Hurt (2)

734 128 7
                                    

Kirana terbangun dengan keadaan yang sangat mengerikan, matanya sembab dan jangan lupa rambutnya yang terlihat sangat acak-acakan belum lagi ia melihat kamarnya sudah seperti kapal pecah.

Kirana masih ingat dengan jelas kemarin lusa ia terbangun dengan keadaan bahagia namun sekarang...hatinya bahkan sangat hancur. Belum lagi dengan kondisinya yang kini tengah berbadan dua, semakin membuat Kirana bingung harus memutuskan perihal hubungannya dengan Jovan.

"Ki, bangun sarapan dulu" suara Gretta terdengar dari arah luar kamarnya. Tanpa menghiraukan panggilan Gretta, Kirana kembali masuk kedalam selimut miliknya dan kembali menangis.

Gretta yang mendengar suara isak tangis sahabatnya itu merasa tidak tega apalagi oknum yang membuat sahabatnya sekacau itu belum membalas pesannya pagi ini.

"Ki, sarapan atau mau gue telfon Jo-"

klek

Mendengar ancaman Gretta pintu kamar yang tadinya terkunci kini sudah terbuka membuat wanita bermata monolid itu lega kalau keadaan sahabatnya baik-baik saja.

"makan. Gue udah siapin sarapan, jangan ngelawan atau gue telfon Jovan sekarang!" ancaman Gretta saat ini membuat Kirana tidak berkutik.

"iya iya gue makan. Gausah nelfon si brengsek itu, gue gak mau ketemu dia lagi!" kata Kirana sembari berjalan menuju arah kitchen bar apartemennya.

Gretta sendiri hanya bisa geleng-geleng kepala, sejujurnya ia sendiri juga masih bingung harus mempercayai siapa...Kirana atau Jovan. Rasanya agak gak mungkin kalau Kirana tiba-tiba bilang Jovan selingkuh karna secinta itu Jovan pada wanitanya, tapi menilik pesan yang dikirim Jovan semalam padanya Gretta agak sedikit ragu untuk mempercayai lelaki itu.

"gue cabut ya, Calvin udah mau nyampe. Jangan lupa makan siang, chat aja mau apa ntar gue beliin kalo sempet" kata Gretta yang hendak mengambil sling bag sekaligus iPad miliknya.

"Ta, jangan kasitau Calvin dulu. Cukup lo aja yang tau masalah gue" pinta Kirana yang hanya dibalas tanda 'ok' dari Gretta sebelum wanita itu meninggalkan apartemen.

Kirana sendiri masih bingung, ia harus bagaimana? Masalahnya benar-benar numpuk, belum lagi perihal kehamilannya yang sudah berusia 6 minggu. Apa Kirana harus bertemu Jovan untuk membicarakannya? Tapi setelah kejadian kemarin Kirana takut kalau apa yang ia lihat memang seperti itu. Kirana mengacak rambutnya kesal, kenapa sih masalah datang bertubi-tubi menghampiri dirinya.

Jovan sendiri baru bangun pukul 11 siang, dikarenakan semalaman ia tidak bisa tidur memikirkan bagaimana caranya menjelaskan semuanya pada Kirana, lelaki itu sangat tau bagaimana typical Kirana. Mengenal wanita itu hampir setengah hidupnya membuat hidup Jovan sekarang seperti dibalik.

Ia segera mengambil ponsel miliknya berharap kalau wanitanya memberikan pesan namun nihil, nama Kirana tidak ada di pop-up notifikasi miliknya yang ada malah Gretta mengajak dirinya untuk bertemu siang ini di cafe miliknya, selain itu hanya ada pesan dari Tara dan Laluna...hhh Laluna melihat nama perempuan itu membuat Jovan semakin merutuki dirinya mengapa ia harus se-brengsek ini.

Tanpa berfikir lagi Jovan segera bersiap untuk menemui Gretta yang sudah menunggunya. Ia tahu jika ia menjelaskan lebih dulu pada gadis itu, sudah dipastikan Gretta akan semkain menjauhkan dirinya dari Kirana.

Namun ia tidak perduli, seberat apapun ia harus berusaha mendapatkan maaf dari Kirana dan mengembalikan semuanya seperti semula.

Jovan baru saja tiba disebuah cafe yang menjadi tempat favorite dirinya bersama Kirana, disudut meja sudah ada Gretta yang duduk menunggunya sembari bersedekap.

Kaistal OneshootWhere stories live. Discover now