5. AKU MEMBENCINYA

103 16 0
                                    

I Think I'm in Love 05

5. AKU MEMBENCINYA

.
.
.
.

[PAGI CERAH]

Tak terasa sudah hampir seminggu aku tinggal dirumah ini, emang awalnya sedikit susah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, bahkan lingkungan yang sangat mewah. Yang membuatku sedikit malas adalah jarak dapur dan kamar itu sangat jauh, harus membutuhkan tenaga lebih untuk mengambil makanan saja. Apalagi harus setiap pagi bertemu dengan seseorang yang sangat menyebalkan, aku akan tarik semua pujianku kepada Agha.

Bagaimana bisa setiap hari harus membuatku tertekan, semua permintaannya harus aku turuti. Aku masih bingung dengan konsepnya yang begitu terbalik, dengan umur yang sudah 26 tahun tapi seperti bocah umur 5 tahun. Sepertinya dia orang yang dimanjakan, bahkan makanan saja harus disediakan didekatnya.

(Pelayan masuk ke kamar)

Liona: Permisi? Bisa tanya sedikit?

Pelayan: Iyya bisa

Liona: Agha, seperti apa sih anaknya? Karna kok agak manja gitu

Pelayan: Oh tuan Agha, emang sih sedikit manja. Tapi menurut saya nggak terlalu sih, namanya juga anak satu-satunya Pak Pradipta

Liona: he? Ohh anak satu-satunya ternyata. Ehh Agha emang kerjanya apa? Pengusaha juga?

Pelayan: nggak kok, tuan Agha itu dokter

Liona: Haa?

Pelayan: kalo begitu saya permisi dulu

Liona: oh iyya, makasih yah makanannya

Dokter? Dengan umur segitu uda jadi dokter? Emang jadi dokter itu umur berapa sih?. Tidak disangka-sangka dengan visual seperti itu ditamba dengan setelan jas putih, membayangkannya saja sudah membuatku merinding. Bagaimana tidak, dengan wajah seperti itu membuat kesan semakin sempurna menjadi dokter.

Aku harus berhenti memuji dia, mengingat sifatnya aku harus lebih waspada. Tanpa aku sadari jam sudah menunjukkan jam 8 pagi, itu tandanya aku harus bergegas menuju kampus. Dengan gerakan cepat aku mengambil barang-barang yang aku butuhkan dan berlari keluar dari rumah.

Disaat menuju keluar aku bisa melihat mobil putih yang juga akan keluar, dengan jelas aku melihat sosok pria tampan yang berada dalam mobil itu. Andai saja aku bisa naik mobil, setidaknya aku tidak berdesakan dalam bus. Tanpa aku sadari mobil putih itu berhenti didepanku dan mengahalangiku, kenapa dia berhenti? Kenapa nggak pergi saja.

Agha: kamu mau kemana pagi sekali?

Liona: ha? Pagi? Ini sudah jam 8, aku mau berangkat ke kampus

Agha: ke kampus? Ya udah semangat....

Liona: eh cuman itu?

Agha: kenapa? Jangan-jangan kau harap aku kasih tumpangan untukmu?

Liona: ha?

Agha: kayaknya bus cocok untukmu... Dahh

Liona: ehh?

Kenapa sih dengan orang ini? Ada apa dengan sifatnya? Kenapa harus se menyebalkan ini, kalo bukan anak om Pradipta mungkin sudah ku jambak rambutnya. Aku hanya bisa memandangi dia pergi dengan tatapan sinis, aku sangat membencinya. Kenapa sih aku harus bertemu dengan pria sepertinya.

~

[Minimarket]

Seperti biasa sepulang sekolah harus bekerja disini, meskipun terasa lelah tapi harus tetap bekerja demi masa depan. Semua kebutuhanku sebetulnya sudah terjamin, dari makan, uang kuliah bahkan uang bulanan aku saja dijamin Om. Awalnya aku sedikit ragu dan tidak enak menerima semua ini, tapi Om Pradipta mengatakan semua ini demi Ayahku.

Meskipun aku menerima semua ini, aku harus tetap memikirkan masa depan. Mau sampai kapan aku harus bergantung pada Keluarga Pradipta, pasti dimasa depan aku harus mandiri dan mencari kehidupan sendiri.

(Pelanggang datang)

Liona: Selamat datang

Aku harus fokus bekerja, nggak boleh memikirkan yang lain saat bekerja. Selagi pelanggan itu memilih barang, aku mengecek resi dan total pemasukan hari ini. Setelah pelanggan itu selesai memilih barang, dia pun mendekat untuk memberikan barang yang ia beli.

Liona: masih ada tambahan kak?

Dafa: hanya ini..... Ehh? Liona?

Liona: hem? Kamu kenal aku?

Dafa: kita satu kampus, masa sih nggak kenal?

Liona: hehe maaf, siswa di kampus banyak banget

"ya kali aku hafal semua siswa di kampus, sejurusan aja aku belum kenal semua"

Dafa: aku sering liat kamu, kamu teman deketnya Shana kan?

Liona: he? Kamu kenal Shana juga?

"Kenapa kali ini dia kenal Shana?"

Dafa: dia sepupu aku

"Hee? Kali ini sepupu?"

Liona: ohh sepupu Shana yah

Dafa: Salam kenal kalo gitu, Dafa

Liona: Ah iyya, Liona... Oh iyya ini, totalnya 140 ribu

Dafa: besok ada rencana nggak?

Liona: He?

Dafa: kita ketemu sepulang kuliah, besok kamu tidak kerja kan?

"He? Kok dia bisa tau besok aku tidak masuk kerja"

Liona: keknya besok lagi sibuk, lagi banyak tugas kuliah

Dafa: Ahh kirain... Kalo gitu aku minta kontak kamu

Liona: buat apa?

Dafa: biar kasih kabar ke kamu

"Sekarang mau apa lagi?"

Liona: maaf yah, kayaknya nggak bisa.... Oh iyya kalo uda selesai, bisa minggir karna dibelakang ada pelanggan antri

Dafa: Ahhh maaf (meminta maaf ke pelanggang dibelakannya) kalo gitu, aku tunggu waktu kamu

Apa-apa ini, kenapa dengan orang tadi? Apa aku kenal dia?. Buat apa dia harus meminta kontak aku? Apalagi orang yang belum aku kenal, bukannya itu sedikit mencurigakan?. Tanpa berpikir lama, aku melayani pelanggan yang dari tadi menunggu.

Liona: Maaf yah bu, tadi ada masalah sedikit

.
.

*********
Author: hee?? Baru awal kok uda ada buaya disini?

I Think I'm in Love [TAMAT]Where stories live. Discover now