7.

29 5 5
                                    

Happy reading-!!

Nathan memasuki kelasnya, jujur saja kelasnya sekarang seperti kapal pecah, banyak sampah kertas yang berserakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nathan memasuki kelasnya, jujur saja kelasnya sekarang seperti kapal pecah, banyak sampah kertas yang berserakan. Dia mendekat ke arah teman sebangkunya.

"Oi Nath, cepet amat baliknya?" tanya Haikal

"Males di kantin, ada nenek lampir keselek." ucap Nathan.

Ia menarik kursi kemudian mendudukinya. Jika di ingat kembali wajah keselek Haura itu sangat lucu, dia hampir saja menyemburkan kuah bakso yang tadi dia seruput.

"Yee, mana ada nenek lampir keselek," Haikal meninju Nathan pelan.

"Lo ketinggalan berita sih, sekarang nenek lampir keselek itu lagi trend." ujar Nathan ngelantur.

"Mana ada njem, ngadi-ngadi lo." Haikal heran, temannya ini kerasukan apa gimana, tiba-tiba omongannya menjadi ngelantur.

"Hai babu-babuku!" teriak Deren, dia merupakan teman Nathan yang bisa dibilang dekat sama seperti Haikal.

"Babu ndasmu! Sini cepat bayar utang lo, jajan di kantin bisa. Masa bayar utang lima rebu aja ga bisa," semprot Haikal.

Ia mengadahkan tangannya, meminta agar si Deren segera membayar hutangnya.

"Selow my brother, besok aja ya bayar utangnya? Ya, ya?" rayu Deren.

"Sialan lo. Tiap gue tagih utang, besok mulu jawabnya, besok kalo ga bayar lagi gue putusin anu lo!" ancam Haikal, ia memperagakan seolah sedang memotong sesuatu.

"Hehehe ... Maklum Kal. Uang jajan gue lagi di potong nyokap." kata Deren

"Tapi janji deh, besok gue bayar. Seriusan ga neko-neko lagi." lanjutnya.

Nathan hanya menyimak.

"Btw Nath, lo kenal anak baru yang masuk sama lo kaga?" Deren bertanya sambil menopang wajahnya.

Nathan mengerutkan keningnya. "Siapa?"

"Itu lho, yang cantik banget, bodynya aduhai ..."

"Kalo ga salah namanya Kania deh,"

"Ga kenal." jawab Nathan seadanya.

"Ga asik lo, masa cewek cantik kaya gitu, ga lo ajak kenalan." Deren menggelengkan kepalanya.

"Apa jangan-jangan lo homo lagi?!" teriak Deren mendramatisir.

Nathan memukul mulut Deren dengan buku tebal 100 lembar. Membuat Deren mengadu.

"Sshh ... Bibir seksoy gue, kena gampar babang Nathan,"

"Hahaha MAMPOS!" tawa Haikal puas.

"Tega kalian mas!" Haikal menyentil kepala si Deren, sambil bergidik ngeri.

"Geli njir,"

Deren hanya tertawa, sedangkan Nathan tersenyum kecil. Walaupun temannya tidak ada yang waras, setidaknya mereka bisa membuat harinya lebih baik.

LiefdestaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang