41. Ketahuan 👰

144 8 0
                                    

PART 41

Ketahuan

Setelah pertengkaran tidak bermutu malam itu, Navya jadi pendiam kalau ditanya malas ngomong. Hari ini Navya dan Nash kerumah Navya. Tentu saja disambut heboh oleh Evi dan Baskara.

Lama tak berjumpa, teringat masalah nya dengan suaminya membuat kedua orang tua itu mempunyai rasa salah pada anak bungsunya. Navya yang selalu dimanjakan, apapun pasti ia turuti. Tapi sekarang Navya harus menanggung beban berat rumah tangganya.

Hal yang paling dibenci Navya adalah pernikahan, ia tidak menyukai laki-laki. Bukan karena ia suka sesame jenis. Ia hanya tidak percaya. Kakaknya Ishita diperkosa oleh teman dari temannya yang berkedok sahabat.

Membuat Navya murka dan tidak menyukai suami dari Ishita. Steven suami Ishita saat ingin mempertanggung jawabkan semuanya harus menerima pukulan dari Navya dulu. Ia memang tidak sekaya Nash, ia bekerja sebagai pegawai kantoran karena sampai D3 saja.

Jika Steven dan Navya bertemu mungkin hanya tatapan sinis, jijik yang Navya layangkan. Berlebihan memang tapi itulah Navya jika ia tidak suka maka ia akan memperlihatkannya dengan jelas.

Navya takut jika menjalin pernikahan dengan orang yang tidak ia cinta. Banyak sekali permainan hidup bagi Navya.

"Sayang makan ya. Muka kamu pucet banget." Ujar Mama Navya Evi. Ia mengelus surai kecoklatan yang lembut milik Navya dengan sayang. Ibu mana yang tega melihat anaknya tidak ingin makan sudah dua hari Navya menginap tapi ia jarang makan. Alasannya males.

Padahal ibunya bisa saja menyuapi atau menumbuk makanan yang Navya akan makan.

"Navya gak mau ma, muntah liatnya."

"Astaga, mama kan udah bilang makan Navya. Muka kamu pucet banget diisi dikit ya?" Navya menggeleng.

Evi menghela napasnya ia harus meneguhkan hati untuk bersabar menghadapi anak bungsunya.

"Apa ada masalah sama suami kamu?" Navya menjawab dengan gelengan.

"Kalo ada apa-apa cerita sama mama jangan dipendam sendiri." Navya mengangguk.

"Makanannya mama taruh sini ya nanti kamu makan." Navya mengangguk lagi. Ia hanya ingin tidur, entah kenapa harinya begitu malas.

Evi segera pergi tak lupa mengecup kening Navya dengan sayang. Dan pergi meninggalkan Navya. Mungkin anaknya butuh sendiri begitu pikir Evi.

Navya sendiri juga bingung, ia segera beranjak berdiri didepan cermin menyibak piyama tidurnya memperlihatkan perutnya yang berlemak.

"Perasaan atau perut gue aja yang gendut. Ini gak bisa dibiarin. Gue kayaknya harus workout deh." Navya meyakinkan dalam hati tidak akan terjadi apa-apa. Selama di luar negeri ia juga mengonsumsi makanan yang baik. Ia juga menghindari junkfood dan makan dimalam hari.

Ia menutup perutnya kembali. Ini tidak bisa dibiarkan seorang Navya yang terkenal bodygoals bisa gemuk. Oh tidak semudah itu. Navya tetap cantik pokoknya.

-

Sudah seminggu ini Navya berolahraga dirumah menggunakan celana panjang hitam legging dan juga crop tanpa lengan berwarna hitam membuat Navya terlihat seksi. Ia berolahraga dirumah beruntung saja Navya malas berpanas-panas. Takut skin carenya gak guna.

"Yaya sayang, udah dulu dong olahraganya udah dua jam lhoh." Evi khawatir dengan Navya. Anaknya ini memang beda dari yang lain.

"Bentar ma." Akhirnya ia berhenti sebelum kefokusannya direcoki oleh mamanya tercinta.

Evi terduduk diteras, Navya berjalan sempoyongan dengan wajah pucatnya Navya berusaha menahan kesadaran supaya tidak pingsan didepan ibunya.

Tapi kesadaran perlahan merenggut matanya yang mulai memejam. Terakhir kali ia mendengar suara teriakan Evi dan tubuhnya yang ditangkap oleh seseorang.

-

Navya tersadar dari pingsan nya setelah tiga jam. Ia melihat seluruh keluarganya, keluarga Nash yang merangkap menjadi satu tak lupa Nash yang berwajah khawatir disampingnya.

Masih berpakaian tadi, Navya mengernyit bingung,"Lhoh kok pada kesini. Mau antri sembako." Mendengar suara polos Navya membuat mereka heran, kondisi Navya sedang tidak baik-baik saja, dan sekarang ia malah dengan santainya melontarkan candaan.

"Ya ampun Ya, mama kan udah bilang kamu ngeyel sih!" omel Evi melihat anaknya sungguh keras kepala rupanya darah Baskara menurun kesifatnya.

"Kamu ini Nayva, udah tahu lagi hamil malah olahraga gak jelas. Olahraganya dipending dulu." Sahut Mommy Laras tiba-tiba. Sedangkan para lelaki hanya diam.

"Hamil." Beo Navya, ia tentu terkejut. Siapa yang menyangka ia hamil.

"Tunggu apa kamu belum tahu kalau kamu hamil." Gelengan singkat Navya membuat mereka semua terkejut.

Ishita mendekat di ranjang Navya, Nash menyingkir untuk kakak iparnya.

"Kamu ini bandel banget dibilangin." Geram Ishita dengan jeweran pelan ditelinga Navya.

"Aduhhh sakit kak. Hish." Navya mengusap telinganya yang memerah dengan lebay.

Ia mencemberutkan bibirnya menambah kesan menggemaskan. Membuat siapa saja yang melihatnya akan heran diumur yang ke 27 ini masih tetap imut.

"Udah-udah jangan marahin Navya. Nangis nanti dia." Ujar Johan menambah suasana menjadi menyenangkan.

Mereka semua tertawa melihat Navya yang cemberut. Heran suka sekali melihat Navya menderita.

"Oh ya sayang, kamu tinggal sama mommy aja ya. Nash kan terlalu sibuk." Sindir Laras sembari melirik Nash kesal. Udah tahu isterinya lagi hamil kok malah ditinggal. Nanti kabur lagi baru tahu rasa. Pikir Laras.

"Ya gak bisa gitu dong, anak mama harus tinggal disini." Bantah Evi, ia juga ingin merawat anak yang sedang mengandung cucunya.

Sebelum mereka beradu lagi Nash segera bicara,"Sudah Ma, Mom biar Navya tinggal sama Nash aja." Putus Nash mutlak.

"Tap—"

"Tap—"

"Kalau Mommy dan Mama mau berkunjung silahkan," Mereka semua merebutkan Navya, sedangkan yang direbutkan malah cengo. Menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Sudah- sudah gimana kalau kita tanya Navya dulu." Usul Baskara menatap jengah.

"Nah Navya kamu mau tinggal sama siapa sayang?" Tanya Laras.

Memandang semua orang yang semakin berharap padanya, Navya bingung.

"Aku ikut Nash aja kayaknya." Ujar Navya gak yakin. Karena sedari tadi Nash memelototinya. Ia kan jadi agak ngeri.

Para orang tua yang tadinya semangat, jadi sedikit kecewa tapi mereka tetap mengusahakan untuk tersenyum paksa.

"Yaudah deh nanti Mama sama Mommy ngunjungin kamu oke." Ujar Evi disetujui Laras.

Navya mengangguk polos.

-

Dikamar Navya, ia cemberut kala Nash menatapnya intens. Apa yang salah dengan bajunya coba.

Sedari tadi Nash menatap intens apa yang Navya kenakan. Dengan bersedekap didada

"Apa sih Nash?" Navya risi dengan tatapan seperti itu membuat bulu kuduknya merinding.

"Mau pamer perut hm?" Navya meneguk ludahnya kasar.

"Ya enggaklah, orang olahraga juga. Masa harus pakek daster!" ketus Navya. Tak mau kalah juga rupanya.

Nash harus lebih bersabar tinggal bersama Navya.

Ia menghela napas kecil,"Ganti!" ini terdengar seperti perintah.

"Gak, sini panas." Bantah Navya. Biarin saja sekali-kali gak nurut dosanya kan ditanggung suami.

Nash pun mendekat sampai menindih Navya diranjang. Gawat alarm tanda bahaya milik Navya berbunyi. Hembusan napas Nash menerpa wajah Navya hangat.

"Sekarang masih panas?" Wajah Navya memerah padam. Sungguh posisi terintim yang pernah ia lakukan.

"Bi... bisa minggir gak lo." Navya yang gugup membuat Nash tersenyum mirik. Tak lama Nash mengecup singkat bibir Navya. Lalu meninggalkan Navya yang tampak terkejut.

"AAAAAA MIMPI APA GUE SEMALEMM HUAAA!!!" Teriak Navya dengan kencang.


I Loathed Wedding  END✅🔚Where stories live. Discover now