BAB001

38.8K 1.4K 126
                                    

hallo everyone, apa kabar semuanya? akhirnya setelah aku hiatus berbulan bulan dan akhirnya aku back dengan membawa new story yaitu req dari kalian semua

aku harap setelah ini gak akan ada lagi hiatus hiatus ya fren😔

btw, ada yg kangen aku? ada yang mau di sampein buat aku?




happy reading

Pergi pagi pulang larut, sudah biasa bagi seorang William, atau kerap di panggil Liam oleh orang-orang terdekatnya. Itu bukan tidak di sengaja, Liam sangat sengaja melakukan hal itu karena ingin benar-benar menyibukkan dirinya tanpa memikirkan apapun, kecuali orang itu.

Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, dan Liam baru saja kembali dari kantornya setelah menyelesaikan lemburnya.

Sejak dirinya mengambil alih perusahaan, Liam memilih untuk tinggal sendiri dengan cara membeli apartemen yang tidak terlalu besar. Berkat izin dari sang ibunda, Liam langsung melakukannya.

Hujan deras ditambah petir yang saling menggelegar membuat Liam sedikit memelankan kecepatan mobilnya. Liam terus menajamkan penglihatannya karena hujan yang semakin deras membuat kaca mobilnya tertutupi air hujan.

Bersamaan dengan suara petir yang menggelegar, Liam mendengar suara yang begitu nyaring dari jarak sepuluh meter di depannya. Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Liam melihat ada sebuah mobil yang terbalik dan mobil truk yang menabrak pohon besar.

Entah dorongan darimana Liam memberhentikan mobilnya dan bergegas keluar dengan keadaan hujan deras tanpa memakai payung atau apapun itu. Liam menghampiri sebuah mobil Lexus berwarna hitam yang sudah hancur dan terbalik.

Mendengar suara orang seperti sedang menangis, Liam langsung berjongkok dan mendekatkan diri pada mobil tersebut. Dan benar saja, itu adalah suara anak kecil yang menangis. Tidak berpikir panjang, Liam memecahkan kaca jendela agar bisa membuka pintu mobilnya.

Di dalam mobil terdapat tiga orang, sepertinya itu adalah sepasang suami istri, dan anak kecil itu adalah anak mereka. Berhasil membuka pintu mobil, Liam mengambil anak kecil tersebut, mengeluarkannya dengan susah payah. Liam tidak memperdulikan kedua tangannya yang tergores kaca jendela.

Lelaki yang masih mengenakan pakaian kantor itu berlari menjauh sekaligus melindungi anak kecil itu dari derasnya hujan.

Dengan napas memburu Liam berhasil kembali masuk ke dalam mobil, melepas jas dan kemejanya, lalu kembali menggendong anak kecil itu, memberinya kehangatan sekaligus ketenangan.

Namun tangisnya sama sekali tidak berhenti, hal itu membuat Liam panik. Segera Liam melajukan mobilnya untuk membawa anak kecil itu ke rumah sakit.

Beruntung jarak ke rumah sakit tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu beberapa menit, mobilnya sudah terparkir asal di loby rumah sakit. Liam segera bergegas membawa anak kecil itu masuk agar lebih cepat mendapat penanganan dari dokter.

"Dari jarak 500 meter dari sini, ada kecelakaan, tolong segera siapkan ambulan," ucap Liam kepada salah satu petugas rumah sakit.

"Baik, pak, kami akan segera ke sana."

Liam menghembuskan napasnya berkali-kali, ia menyandarkan punggungnya pada tembok bercat putih itu, memejamkan matanya berharap rasa lelahnya menghilang begitu saja.

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang