Extra Part 2

5.6K 400 31
                                    

Edzard baru saja pulang dari kantor, saat Edzard masuk ke dalam rumah. Edzard melihat, Edrea sedang mengepel tangga. Edzard menggeram marah, Bumil cilik itu, sejak kehamilannyw menginjak 8 bulan. Menjadi sangat susah sekali di atur dan sangat sensitif. Bahkan dia mudah sekali marah dan menangis.

Edzard bertolak pinggang di ujung tangga dan berdehem keras. "Ekhem..."

Edrea yang sedang mengepel tangan pun menoleh dan menyengir ke arah Edzard.

"Siapa yang suruh ngepel?" tanya Edzard seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Aku mau sendiri," sahut Edrea langsung mengepel kembali.

"Lepas pel-annya, Edrea!" geram Edzard.

"Tunggu ah," sahut Edrea masih sibuk mengepel.

"Edrea jangan ngeyel!" sentak Edzard mulai kesal.

Edrea seolah tuli dengan ucapan Edzard. Tetapi, saat hendak turun dari tangga terakhir tubuh Edrea limbung kebelakang. Edzard kaget langsung menangkap tubuh Edrea. Edzard jatuh terduduk dengan Edrea berada di pangkuannya.

Edrea langsung membuka matanya dan memegang perutnya. Edrea menghembuskan nafas lega.

"Eshhh..." ringis Edzard mengusap-usap bokongnya.

Edrea langsung menoleh ke belakang dan melihat Edzard yang sudah meringis ke sakitan. Edrea membolakan matanya, lalu bangun dari pangkuan Edzard. Edrea membantu Edzard berdiri, lalu berjalan ke arah sofa.

Edzard duduk di sofa begitu pun dengan Edrea. Edrea melihat Edzard yang sudah mengetatkan rahangnya ke arah Edrea. Edrea menggigit bibirnya dalam.

"Kamu gapapa?" tanya Edzard berusaha menahan amarahnya.

Edrea menggelengkan kepalanya.

Edzard menghela nafas panjang. "Lain kali, kalau di bilangin suami tuh, denger!" ucap Edzard.

"Iya-iya, maaf!" sahut Edrea seolah tak terima.

"Coba, kalau tadi kamu jatuh duduk! Bahaya gak?" tanya Edzard.

"Kamu nyumpahin aku?" tanya Edrea kesal.

Edzard mengerutkan kening. "Aku bilangin Edrea, mana ada aku nyumpahin!" pungkas Edzard.

Edrea menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Alah alibi aja, kan!" sahut Edrea.

Edzard mengeraskan rahangnya. "Di dalam perut kamu itu, anak saya! Mana mungkin saya nyumpahin kamu yang jelas-jelas hamil anak saya!" sentak Edzard seraya menunjuk-nunjuk perut Edrea.

Edrea membelalakkan matanya. "Gak usah nunjuk, bisa gak!" seru Edrea menatap Edzard tajam.

Edzard mengusap wajahnya dan menghela nafas panjang. "Saya cuma nasihatin kamu, gak ada nyumpahin sama sekali!"

Edrea hanya melirik Edzard. "Gak nyumpahin, ko ngomongnya gitu!" gumam Edrea masih bisa di dengar oleh Edzard.

Edzard mengepalkan tangannya, lalu berdiri menatap wajah Edrea sangat tajam. "Kamu ini, susah banget di aturnya sih, Edrea!!!" bentak Edzard. "Coba kamu pikirin, kalau kamu jatuh gak ada saya, apa yang terjadi?" tanya Edzard dengan nada tinggi.

"Kamu mikir gak?" murka Edzard sudah sangat kesal.

"Saya juga, punya pikiran ko!" sahut Edrea tak kalah keras seraya menatap Edzard.

"Kalau kamu mikir, harusnya kamu tau, itu bahaya!" sentak Edzard menunjuk ke arah tangga dengan raut wajah penuh amarah.

"Kamu ini sayang gak sih, sama bayi yang ada di perut kamu?" tanya Edzard dengan suara tinggi.

EDحيث تعيش القصص. اكتشف الآن