3 || HEIRS

47.1K 6K 83
                                    


"Nona muda..apakah teh ini sesuai selera anda?" tanya Liza.

Greta tersenyum dan mengangguk.
'Teh ini manis dan menyegarkan,aku suka.'

Liza membalas senyuman majikannya. Ia adalah pelayan baru yang dipilih Duke untuk melayani Nona Greta yang dalam tahap penyembuhan. Liza sangat cakap dan tidak pernah menolak bila disuruh. Dia juga ahli meracik teh.

"Nona muda...kabar bahwa anda sudah siuman masih ditutup rapat oleh Tuan Duke. Beliau tidak ingin anda terlalu banyak bertemu orang dan hanya fokus pada kesembuhan anda."

Greta mengangguk. "Iya.Aku.Tahu.Itu."

Liza pandai dalam bahasa isyarat dan langsung mengerti ucapan Greta. Nona muda hanya kesulitan berbicara dan bisa sembuh,jika obatnya sudah ditemukan. Racun yang bersarang di tenggorokannya adalah penyebab kebisuannya.

Saat keduanya asik meminum teh. Sosok gadis berambut kecoklatan gelap datang menghampiri mereka. Wajahnya memiliki ekspresi angkuh dan sombong.

"Oh... Sepupuku Greta rupanya kamu sudah sadar."

Liza berbalik dan melihat ke arah wanita bangsawan itu dengan terkejut. Bagaimana bisa pertahanan Duke dibobol olehnya?

"Nona...bagaimana anda bisa masuk kemari? Tuan Duke melarang siapapun datang kemari..."

Plak!

Sebuah tamparan dilayangkan oleh wanita asing itu ke wajah Liza. Gadis pelayan itu merintis kesakitan. Greta yang melihat hal itu,langsung melangkah dan melindungi Liza dibelakang tubuhnya.

"Nona!" Liza panik melihat majikannya, tapi juga terharu.

Greta menatap mata pihak lain dengan berani. Dia tahu siapa orang ini, sepupunya yang anak raja juga. Putri pertama Mora El William dan anak ketiga Raja. Greta 'dulu' sering dibully dan dipermainkan oleh Mora karena kebisuannya.

Mora jelas terkejut dengan keberanian sepupu yang biasanya penakut itu. Dia melangkah ke depan dengan percaya diri. "Hei bisu! Kamu udah berani yah menatap tuan putri ini sekarang."

"..........."Greta diam dengan posisi masih melindungi Liza.

Mora mendengus jijik melihat pemandangan itu. "Kamu itu cuma orang cacat. Berani-beraninya kamu tidak menghormati ku!"

Mora mengangkat tangannya dan akan menampar wajah Greta. Tapi sebelum tamparan itu mengenai pipi lembut gadis itu, tangan Mora sudah ditahan oleh seseorang.

"Siapa yang—"

"Sejak kapan kediaman Rodriguez bisa dimasukin oleh sembarang tikus. Sepertinya para pelayan kediaman ini sudah berubah tuan rupanya,"ujar Arian yang menggertakkan giginya. Dia beruntung cepat datang dan berhasil melindungi putrinya.

"Pa-Paman..."Mora ketakutan saat dihadapkan dengan mata biru yang dingin itu.

Arian menghempaskan tangan gadis itu dengan jijik. "Mulai detik ini, jangan pernah berani menginjakkan kakimu di wilayahku."

"Akh!!" Mora meringis kesakitan dan melihat tangannya memar. Dia langsung melarikan diri dari tempat itu. Bagi semua orang di istana, Arian adalah orang yang paling dihindari. Dia berbahaya dan mengerikan.

Greta yang melihat kedatangan Arian berjalan mendekatinya. "Ayah."

"Greta! Apakah kamu baik-baik saja,nak? Ada yang luka? Beritahu ayah..."

Greta menggelengkan kepalanya. "Aku.baik-baik.saja.Ayah."

Arian menghembuskan nafas lega. Dia berbalik dan memandang ke arah Liza.
"Kerja bagus."

PEARL OF RODRIGUEZ DAUGHTHER || TAMATDonde viven las historias. Descúbrelo ahora