Bab 1 : Menjadi Pemburu

3 2 0
                                    


Tahun 2031


Sebuah layar besar menunjukkan deretan sementara sebagai pemburu monster terkuat. Seseorang gadis berseragam putih abu-abu berdiri memandanginya cukup lama. Sudah sepuluh tahun berlalu, saat bencana besar menyerang seluruh dunia. Menciptakan kekacauan dimana-mana hingga detik ini.

Kemudian gadis itu memandang ke langit, dimana terdapat gerbang portal ke sembilan yang di jaga ketat oleh pemburu dengan level tertinggi, tapi sering kali monster bisa lolos begitu saja karena pertumbuhan monster begitu cepat.

"Apa yang kamu pikirkan?" Gadis ini menoleh dan mendapati kakaknya berdiri dengan membawa galon air minum. Ia tidak tega melihat kakaknya harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya karena semenjak sepuluh tahun yang lalu, ayah mereka menjadi lumpuh dan hanya terus berbaring di ranjang.

"Kak Dewa ... Apa kita tidak bisa menjadi pemburu seperti mereka?" tanyanya dengan memandangi layar lebar dan kakaknya bergantian. Mata gadis ini memancarkan harapan yang besar dan Dewa menggeleng, membuat sinar matanya meredup.

"Dara, Kita tidak memiliki kekuatan elemen apa pun, hanya efek dari ledakan itu kita bisa sedikit lebih kuat dari manusia normal. Meskipun ada banyak pemburu tanpa memiliki kekuatan elemen, aku tidak bisa mengambil resiko, karena hanya aku tulang punggung keluarga ini," tegas Dewa yang tidak ingin membuat harapan semu. Meskipun dengan memburu monster setidaknya ia bisa memiliki item monster yang bisa di jual. Resiko kalah begitu tinggi.

"Tapi, kalau kita bisa mendapatkan banyak item berharga ... Kita bisa menukarkannya dengan obat yang bisa menyembuhkan kelumpuhan ayah."

Saat berburu monster, mereka bisa mendapatkan berbagai macam item termasuk ramuan. Dara berharap di antara banyak ramuan, ia bisa memperoleh ramuan yang bisa membuat ayahnya kembali normal. Semua itu akan terkabul jika mereka bisa menjadi pemburu.

"Lupakan semua itu, kamu hanya perlu fokus pada sekolah. Dengan hal itu, kamu nanti bisa mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan," ucap Dewa yang sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk Dara berangan-angan. Baginya yang terpenting sekarang adalah bagaimana membuat kehidupan Dara lebih baik dari dirinya yang hanya lulusan SMA dengan nilai yang minim. Sering kali membolos hanya untuk bekerja musiman seperti buruh saat panen di ladang atau pekerjaan kasar lainnya.

Dara pun terdiam, saat melihat kakaknya berjalan mendahuluinya. Ia masih ingat saat kecil dulu, kakaknya yang lebih pintar darinya, begitu menyukai komputer dan ingin bekerja dibidang IT. Namun, keinginan itu kandang karena keadaan yang membuatnya harus menyerah.

"Aku akan buktikan pada kakak, kalau aku juga bisa menjadi pemburu yang hebat seperti yang lain," gumam Dara yang seorang siswa kelas 12 sekolah menengah. Tekatnya begitu bulat, hingga puncak Himalaya tak bisa menghentikannya.

Kenapa Dara begitu yakin? karena banyak dari teman-temannya yang masih bersekolah, tapi menjadi seorang pemburu. Bahkan beberapa di antara mereka sudah sampai pada pemburu tingkat dasar level 10 yang sebentar lagi akan masuk pemburu tingkat prajurit yang sangat luar biasa bisa diraih anak 17 tahun.

Dara pun berjalan cepat menuju sekolahannya yang tak jauh dari tempat kakaknya menjadi pengantar galon.

"Dara!" Seseorang mencoba untuk memanggilnya dan Dara menoleh, melihat beberapa teman pria dan wanita berbincang.

"Vino!" balas Dara yang begitu semangat, membuat pria ini memandangi Dara dengan heran. Selama ini, Dara adalah gadis yang paling cuek terhadap siapa pun kecuali teman-temannya. Saat disapa oleh Vino, Dara hanya mengangguk tanpa mengatakan apa pun dan dia hanya duduk manis seperti putri es di dalam kelas.

"Tumben kamu balas sapaanku?" Vino segera mendekati Dara, bunga di kelasnya dan kecerdasannya membuat semua merasa Dara gadis yang begitu keren.Segera, teman-teman Vino bergerombol. Mereka sangat ingin tahu, minyak dan air yang selalu tidak bisa bersatu di kelas mereka ini kenapa sekarang menunjukkan adegan seperti sahabat yang lama tidak jumpa.

"Ada sesuatu yang perlu aku bicarakan ke kamu. Bisakah kita bicara berdua saja?" ajak Dara dan Vino yang merasa kesempatan langka ini segera mengangguk tanpa menunggu lama.
Dara pun tersenyum dan menarik tangan Vino untuk mengikutinya. Di bawah pohon dengan angin spoi menusuk. "Liburan semester ini, aku boleh ikut kelompokmu berburu?" tanya Dara yang selalu to the poin.

Vino yang awalnya tersenyum, karena si cantik ini tidak menolak lagi untuk berbicara dengannya segera menghilangkan senyumannya. Ekspresinya menjadi cukup heran untuk kedua kalinya. "Dara, berburu itu sesuatu yang berbahaya. Bahkan kamu masih berada pada tingkat tanpa dasar," ucapnya yang bisa mengenali peringkat Dara hanya sekali lihat.
"Dan lagi, aku tidak melihat jejak elemen padamu. Kamu tidak memiliki kekuatan elemen. Untuk orang dengan tingkat tanpa dasar dan hanya mengandalkan kekuatan fisik, mereka akan kewalahan untuk menangani satu monster tingkat rendah seperti Kera bermata merah," lanjutnya yang membuat Dara merasa sedih.

Keajaiban lain dari seorang pemburu adalah kekuatan elemen. Meskipun tidak semuanya diberkati dengan kekuatan ini, setidaknya itu akan membantu mereka. Meskipun hanya bisa menggunakan sihir level rendah.

Kebahagian yang jarang terlihat itu sirna berganti dengan kekecewaan. Vino yang menyukai Dara pun tidak tega. "Tapi, itu akan berbeda jika kamu belajar tentang penyembuhan. Meskipun tanpa kekuatan penyembuh, kamu bisa ikut dengan membawa alat medis lengkap. Seperti menjadi asisten penyembuh," katanya yang seharusnya tidak pernah ada sebelumnya dan ini semata-mata Vino ucapkan untuk membuat Dara tak sedih lagi.

"Benarkah? Kalau begitu, aku bisa ikut?" tanyanya sembari memegang tangan Vino dan pria ini pun mengangguk dengan sedikit kegusaran. Ini merasa senang dan bersalah dalam bersamaan.

Senang karena ia bisa membuat Dara berada di dekatnya dan merasa bersalah karena hal ini tentu akan membahayakan Dara.

GERBANG 9Where stories live. Discover now