Sugar Baby #15

6K 700 376
                                    

Selamat datang bulan desember, maaf agak lama dan aneh :3

***

"You're late. Im already fall in love with you, Nar."

Tidak ada percakapan apapun, hanya ada keheningan yang kembali tercipta. Nara jelas mendengarkan apa yang aku ucapkan sebelumnya. Kekehan kecil keluar dari bibirku, mataku terpejam sesaat untuk sekedar menenangkan diri.

Nara tetap diam, dia hanya menatapku. Aku benar-benar tidak akan pernah mengerti Nara, dia benar-benar tidak bisa aku baca. Dia terlalu tertutup dan dia benar-benar jauh dari jangkauanku.

"Fakta bahwa kau mencintai Ibuku adalah hal lain yang menyakitiku, bukan kah itu konyol? Apa karena aku mirip Ibuku, sampai kau 'sejauh' ini denganku?" Tanyaku lagi, tidak bisa menghentikan segala hal yang memenuhi otakku.

"Aku adalah aku, dan Ibuku adalah Ibuku. Kami orang yang berbeda." Lanjutku, mengeluarkan apapun yang menganggu pikiranku.

Tidak ada ucapan apapun, hanya ada keheningan yang tercipta.

"Tolong tinggalkan aku sendiri, aku butuh waktuku sendiri, Nar." Ujarku kemudian, masih dengan mata yang terpejam.

"Lu--"

"Jangan berbicara, aku benar-benar sedang tidak ingin mendengarkan apapun darimu. Nar--" Aku membuka mataku, menatap tepat ke arahnya. "Aku sedang tidak baik-baik saja. Aku menyukaimu, dan kau melarangku. Jadi, tolong biarkan aku sendiri dulu. Setidaknya sampai aku baik-baik saja dan melupakan perasaan konyol yang baru saja aku rasakan."

Hening untuk beberapa detik, tidak ada suara apapun yang Nara keluarkan. Aku menatap mata milik Nara, kemudian membuang muka kearah lain. "Kau bisa pulang. Pintu keluar masih ditempat yang sama."

Tanpa menunggu ucapan apapun dari Nara, aku benar-benar meninggalkannya sendirian.

'BLAM!'

Dengan kasar aku menutup pintu kamar milikku, sadar akan keberadaan mahluk lain -yakni Ansel, aku menatapnya dengan malas. Dia masih setia memegang kantung belanjaan miliknya, dan berdiri tidak jauh dari pintu. Aku rasa, dia mencoba untuk menguping pembicaraan kami.

"Pulanglah Ansel. Aku benar-benar ingin sendirian." Usirku, menarik tangannya untuk segera keluar dari kamarku. Sebelum aku benar-benar menutup pintu kamarku, Ansel menatapku sejenak dan mengigit bibir bawahnya.

"Eum.. jika membutuhkan sesuatu, kau bisa—" Ansel berujar dengan ragu, sebelum dia menyelesaikan ucapannya, aku menyela terlebih dahulu.

"Tentu. Aku akan menghububungi jika aku membutuhkan sesuatu. Jadi, tolong pulang dari apartemenku sekarang. Untuk belanjaan yang kau bawa, kau bisa meletakkan di dapur."

Setelah menyelesaikan ucapanku, kembali aku menutup pintu. Mengabaikan jawaban yang keluar dari Ansel. Namun dari dalam kamar, aku bisa mendengar Ansel berteriak mengumpat atas kelakuanku barusan.

Kakiku melangkah mendekat kearah ranjang, namun baru dua langkah aku berjalan, suara ketukkan terdengar di depan pintu kamarku.

"Aku pulang, Luc." Itu Nara, dan rasa yang menyesakkan itu kembali hadir.

"Bajingan sialan." Umpatku pelan.

Dan kembali aku melanjutkan langkah kakiku, sampai di tepi ranjang, aku langsung menjatuhkan tubuhku. Sejenak mataku terpejam, kilasan apa yang terjadi semalam kembali memenuhi isi kepalaku. Mataku terbuka menatap langit-langit kamar. Aku benar-benar berharap apa yang terjadi hari ini adalah sebuah mimpi, semua pembicaraan kami barusan adalah mimpi buruk. Mengenai Ibuku, Ayahku dan hubungan sialan mereka di masa lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang