❍⌇ ➪ Part 3

690 122 27
                                    

Aneh, pikir [Name].

Kalau boleh jujur, kencan dengan Rindou tidak begitu buruk.

Ia menjalaninya seperti pasangan-pasangan normal lainnya.

Rindou sangat menurut padanya. Pasti kena pelet.g

Mumpung Rindou tidak berbuat yang iya-iya, [Name] menggunakan kesempatannya dengan sangat baik.

Contohnya, seperti ini:

"Rin! Rin! Ayo kita pergi ke bioskop! Ada film yang ingin kutonton!!" Rindou tanpa ba-bi-bu menuruti ucapannya.

Atau seperti ini:

"Ayo kita ke Roppongi, aku ingin mencoba sushi di sana, katanya enak sekali!" Lagi, Rindou mengangguk tanpa bantahan.

Kok kamu mau di babuin Nem si.

Tak dapat dipungkiri, betapa bahagianya hati [Name] kini. Selain kenyang, ia juga dibelikan makanan untuk dibawa ke rumah, jangan lupa semua gratis tanpa dipungut biaya.

"Apa hari ini sudah puas, sayang?"

Agaknya jantungnya kini sedang lari maraton.

[Name] menggeleng, "Aku masih ingin jalan-jalan..." lirihnya.

"Tapi ini sudah malam, [Name]. Aku antar pulang ya?" tawar Rindou.

[Name] kembali menggeleng, kekeuh untuk kembali berkeliling kota setalah sehari penuh.

"Aku masih ingin ...—Aduh!"

Belum selesai dengan kalimatnya, seseorang menabrak bahunya cukup keras. Bau alkohol menyeruak indra penciumannya.

Rindou menarik kerah seorang pria yang menabraknya dengan tatapan penuh amarah.

"Apa yang kau lakukan pada gadisku bajingan?" tanya Rindou dengan penuh emosi.

Kejadian yang lalu mulai terputar kembali di otak [Name]. Ia kembali takut jika kejadian itu kembali terulang.

Akan ada korban yang jatuh lagi jika Rindou tidak segera ia hentikan.

Tak lama seorang pria seumuran dengan sang oknum, datang menghampiri. Ia langsung memasang posisi badan membungkuk 90 derajat. Dan meminta maaf, mengatakan bahwa temannya tidak sengaja menubruknya.

"Rin... Tahan emosimu ya, ia sudah minta maaf kok, lagipula dia tidak sengaja karena keadaan tidak sadar. Aku tidak mempermasalahkannya, Rin," jelas [Name] berusaha meredam emosinya.

"Sudah ya, Rin..." Perlahan Rindou melepas cengkramannya dari kerah sang pelaku.

"Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran!" titahnya.

Temannya membawa sang oknum pergi.

"Aku antar pulang," ucap Rindou dengan nada ketus. [Name] mengangguk mengerti, mungkin Rindou masih kesal.

"Rin," panggil [Name]. Rindou tidak menoleh ataupun menjawab panggilannya.

Bisa ia tebak, ia masih marah.

[Name] menangkup kedua pipi Rindou agar menatapnya.

Maniknya kini bersirobok dengan manik milik Rindou.

"Kamu mau melakukan segalanya demiku 'kan?" tanya [Name] dengan lembut.

[Name] dapat melihat dengan jelas kerutan dahi Rindou.

"Tentu saja," jawabnya.

[Name] mengambil tangan kanannya, "Kalau begitu, kamu pasti mau menepati janji ini."

Rindou tidak mengerti ucapannya.

"Janji? Janji apa?"

"Mulai detik ini berhenti menyakiti orang tanpa alasan. Aku tidak suka. Terlebih di depanku. Kamu harus janji."

Rindou mengulurkan jari kelingkingnya, tak lupa dengan kurva yang melengkung.

"Tentu saja. Aku akan melakukan semua yang kamu mau, [Name]."

Oalah pantesan nurut.

⊹    ⋆。˚

OMAKE

Setelah keheningan menyapa mereka cukup lama, [Name] kini membuka pembicaraan.

"Rin, besok kita lanjut jalan-jalannya ya," pinta [Name] yang menatap ke depan jalanan.

Rindou yang fokus menyetir, tersentak.

"Memangnya tidak capek? Sudah seharian penuh loh. Aku tidak mau kamu sakit," [Name] menatap Rindou dengan bintang-bintang imajiner di sekitarnya.

"Ya ya ya Rin??? Mau kan?? Nanti kan aku tidur, besok pasti energiku langsung pulih! Ya ya ya Rin???"

Agak memaksa, tapi mau bagaimana lagi. Bulol.

Mendengus kasar, "Iya, besok pagi aku jemput."

"YEAYYY!!!"





[A/n]
aku update yey, moodku buat update baru ada setelah break hampir 1 bulan wkwk

Tbc
janlup votenya pren
👇

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 17, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐋𝐎𝐕𝐄𝐒𝐈𝐂𝐊 , haitani rindouWhere stories live. Discover now