kucing dan anjing.

3.6K 439 103
                                    

Sunghoon terbangun dari tidurnya begitu mendengar suara pecahan benda dengan cukup nyaring. Dengan sedikit kesal iapun menyumpal telinganya dengan sebuah earphone sembari memutar sebuah lagu dengan volume keras guna menyumbat suara riuh di lantai bawah.

Namun karena suara adu mulut kedua orang tuanya terlalu keras saling bersahutan, membuat Sunghoon gak bisa menahan diri. Akhirnya, dia memutuskan buat mengambil jaket serta dompetnya sebelum keluar dari kamar. Ya.. Dia butuh sesuatu yang tenang.

"Mau kemana kamu, Park Sunghoon!".

Sontak pekikkan itupun berhasil menginterupsinya hingga ngebuat langkahnya terhenti.

"Aku mau keluar, Pah. Cari angin". Sahutnya tanpa menoleh sedikitpun.

" Kamu tuh kerjaannya keluyuran terus! Sekali-kali diem dirumah, gak bisa ya!?".

Sudut bibir si cowok Park itupun terangkat. Ia tersenyum miring begitu mendengar ucapan sang Ayah.

"Gimana aku bisa betah dirumah yang udah kayak neraka buat aku sendiri, Pah? Kerjaan kalian berdua tuh ribut terus. Sehari gak ribut tuh keknya ada yang kurang ya?". Ujar Sunghoon tanpa rasa takut sedikitpun menatap kedua mata pria paruh baya dihadapannya tersebut.

"Dasar anak kurang ajar kamu!".

Sunghoon mendengus pelan. Bukan hal yang baru buat dia ngedenger ujaran kasar dari sosok kepala keluarga itu.

"Makasih buat pujiannya, Pah. Kalo gitu aku pergi dulu. Oh ya, nanti kalo ributnya udah selesai tolong dibersihin lagi bekasnya. Dan kalo Papah mau kunci pintunya, kunci aja gapapa. Sunghoon udah bawa kunci duplikatnya kok".

Setelahnya, karena gak mau menanggapi ucapan Ayahnya lagi, Sunghoonpun lantas memutuskan untuk membawa kedua tungkainya pergi meninggalkan rumah.


.















.


Sunghoon bener-bener gak punya tujuan kemana dia mau pergi. Sedari tadi yang dia lakuin cuma ngikutin kemana kedua kakinya melangkah. Bahkan lagu yang sejak tadi dia putar pun udah berganti.

Hingga akhirnya, langkahnya berhenti didepan sebuah minimarket. Kebetulan banget perutnya juga berbunyi. Pertanda jika dia kelaparan. Gimana enggak? Sunghoon bahkan ngelewatin makan malamnya karena dia beneran gak bisa makan dengan tenang diantara keributan yang terjadi didalam rumahnya.

Angin malam yang bertiup kerasa dingin menusuk kulit. Iapun merapatkan jaket yang membalut tubuh terbungkus kaos tipisnya itu sembari menikmati satu mangkuk ramyeon. Meski begitu, Sunghoon cukup suka dengan suasana tenang malam ini yang gak begitu ramai.  Suara deru mesin dari kendaraan maupun pejalan kaki yang biasanya selalu berlalu lalang sedikit lebih melenggang dari biasanya.

Tanpa terasa Sunghoon menikmati suapan ramyeon terakhirnya. Setelah makan, biasanya dia suka cuci mulut dengan menghisap batang nikotin. Maka dari itu, iapun merogoh saku jaketnya dan nemuin satu bungkus rokok beserta pematik apinya.

Sunghoon lantas mengambil satu batang dari dalam kotak tersebut. Mengapitnya diantara bilah bibir. Namun begitu si pematik api udah bersiap untuk membakar ujungnya, seketika gerakannya terhenti begitu sekelibat ingatan terputar dalam benaknya.

".... gue juga bakal ajarin lo buat gak kecanduan lagi sama rokok".

"Buat yang satu itu, lo gak bakal bisa hentiin gue!".

"Bisa! Gue yakin bisa! Asalkan lo niat dan mau buat gue ajarin pelan-pelan. Lagian nih ya Hoon, rokok tuh gak baik buat kesehatan. Paru-paru lo bisa kotor anjir. Emang lo gak sayang sama diri lo sendiri apa?".

tukeran pacar | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang