When you come... *1*

1.2K 65 8
                                    

*Author POV*

Seorang pemuda sekitar usia 25 tahun berkutat dengan dokumen-dokumen yang berada diatas meja kerjanya. Dia seperti sedang memperhatikan kertas-kertas yang berserakan di mejanya. Memilih mana yang harus dibaca, mana yang perlu ditanda tangani. Papan nama diatas mejanya bertuliskan KIA NOUFAL ABINOAM, tertoreh juga jabatan sebagai Direktur.

Tok tok tok. Terdengar suara pintu yang diketuk dari luar.

"Masuk..." ucap pemuda dari belakang meja yang sudah dikenali sebagai Kia

Pintupun terbuka, dan masuk lah seorang wanita yang membawa beberapa dokumen. Sepertinya wanita itu adalah sekretaris Kia.

"Maaf Pak, apa semuanya sudah selesai dipelajari dan ditanda tangani?" Tanya wanita tersebut dari seberang meja Kia.

"Tidak semuanya bisa aku pelajari dan tanda tangani. Kita harus hati-hati dalam memilih rekan kerja." Jawab Kia seraya merapikan dokumen yang mungkin sudah selesai Kia jamah.

"Betul sekali pak, tapi maaf ini ada beberapa dokumen lagi yang harus Anda pelajari mengingat hari ini kita ada meeting dengan klien." Kata wanita tadi seraya menyerahkan dokumen yang ditangannya kepada Kia. Kiapun mengambilnya dan membolak balik kertas tersebut.

"Baiklah, ini akan aku pelajari. Tolong kamu bawa dokumen-dokumen yang ada dimeja ku. Coba kamu cek lagi dan ingat jika yang tidak ada tanda tangan ku, segera singkirkan." Perintah Kia pada wanita tersebut. Wanita itupun segera mengambil dokumen-dokumen diatas meja Kia.

"Baik pak, kalau begitu saya permisi." Wanita itupun membalikkan badan dan segera keluar dari ruangan Kia.

Kia menaruh dokumen-dokumen yang tadi sekretarisnya berikan, sedikit melonggarkan dasinya, Kiapun mencoba duduk santai memandang foto yang ada di meja kerjanya. Foto keluarga. Kia sekitar berusia 10 tahun di tengah-tengah kedua orang tua angkatnya.

Kiapun meraih bingkai foto tersebut, dan membelai wajah kedua orang tua angkatnya.

"Mama, papa. Kia sayang sama Mama dan Papa. Andai Mama dan Papa masih ada, kalian pasti bangga sama Kia. Kia gak jadi orang yang lemah Ma, Pa. Kia menjadi kuat karena Mama dan Papa. Makasih ya Ma, Pa. I Love You..."

Tanpa Kia sadar, air matanya pun jatuh. Menetes ke dalam bingkai foto yang sedang Kia pegang. Kemudian Kiapun memeluk bingkai foto tersebut. Setelahnya Kia kembalikan lagi diposisi awal. Dan Kia menghapus jejak air matanya. "Semangat Kia!!!" teriaknya dalam hati.

*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, waktunya Kia pulang kerumah. Bibi Ncun pasti sudah memasakkan makanan untuk makan malamnya. Segeralah Kia bergegas keluar dari ruang kerjanya dan menuju basement dimana mobilnya diparkirkan.

Sesampainya di basement, Kia menuju dan memasuki sebuah mobil Audy berwarna hitam dan menyalakan mobil tersebut. Tak lama kemudian mobil tersebut meninggalkan wilayah basement.

Kia melaju dengan kecepatan standart, sambil memandang keseliling jalanan ibu kota yang ramai dengan mobil-mobil yang berlalu lalang. Kia membuka kaca jendela mobilnya, ia pun mengambil sebungkus rokok dari dalam kantong celananya. Sejak kapan Kia mulai merokok? Entahlah, mungkin saja disaat Kia mulai suntuk dengan kehidupannya.

Kia mengambil sebatang rokok dan menyulutkan api tepat diujung rokok tersebut. Asap rokok perlahan keluar dari bibirnya yang indah.

"Sungguh melelahkan hari ini, terlalu banyak dokumen-dokumen yang harus aku pelajari." Katanya seraya melonggarkan dasi.

Kia terus mengemudi sampai tak terasa rokoknya sudah habis. Kia menutup kembali kaca jendela mobilnya dan terus melaju menuju rumah dimana Kia tinggal.

When you come...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang