SCN~11

14.5K 670 17
                                    

Tak pernah terlintas di benakku
Saat pertama kita bertemu
Sesuatu yg indah tumbuh dalam gundah
Harum dan merekah

Tulus hatimu buka mataku
Tegar jiwamu hapus raguku
Membuncah di hati harapan nan suci
Menyatukan janji

Bunga bunga cinta indah bersemi
Diantara harap pinta padaNya
Tuhan tautkanlah cinta di hati
Berpadu indah dalam mighrab cinta

Cintai aku

Sayangi aku

Kasihi aku

Miliki aku

Bukan langit, bukan bumi

Bukan pula bulan dan matahari

Yang kau jadikan saksi cinta kita

Hanya Allah sang Maha Cinta

Bukan harta, bukan rupa

Bukan pula kehebatan

Melainkan Iman dan takwamu

Mencintamu aku tenang

Ku jadikan engkau imamku

Bimbing aku ke jalan yang di ridhoiNya

Kuingin menggapai surgaNya

Dengan abdiku padamu

Sebagai kekasih hatimu

Tak ada manusia yang sempurna

Tapi kehadiranmu mampu menyempurnakan hidupku.

Kuharap aku pun mampu menyempurnakan hidupmu.

Rasa haru dan bangga masih terpatri dengan  jelas di hatiku, bagaimana kesungguhannya dan ketulusannya mempersembahkan satu surat yang begitu indah untukku. Yang aku tahu, dia adalah sosok yang menakjubkan, meskipun sebelumnya dia pernah salah melangkah tapi kesungguhannya untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik patut dihargai.

Sebagai wanita yang sudah resmi dinikahinya, aku tak akan menunda apa yang memang sudah menjadi kewajibanku dan aku akan dengan senang hati memberikan apa yang memang sudah menjadi haknya. Aku menikmati setiap sentuhannya yang begitu lembut di malam pengantin kami.

Aku benar-benar merasa dihargai olehnya, aku benar-benar merasa dicintai olehnya.

"Kenapa Mas memilih surah An-Nisa sebagai mahar pernikahan kita?" Tanyaku saat kami selesai melakukan jima', beberapa jam sebelum masuk waktu shubuh.

"Karena di surah itulah Islam memuliakan makhluk yang bernama wanita. Sebelumnya aku tidak pernah tahu kalau Agamaku, agama kita begitu mengistimewakan kalian, aku hanya tahu  sebatas surga di bawah telapak kaki ibu. Itu saja." Jawabnya sambil menarikku kembali kedalam dekapannya.

Jujur aku masih sering terkejut dengan skinship yang dia lakukan terhadapku, apalagi saat ini dia masih bertelanjang dada. Aura panas langsung menjalar di sekujur tubuhku ketika kulit kami kembali bersentuhan, dadaku berdesir dan membuat lidahku kelu seketika.

"Heii.. kenapa wajahmu memerah begitu?"

Aku mendelik ke arahnya, kenapa dia masih menggodaku saja. Apa dia tidak ingat peristiwa beberapa jam lalu, aku hampir tak percaya kalau dia pernah menjadi seorang playboy. Caranya menghadapiku sangat kaku dan sangat tegang, kalau saja bukan aku yang mencairkan suasana aku pastikan kami tidak akan langsung berjima' tadi malam.

Dia tertawa sambil mengeratkan pelukannya pada tubuhku, ternyata benar yang dibilang Raihan, dia memang menyebalkan. Dan aku harus terima kalau pria menyebalkan ini adalah suamiku.

Sebening Cinta NadiraWhere stories live. Discover now