Part 10

797 91 29
                                    

Matahari telah terbit, seperti biasanya Zahra sedang menata kue untuk dititip ke warung-warung, tapi berbeda dengan hari sebelumnya, biasanya Zahra akan menitipkan tiga box kue, tapi karena pagi ini Zahra dilanda mual dan pusing jadinya dia hanya menitipkan dua box kue itupun di box kedua tidak penuh.

Setelah bersiap-siap Zahra akan berangkat ke sekolah, tak lupa setelah sarapan dia meminum susu dan vitamin .

"Huh... jangan rewel ya, bunda mau sekolah dulu." Ucap Zahra berbicara kepada janinnya sambil tersenyum manis. Setelah itu Zahra berangkat menuju sekolah.

                              ^^^^^^^^^

Berbeda dengan pagi hari di rumah-rumah orang lain, biasanya yang berteriak pagi-pagi itu ibu-ibu yang sibuk  membangunkan anak-anaknya yang masih tidur.

Tetapi itu tidak berguna untuk rumah yang besar dan berpenghuni banyak ini, yang berteriak bukan ibu-ibu melainkan seorang balita laki-laki yang sedang merangkak mencari ayahnya sambil berteriak dengan bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh orang yang sudah berpengalaman. Seperti orangtuanya, mungkin.

"PA! PA NA!" Teriak balita laki-laki itu sambil merangkak kesana-kemari dan celingukan.

Sudah lelah mencari ayahnya yang entah dimana balita itu duduk sambil melihat ibunya yang sedang memasak bersama nenek dan para pembantu.

"Ma, pa ana?" Tanya balita itu kepada mamanya.

"Papa lagi dikamar sayang." Jawab seorang perempuan yang diyakini adalah mamanya.

"Mar?" Tanya balita itu sambil menunjuk kamar atas.

"Iya, ayo kakek antar." Sebelum ibunya menjawab pertanyaan balita itu, kakeknya sudah lebih dulu menjawab dan langsung digendong menuju kamar atas.

******

Sedangkan didalam ada seorang laki-laki yang sedang bercermin

"Hari ini gue akan minta maaf sama lo, semoga lo mau maafin gue." Ucap laki-laki itu sambil membenarkan dasinya. Tak lama kemudian terdengar suara teriakan dari belakang tubuhnya, saat berbalik ternyata suara itu berasal dari suara anaknya.

"Nih anak kamu, dari tadi manggil-manggil, kamu budek apa gimana, udah punya anak kok nggak denger anaknya teriak-teriak." Ucap seorang pria paruh baya yang menggendong balita tadi, sambil memberikan balita itu ke seorang laki-laki yang bisa dibilang ayahnya, lalu keluar dari kamar sebelum laki-laki tadi menjawab.

"Vano, kenapa, kok manggil papa?" Tanya laki-laki itu kepada anaknya, sambil mendudukkan tubuhnya di kasur.

"Pa au ana, ai adi ndak yiatan?" Bukannya menjawab balita itu malah bertanya balik.

Vano Deandra Wicaksono
Nama balita laki-laki yang baru berusia satu tahun lebih empat bulan. Walau ada karena kesalahan, tetapi semua orang menyayanginya.

"Papa mau sekolah, kamu dirumah aja ya sama mama" ucap laki-laki itu sambil mengelus lembut rambut putranya

Vino Danendra Wicaksono
  Nama ayah dari Vano yang baru berusia 18 tahun.
Dea Ananda Safitri
  Nama ibu dari Vano yang berusia 18 tahun, dia tidak ingin sekolah, dia hanya ingin dirumah mengurus Vano. Kalau katanya sih biar bisa liat perkembangan anaknya secara langsung.

"Cekuyah?" Tanya Vano bingung.

"Iya, sekolah, biar pintar." Jawab Vino lalu turun untuk sarapan sambil menggendong Vano. Digendongan Vino, Vano berteriak dengan girang sambil menggoyang-goyangkan tangannya yang membuatnya terlihat lucu dimata seisi rumah.

"Ma, pa au cekuyah, ano apan?" Tanya Vano pada Dea yang sedang berdiri sambil menata makanan.

"Masih lama sayang." Jawab Dea sambil mengelus rambut Vano lembut.

"Pa! Ano itut cekuyah ya." Ucap Vano semangat sambil memeluk Vino dari depan.

"Emm papa makan dulu ya." Ucap Vino mencoba mengalihkan pembicaraan.

Setelah Vino selesai memakan sarapannya dia menunduk dan langsung dihadiahi dengan tatapan polos putranya yang sedang memainkan dasi miliknya.

"Emm Vano kan belum mandi, mandi dulu ya, nanti baru ikut papa." Bujuk Vino agar putranya mau melepaskan diri darinya, dan langsung dibalas tatapan berbinar Vano yang sekarang sudah berpindah ke gendongan Dea.

"Gue berangkat dulu." Bisik Vino pada Dea, dan hanya dibalas senyuman manis. Lalu Dea berjalan ke kamar untuk memandikan Vano.

Setelah benar-benar aman Vino keluar dan berpamitan kepada orangtuanya lalu pergi menuju sekolah barunya dengan motor.

"Gue harus minta maaf sama Sean dan jelasin semuanya." Ucap Vino dalam hati.

•••

Zahra sedang berada di taman belakang untuk membicarakan sesuatu yang berada diperutnya bersama Ken.

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Ken sambil menaikkan sebelah alisnya tanpa menatap Zahra.

"Emm aku mau tanya kak Ken ingat nggak apa yang terjadi di gudang sekolah waktu itu?" Tanya Zahra lirih dan ragu-ragu menatap Ken.

"Nggak, gue cuma ingat gue tidur di gudang." Ucap Ken lalu menoleh sekilas menatap Zahra yang ketakutan.

"Aku hamil." Zahra menutup matanya takut, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Urusannya sama gue apa?" Kendrick mengerutkan keningnya sesaat sebelum otak pintarnya mengatakan sesuatu yang ia tebak salah.

"Kakak ayahnya." Zahra membuka matanya dan menatap tepat wajah Kendrick.

"Gue?" Kendrick terkejut, ternyata apa yang ia tebak benar-benar fakta.

Zahra mengangguk dan menundukkan kepalanya takut akan penolakan yang dapat ia dengar sewaktu-waktu.

"Kasih gue waktu berpikir."

Hanya itu perkataan terakhir yang Zahra dengar sebelum Kendrick pergi begitu saja. Ia tidak mendapatkan kepastian untuk hari ini.

"Huh jangan nangis Zahra, kamu kuat, demi anak kamu, huh, tenang sayang kamu masih punya bunda, jangan sedih ya." Ucap Zahra sambil mengelus perutnya lembut dan berusaha untuk menguatkan diri.

                              ••••••••••••••

"Maaf ya nanti aku nggak bisa jemput kamu, takut ketahuan orang kalau sering-sering berangkat bareng." Ucap seorang laki-laki yang sedang berbicara di telfon dengan seseorang.

"Nggak apa-apa aku juga paham kok, kamu hati-hati ya berangkatnya, jangan ngebut-ngebut." Ucap seorang laki-laki diseberang sana.

"Iya, kamu juga hati-hati bawa motornya!" Jawab laki-laki itu dengan  nada peringatan.

"Iya-iya, udah dulu ya, sampai ketemu disekolah sayang." Jawab laki-laki diseberang sana sambil tertawa.

"Bye sayang." Ucap seorang laki-laki sambil tertawa.

••

"MAMA ABANG PUNYA PACAR." Teriak seorang laki-laki saat menguping  perkataan abangnya dari balik pintu.

------------

27 November 2021

NOT MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang