33. Flashback ( Kiara dan Fadil)

1.6K 74 0
                                    

                  _Happy reading_

"Sebenarnya, hubungan antara lo sama Kiara itu apa sih?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya, membuat Fadil berhenti sejenak dari aktifitas belajarnya. Pertanyaan itu ... Fadil malas menanggapinya, karena temannya itu selalu menanyakan hal serupa seperti itu setiap hari. Fadil menghela napas, jujur ia memiliki perasaan lebih kepada Kiara. Ia juga tak boleh egois, mengingat pertemanan ia dan Kiara sudah dua tahun lamanya.

Fadil mengendikkan bahunya dan melanjutkan aktifitasnya lagi. "Gue sama Ara ... cuma teman, gak lebih."

Keduanya temannya itu mengangguk-angguk kepala, tanda mengerti. Dari awal Kiara masuk sekolah itu, hanya Fadil yang mau menerima dan berteman baik dengan Kiara. Para murid siswi banyak yang tidak mau berteman dengan Kiara, hanya karena Kiara orangnya cantik, baik dan didekati oleh Fadil-- siswa berprestasi di sekolah itu.

Itu sebabnya, para siswi tidak mau berteman dengan Kiara, mereka juga terkadang membully dan menjauhinya. Hanya Fadil-lah yang mau berteman dengan Kiara, sejak pertama masuk sekolah itu. Kiara bersyukur, setidaknya masih ada orang yang mau menerimanya sebagai teman.

                             ...

"Nak, ini hari ini hari pertama kami masuk sekolah. Harus semangat!" tutur sang ayah yang begitu antusias menyemangati putri bungsunya.

Gadis cantik itu mengangguk dengan antusias juga. "Iya. Siap, Pa."

Sang ayah membelai lembut surai panjang Kiara-- sang putri bungsunya dan tersenyum simpul.

Interaksi antara ayah dan anak itu, ternyata sebagian para murid melihat pemandangan itu. Mereka seakan tersenyum mengejek dan menganggap kalau Kiara itu ... anak Papi, manja dan cupu!

Setelah berpamitan, ayahnya pergi dari depan gerbang sekolah. Barulah Kiara berjalan menuju koridor sekolah dengan senyuman yang mengembang.

"Semoga jadi awal yang baik," gumam Kiara tetap menampilkan senyuman.

"Ya ... semoga jadi awal yang baik bagi lo cewek cupu!" sahut salah satu dari siswi tadi dengan sarkas.

"Anak Papi!" timpal siswi yang lain.

Kiara bergeming dan matanya mulai berkaca-kaca, setelah mendapat ejekan di hari pertamanya masuk sekolah. Ia hanya ingin mendapatkan teman, bukan bully-an.

Tiba-tiba saja, seorang pemuda datang menghampiri gadis cantik yang sedang menangis di bully para geng sekolah.

"Heh! Kalo kalian sekolah di sini hanya untuk membully siswi lain, mending gak usah sekolah di sini, paham?!" peringat pemuda itu menggebu-gebu.

"Gue liat kalian membully murid lain lagi, gue gak segan-segan melaporkan kalian semua sama kepala sekolah!"

Ketiga siswi itu meneguk ludahnya dengan kasar. Saat pemuda itu membentak mereka di depan siswi baru, mau taruh dimana wajah full make-up mereka semua saat dibentak pemuda berprestasi di sekolah ini. Sungguh, memalukan!

"Maaf."

"Bubar kalian semua!"

Pemuda itu melihat ke arah gadis cantik itu yang sedang menunduk takut, melihat sekitarnya.

"Kamu gak kenapa-napa, 'kan?" tanya pemuda itu dengan lembut.

Gadis cantik itu mendongakkan kepalanya menatap pemuda yang sudah membelanya tadi. Kemudian ia mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Kenalkan, namaku Fadil," pemuda itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan pada gadis cantik itu.

"Kiara, panggil aja Ara." Gadis cantik itu membalas uluran tangan dari pemuda yang bernama Fadil.

"Kalo mereka ada ganggu kamu lagi, tinggal bilang aja sama aku," kata Fadil perhatian pada gadis yang sudah menjadi temannya itu.

Kiara mengangguk mengerti. "Iya, Kak."

"Kamu gak perlu takut, selagi ada aku disampingmu. Kamu aman, aku bakalan jagain kamu." Tutur Fadil tersenyum simpul. Lagi dan lagi Kiara mengangguk mengerti.

                            ...

TBC ....

Married With CEOWhere stories live. Discover now