BAB'028

11.4K 676 344
                                    

HALLO GENGS, KESAYANGAN DUO L MANA NICH SUARANYA?

SCENE APA YANG KALIAN TUNGGU?

UDAH FOLLOW IG AKU? BUAT YANG BELUM CUS FOLLOW, LINK ADA DI BIO!!!!

JANGAN LUPA JUGA FOLLOW AKUN WP NYA YAAAA KAWAN deehl17



HAPPY READING


Meski hari libur, tidak membuat Liam bisa libur bekerja. Tidak seperti gadisnya ketika hari libur maka bekerja pun libur.

Sudah tiga hari penuh Liam berada di rumah kecil milik gadisnya. Jika di tanya nyaman atau tidak, maka jika Liam boleh jujur akan lantang mengatakan tidak!

Hanya demi Laya, Liam berusaha untuk terlihat nyaman ketika berada di rumah sewa milik gadisnya.

Ketika keluar dari kamar mandi, Liam mengedarkan pandangannya mencari keberadaan gadisnya. Hanya memakai handuk yang di lilitkan di pinggang, Liam berjalan keluar kamar untuk mencari Laya.

Nyaris tersedak ludahnya sendiri, Liam menaik-turunkan jakunnya kala melihat Laya hanya memakai kemeja putih miliknya yang mungkin dalamnya hanya memakai hotpants.

Sejak kapan gadis itu memakainya?

Tidak bergerak dari tempatnya berdiri, Liam masih menikmati manisnya saat gadisnya memakai kemeja miliknya yang terlihat kebesaran di tubuh Laya.

"Gak bilang dulu pake baju gue?"

Laya yang sedang fokus mengolesi selai cokelat di atas roti pun langsung terkejut dan reflek menjatuhkan roti yang berada di tangannya.

Begitu membalikan posisi tubuhnya, Laya kembali memalingkan wajahnya melihat keadaan Liam yang hanya bertelanjang dada.

"A-aku gak bawa baju lagi--"

"Liat sini, gue di sini," sentak Liam pelan sambil menarik dagu Laya.

"Pulang ikut gue, biar gak kekurangan baju," ujar Liam seraya tersenyum menggoda.

Laya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Nanti aku ambil baju di apartemen kamu," balasnya.

"Mau sampe kapan?" tanya Liam memasang wajah tak suka.

"Ayo ngomong serius--"

"Kenapa? Mau nikah?" sela Liam cepat sembari mencekal kedua bahu gadisnya.

"Bukan, aku mau kita pisah rumah--"

"Gak akan!" cecar Liam sekaligus menyela ucapan gadisnya. Tatapannya langsung berubah sembilan puluh derajat membuat gadis itu sedikit menundukkan kepalanya.

"Di luar sana banyak orang yang mau celakain lo, gue gak akan biarin itu terjadi. Lo ngerti, hm?"

Laya meringis pelan ketika kedua tangan Liam mulai mencengkram pundaknya seperti sedang melampiaskan emosinya. Beginilah Liam.

"Ikut gue pulang sekarang--"

"Kak!"

"Kali ini gue gak mau denger apapun!"

"Tunggu gue di sini!" Setelah mengucapkan kalimat itu, Liam pergi ke kamar untuk memakai kembali pakaiannya yang kemarin.

Hanya bisa menghela nafas pelan, ingin menolak sekeras apapun Laya akan tetap kalah dengan Liam yang memiliki sikap keras.

Laya menjatuhkan kepalanya di lipatan kedua tangannya, rasanya kesal karena tidak bisa melawan lelaki itu yang sialnya kekasihnya sendiri.

Beberapa detik berpikir, Laya bangkit dari duduknya lalu berjalan masuk ke dalam kamar. Kali ini senjatanya sudah pasti akan berhasil lagi.

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang