Chp.02 [S.2]

906 134 20
                                    

"Sekarang aku paham, apa yang ia rasakan waktu itu... Maafkan aku Gempa."

~Taufan

Happy Reading

Pagi hari yang cerah, disebuah koridor sekolah, terdapat beberapa remaja yang sedang berjalan menuju kelas. Taufan menundukkan kepalanya kala teman teman satu sekolahnya menatapnya hina.

'Kok dia masih bisa sekolah?'

'Kenapa anak itu tidak dikeluarkan saja?'

'Bukannya kepala sekolah melarang kita untuk minum minum?'

'pasti dia menyogok kepala sekolah'

Yah itulah beberapa bisik bisik yang Taufan dengar. Taufan menghela nafasnya panjang, berusaha untuk tidak memperdulikan mereka.

"Taufan, kau di panggil kepala sekolah," ucap seorang remaja laki laki

"A-ku?" herannya

"Iya kau, segera pergi temui beliau, permisi."

Taufan menghela nafasnya panjang, ia yakin kepala Sekolah mau membicarakan soal 'itu'. Ia menatap ke arah semua saudara saudaranya. Namun ke-5 saudaranya itu hanya membuang muka dan segera pergi dari hadapannya.

Ia menghela nafas lelah, berjalan menuju ruangan kepala sekolah, sesampainya disana ia mengetuk pintu ruangan itu.

"Masuk."

Taufan memasuki ruangan itu setelah izin diberikan, tepat saat ia memasuki ruangan itu, seorang remaja keluar. Fang, yah pemuda itu adalah Fang.

Fang menatap Taufan, rasa kebencian nya kembali bergejolak, ia sudah melihat video viral itu bahkan dia juga sering mendengar cacian tentang Taufan, baginya Taufan memang pantas menerima itu.

Taufan duduk didepan kepala sekolahnya, seraya menunduk takut.

"Kau tau kan, peraturan sekolah melarang siswa siswi nya mabuk mabukan," ucap sang kepala sekolah mengawali pembicaraan

Taufan mengangguk pelan, "iya pak," jawabnya

"Kau tau itu, tapi kenapa kau melanggarnya? Boboiboy Taufan."

Taufan menghela nafasnya gusar, "Tapi itu bukan saya pak," jawabnya dengan suara rendah

"Kalau bukan kamu siapa lagi? Sudah jelas video itu memberi bukti kepada saya," jelas kepala sekolah itu

Lagi lagi helaan nafas lelah keluar dari mulutnya, ia tak dapat membela diri lagi, kepala sekolah sudah pasti lebih percaya pada video itu ketimbang dirinya.

"Ma-af pak, saya salah," ucap Taufan seraya menundukkan kepalanya

Ia mengaku? Tidak juga, ia hanya pasrah pada apa yang terjadi di dirinya.

"Dengan sangat terpaksa saya akan memulangkan mu Boboiboy Taufan, saya tidak ingin sekolahan ini tercemar hanya karena mu," seru kepala sekolah itu seraya memberikan sebuah surat pada Taufan

Taufan menghela nafasnya panjang, sudah ia duga ini akan terjadi padanya. Ia mengambil surat itu, lalu bangkit dari duduknya, berjalan keluar dengan perlahan.

I'm Tired #Season2 ☑️Where stories live. Discover now