━━ 02 : Wuwang Hills ✦

47 10 3
                                    

“ Welcome to your new home, sweetie

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“ Welcome to your new home, sweetie. ”

૮₍ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ₎ა

Banyak kejadian berlangsung malam itu. Dimulai dari Hu Tao menunjukkan selembar kertas dari topinya, lalu [Name] mendapatkan memorinya kembali, berakhir pada mereka kembali ke rumah masing-masing. Tentu saja karena saat itu sudah sangat larut.

Hu Tao kembali ke Wangsheng, menemui Zhongli yang ternyata sudah menunggunya sedari tadi. Tumpukan lembaran kertas di tangannya adalah penyebab ia menunggu Hu Tao.

Suasana kembali sunyi. Hu Tao menuju ruang kerjanya, sembari bersenandung kecil selama berjalan. Hanya ruangan sederhana, berisi meja dan kursi serta beberapa foto leluhur nya.

Terdapat satu figura di meja. Gambar Hu Tao dengan Direktur ke-75, Hu Tua, alias kakeknya. Terlalu banyak perjalanan yang sudah dilaluinya selepas kematian kakeknya. Dan sekarang ia telah tumbuh menjadi seorang Direktur ke-77 Wangsheng Funeral Parlor.

Malam itu, sosok Hu Tao pergi menuju Wuwang. Hanya sekadar berjalan-jalan mencari ide, atau berbicara dengan roh-roh disana.

Sunyi dan gelap, dua kata yang menggambarkan Wuwang Hills. Roh-roh bergentayangan dengan bebas, pohon tua tertiup angin, tempat para pecinta hantu berkumpul.

[Name] duduk di atas salah satu pohon. Matanya menerawang ke langit, memutar kejadian semalam yang sama sekali tidak di duganya. Setelah bertemu dengan Qiqi hari itu, ia merasa lega. Kemampuan mendengar jarak jauhnya menghilang begitu saja.

Bersyukur atau tidak, dirinya tidak peduli. Apakah nasibnya akan berhenti disini? Pergi ke rumah baru di sana? Perihal sihir itu apakah hanya tipuan?

"[Name]!"

Tersadar dari lamunannya, ia menoleh ke bawah. Disana ada Hu Tao yang melambaikan tangannya cepat. Disampingnya ada Qiqi yang melambai kecil. [Name] turun ke bawah, sedikit terkejut karena Qiqi juga ada disini.

"Qiqi mau bilang sesuatu, makanya ada di ini" kata Hu Tao menjawab rasa bingung [Name].

"Qiqi ingat dulu Qiqi punya teman, itu... [Name]?" Qiqi mendongakkan kepalanya, menatap lawan bicaranya yang terlihat syok dalam diam.

Ekspresi syok itu berubah menjadi sebuah senyuman. Senyuman yang amat tulus. Tangan transparannya mengusap surai violet milik Qiqi. "Iya. Itu aku. Qiqi masih ingat?"

Tubuh mungilnya bergerak ingin memeluk. Namun tidak bisa karena yang dihadapannya hanya roh, bukan fisiknya.

Hu Tao tahu, Qiqi sangat ingin memeluk teman lamanya itu. Jika ia bertemu kakeknya sekarang, sudah pasti ia akan melakukannya. Perbedaan dua dunia menjadi penghalang.

"[Name]... Jangan pergi..." ucap Qiqi pelan.

Sungguh, tak ada yang menginginkan seorang roh berada di sini. Semua yang memaksa tentu memiliki batas waktu, dan waktu [Name] hampir tiba. Hari ini, ia akan kembali. Ke rumah barunya, di dunia sana. Tujuannya sudah tercapai.

"Qiqi jangan buru-buru nyusul, ya? Disini aja. Nanti kapan-kapan [Name] mampir ke tempat Qiqi."

Tubuhnya perlahan memudar, menyisakan kenangan di kepala Qiqi. Ia akan berusaha menyimpannya, dengan rapat. Agar tidak melupakannya.

Hu Tao bisa saja mengajak Qiqi ke perbatasan. Tetapi, ia tidak yakin. Itu sama saja memperlihatkan kematian pada Qiqi.

Sebelumnya, [Name] memberi pesan ke Hu Tao. "Datanglah ke perbatasan, kapanpun itu. Aku akan selalu menunggu berita tentang Qiqi." Dan ia tidak akan melupakannya. Setiap hari, ia akan datang. Itu adalah janji, yang sudah pasti harus dilaksanakannya.

Twilight's Reverie - qiqiWhere stories live. Discover now