🥕Bung Hatta Milenial

18 4 7
                                    

Happy reading 🙃

                            ***

Kenapa sejarah begitu mengagumkan sekaligus memusingkan dalam waktu yang bersamaan?. Semakin ia membaca semakin membuatnya merasa tidak tahu apa-apa. Membuatnya sadar bahwa ilmu itu layaknya lautan yang luas dan dalam, penuh misteri, hanya sang pemilik lah yang benar-benar mengetahui.

Allah, izinkan  ia berenang dalam ilmu-Mu yang penuh dengan faidah.
Batinnya memohon.

Definisi anak yang penuh dengan keingintahuan. Tak heran jika ia sampai meminta dibuatkan perpustakaan pribadi dirumahnya. Disaat teman-teman nya hobi mengoleksi mantan, Ia justru lebih memilih berpacaran dengan setiap lembar kertas setiap harinya. Menurutnya, buku jauh lebih menarik daripada makhluk bernama perempuan yang ia rasa sulit dimengerti apa maunya.

"Bunda panggilin loh kak dari tadi"

Hingga suara lembut itu mulai terdengar ditelinganya. Membuatnya tersenyum lantas berjalan menghampiri sosok wanita yang selalu ingin ia lihat senyum bahagianya.

"Maaf Bun, kakak gak denger gara-gara terlalu fokus baca tadi"

ungkapnya merasa bersalah karena telah membuat wanita tersayangnya sampai harus menyusulnya kesini. Hal yang dibalas senyuman maklum oleh wanita disampingnya itu.

"Its okay kak,yang penting  surat cinta dari sang maha rahman juga jangan lupa dibaca ya "

Balasnya seraya merangkul sang putra lalu keduanya berjalan beriringan menuju tangga.

"Tentu dong Bun, kakak juga kan udah bikin jadwal sendiri untuk urusan itu"

Bundanya tersenyum bangga mendengarnya. Ia bahagia mempunyai putra yang begitu penurut sekaligus membanggakan dikeluarganya. Membuatnya diam-diam sering mengucap syukur dalam hati karena Allah sudah sangat baik memberinya putra dan putri dengan segala keistimewaannya.

"Memangnya ayah udah pulang ya Bun?"

Ah, jangan lupakan pula sosok pria yang sudah mengisi hari-hari serta jiwanya selama ini. Sosok yang membuatnya selalu rindu jika harus ditinggal dinas walau hanya sehari.

"Ayah hari ini lembur kak,jadi gak bisa ikut makan malam."

Dafa mengangguk-angguk mafhum lantas menarik kursi duduk untuk Bundanya. Membuat Bundanya kembali tersenyum untuk yang kesekian kalinya malam ini. Bundanya memang sering tersenyum, dan itu membuatnya justru terlihat semakin cantik dan anggun. Dan jangan lupakan jika senyum juga termasuk ibadah.

"Khay udah tidur Bun?"

Khay itu adik Dafa satu-satunya. Setelah sekian lama menjadi satu-satunya anak dikeluarga ini, akhirnya ia mempunyai saudara juga. Ia masih ingat dimana ia dulu sering iri melihat teman-temannya bercerita bagaimana ramainya hari libur mereka saat dirumah. Dimana hari itu akan menjadi hari paling menyenangkan bisa menjahili adik-adik mereka. Walau, tak sedikit pula yang justru mengeluh karena mempunyai adik yang bandelnya memang na'udzubillah. Bahkan Dodi,teman sebangku nya pernah bilang jika mempunyai adik itu gak asik, kasih sayang dari orang tuamu bakalan terbagi. Begitu katanya. Namun, Dafa tak pernah sedikitpun berubah pikiran tentang keinginannya mempunyai seorang adik walau katanya hidupnya akan sering terusik.

"Udah, Dia kecapean banget kayane seharian ini diajak jalan-jalan sama auntymu."

Dafa memang sangat menyayangi adik kecilnya itu, bahkan ia sendiri yang  mencarikan nama-nama bagus sampai bertanya pada pak ustadz guru ngajinya agar diberikan rekomendasi. Lantas menggabungkannya sendiri setelah berfikir hampir seminggu. Memunculkan satu nama yang cantik layaknya sang pemilik yang sekaligus menjadi doa. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang