□ Ancaman □

365 42 2
                                    

02

"Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, haruskah aku menerima begitu saja perjodohan ini? Tapi aku juga tidak bisa menolaknya, aku tidak ingin membuat ayah dan ibu kecewa. Mereka sangat baik padaku, mereka sudah memberikan kasih sayangnya padaku sejak dulu. Aku tidak ingin mengecewakan mereka, aku tidak ingin menjadi anak angkat yang tidak tau diri. Meskipun aku takut pada ancaman Kawaki-kun, tapi aku lebih takut jika ayah dan ibu membenciku. Aku tidak ingin kasih sayang mereka berubah, aku tidak ingin ... Tuhan, aku mohon bantu aku," gumam Sumire.

"Sumire-chan!" teriak Kagura sembari menggoyangkan pundak Sumire.

Suara teriakan itu sukses membuat lamunan Sumire buyar, gadis itu segera mendongakkan wajahnya menatap Kagura yang berada di hadapannya.

"Ka-kagura-kun ..."

"Ada apa, kenapa kamu melamun seperti itu?" tanya Kagura menyelidik.

"Ti-tidak, tidak ada apa-apa, Kagura-kun." Sumire mengelak, akan tetapi Kagura bukanlah orang bodoh. Dia tau jika Sumire menyembunyikan sesuatu darinya, hanya saja dia tidak ingin terlalu ikut campur dengan masalah Sumire.

"Kamu yakin?" Kagura memastikan, lalu ia duduk di samping Sumire.

"Hm," Sumire mengangguk sembari mengulas senyuman di wajahnya yang cantik.
Senyuman Sumire seolah menghipnotis diri Kagura, bibirnya yang tipis tertarik untuk ikut membentuk senyuman seperti yang dilakukan Sumire.

"Cantik, dia sangat cantik," batin Kagura.

Kagura adalah teman sekelas Sumire, pemuda Kirigakure itu diam-diam menaruh rasa pada Sumire sejak pertama dia pindah Sekolah ke Konoha.
Namun karna Kagura takut perasaannya di tolak, ia memilih diam dan tak mengatakan kebenarannya hingga hari ini.

"Syukurlah kalau Sumire-chan baik-baik saja, tapi apa kamu sudah makan?" Kagura kembali bertanya, karna dia tidak melihat bekal milik Sumire.

"Aku lupa membawa bekalku, jadi aku harus membeli makanan di Kantin," ujarnya.

"Tidak usah, makanlah ini." Kagura menyerahkan bekalnya, akan tetapi dengan cepat Sumire menolak.

"Ah! Tidak, tidak. Terima kasih Kagura-kun, tapi aku tidak bisa menerimanya." tolak Sumire.

"Sudahlah, ambil saja." Kagura bersikeras memaksa.

"Tapi, Kagura-kun ... bagaimana denganmu?" Sumire tidak enak hati jika harus makan bekal Kagura, sedangkan dia tau jika Kagura juga belum makan siang.

"Begini saja, jika kamu merasa tidak nyaman aku akan membagi dua. Kita akan memakannya bersama-sama, dengan itu kamu tidak akan merasa tidak enak hati," jelas Kagura.

"Hm, baiklah."

Kagura merasa senang ketika Sumire menerima tawarannya, ia menyerahkan sumpitnya pada Sumire sedangkan ia menggunakan sendok.

"Selamat makan," ujar keduanya bersamaan.

Sumire mencoba sushi yang di bawa oleh Kagura, ekspresi wajah Sumire berubah ketika dia mulai mengunyah sushi dalam mulutnya.

♡Dia Milikku♡Where stories live. Discover now