. Nanti orang tua kamu khawatir." Miura mendengar perkataan Rui yang sedang mengambil rokok. "Ya sudah, aku pulang dulu. Jangan kebanyakan merokok ya kak. Ga baik, nanti sakit." Rui pun mengelus kepala Miura sambil tertawa. Miura yang mendapatkan perlakuan seperti itu merasa kesal karena rambutnya menjadi berantakan.

"Udah ish, jangan di elus lagi. Jadi berantakan." Ucap Miura sambil mengerucutkan bibirnya. Rui yang mendapatkan perlakuan seperti itu pun langsung tertawa lucu. "Hari ini baru sekali ngerokok kok. Tidak apa kan?" Sebenarnya Rui berbohong, agar ia dapat merokok lagi. Miura pun hanya bisa mengiyakan. "Ya sudah lah sana, aku pulang dulu. Dadah kak. Makanannya jangan lupa di makan." Miura yang sedang berada di ambang pintu pun langsung keluar.

BOOM!

Miura yang mendengar suara ledakan langsung menoleh kebelakang. Benar saja, bengkel yang baru saja ia tinggalkan sudah meledak dan terbakar hangus. Miura yang melihat itu tidak bisa berkata apa-apa. Ia terduduk lemas di aspal. Namun, saat ia sedang menangis, ada beberapa warga menghampirinya dan menariknya agar menjauh dari api yang sangat besar itu. Ibu Noel selaku tetangganya sekaligus teman dekat ibunya, pergi menghampiri Miura dan mengantarkannya pulang.

"... saya Daisuke Kouji ijin mengundurkan diri. Terimakasih." TV pun dimatikan oleh Miura dan bergegas pergi ke kamarnya. Ia masih tidak percaya bahwa akan ada kejadian seperti ini. Rasanya ia ingin menyusul Rui. Miura yang sedang berbaring pun melihat boneka kelinci berwarna merah muda yang di berikan oleh Rui ketika mereka sedang bermain di Claw Machine.

Miura mengambil boneka itu dan memukulinya. "Jahat, kak Rui jahat. Kenapa harus tinggalin aku duluan? Padahal kakak udah janji buat bareng terus. Sekarang kenapa gini. Aku ga suka." Miura berdiam sejenak menatap nalar boneka itu, kemudian ia melempar boneka tersebut dan merebahkan dirinya. Menatap langit-langit dinding dan terbayang sosok Rui.

Ibu Miura yang sedari tadi memanggilnya tidak di pedulikan oleh Miura. Miura lebih memilih untuk mengurung dirinya. Ia lebih memilih untuk berbaring sambil menangis sendu.

Malam hari tiba, Miura yang mengurung dirinya tetap saja tidak mau keluar. Ibu nya sudah beberapa kali memanggilnya. Namun di abaikan. "Miu sayang, ayo makan dulu nak. Sudah malam, kamu belum makan siang." Ibunya hanya bisa menghela nafas. Ibunya tahu bahwa ini sangat menyakitkan bagi Miura. Akan tetapi Ibunya harus tetap tegas, agar anaknya tidak menjadi seperti ini.

Miura yang sedang berkutat dengan pikirannya memutuskan untuk menghampiri boneka pemberian Rui yang tadi dia lempar dan membawanya dalam pelukan. "Seandainya waktu bisa terulang. Aku ingin menyelamatkan kak Rui."

$. wiselyndou × 2O21

started : O5/12/2021
finish : — — — — — —

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 05, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REWRITE OUR LIFE | ON GOINGWhere stories live. Discover now