u (end!)

8.8K 893 175
                                    

Mohon maaf bilamana banyak typo atau kata-kata yang g masuk akal.

Happy reading..



















"Ngghh.."

Tangannya memegang sisi kanan kepalanya yang berdenyut sakit. Nampak perban melilit kepalanya.

Matanya masih buram. Seluruh tubuhnya terasa kaku.

"Ini.. apa ini dirumah sakit?" Gumamnya saat ia mencoba mendudukkan tubuhnya. Sungguh, tubuhnya benar-benar sangat kaku. Terutama leher dan punggungnya.

"Ssshh"

Ceklek~

"Astaga! Sayang?!"

Yang diteriaki tentu kaget. Seketika orang itu langsung memeluknya, dan menangis.

"Aku merindukanmu." Bisiknya.

"Haechan, aku merindukanmu. Sangat.."

Haechan, lelaki manis berkulit Tan yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya, alias koma setelah hampir seminggu.

"Jen-"

"Aku akan panggilkan dokter, jangan banyak bergerak dulu." Ucapnya dengan membantu haechan kembai berbaring.

Lalu tak lama kemudian dokter datang dan memeriksa keadaan Haechan.

"Keadaannya sudah stabil. Hanya tinggal luka dikepalanya yang masih sedikit basah. Selebihnya ia tak apa apa." Jelas dokter berkaca mata dengan perawakan tinggi menatap keduanya tersenyum.

"K-kapan aku dibolehkan pulang dokter?" Tanya Haechan.

"Aku rasa besok sampai lusa, kau bisa pulang bila tak ditemukan gejala lain."

Setelahnya dokter dan seorang perawat pergi keluar. Sebelum itu sang dokter juga memberi ucapan selamat karena pemuda manis itu telah terbangun dari komanya.

"Kau akan segera sembuh. Aku akan terus berada di sampingmu."

Digenggamnya tangan pucat milik Haechan.

"Jeno, sebenarnya aku kenapa? Kenapa aku bisa koma?"

Jeno, lelaki yang selama seminggu ini menunggui Haechan dalam masa komanya. Yang juga kekasih dari lelaki manis berkulit Tan itu.

"Aku akan ceritakan kalau kita sudah pulang nanti."

Jeno tersenyum haru menatap pujaan hatinya yang kini sudah membuka kedua matanya.

"Terimakasih, terimakasih sudah bertahan dan kembali padaku."

Jeno kembali meneteskan air matanya. Ia bahkan hampir gila saat mengetahui Haechan yang saat itu kecelakaan dan dinyatakan koma. Ia takut, Jeno takut kalau mataharinya menyerah karena ia tak tak bisa menjaganya.

"Jangan menangis, lihat? Sekarang aku sudah ada bersama mu. Aku kembali."

Haechan mengelus lembut pipi Jeno, serta menghapus lelehan air mata pria tampan didepannya ini.

"Mungkin aku benar-benar akan menjadi gila kalau kau tidak–"

"Sst, jangan bicara lagi. Aku sekarang disini, jangan bicara apapun lagi. Diam."

Haechan membawa kepala Jeno untuk ia dekap didepan dadanya. Dan Jeno yang langsung memeluk Haechan erat.

🐶🐶🐶

"Sudah siap tuan muda? Ayo kita pulang."

"Aishh, Jeno!"

dog?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang