○ Kebetulan yang pahit

569 79 136
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Dengan langkah beratnya Joshua keluar dari rumah yang menjadi zona ternyaman di hidupnya menuju dunia luar yang masih begitu asing bagi hidupnya.

"Alen! Alen! Alen!" Joshua terus berteriak memanggil nama sang adik yang tak menjawab panggilannya.

Semua orang memperhatikan Joshua yang terlihat bingung dengan sekelilingnya.

Suara nafas Joshua perlahan menjadi sesak, matanya yang begitu liar memperhatikan sekelilingnya. Langkahnya terhenti saat semua orang dijalan terus menatapnya bingung.

"Nak, kamu tersesat?" Tanya seorang kakek yang tak dikenalinya.

Joshua ragu menjawabnya, entah mengapa bibirnya tak bisa dibuka untuk membalas pertanyaan kakek itu.

"Nak?" Ia kembali memanggil dan Joshua segera memberikan gelengan kuat padanya. Kakinya yang akhirnya bisa di gerakan lagi membuatnya berlari dari kakek itu tanpa tujuan yang jelas.

Joshua akhirnya memasuki gang kecil yang sedikit gelap karena lampu jalan berjarak cukup jauh.

"Bang Naka, lu gak pulang lagi?"

"Males gue sama ayah"

Suara dialog seseorang yang terdengar begitu dekat di belakang Joshua, membuatnya tersentak kaget dan kembali berlari seperti orang ketakutan.

•🤍•

BRAK!

"Sorry"

"Ha? Lu Valen kan?" Tanya Kido yang tak sengaja ditabrak Valentino saat berjalan.

Valentino hanya diam tanpa menjawab pertanyaan itu. Segera pergi dari hadapannya namun, kerah baju Valentino berhasil diraih oleh Kido.

"Ck, gue lagi nanya sama lu, kenapa dicuekin? Hm?"

Valentino yang ikut emosi segera menapis kuat tangan Kido yang mencengram kerahnya.

"Kalo iya kenapa? Mau nambah masalah lagi?" Ketus Valentino di depan wajah Kido.

"Lu yang mulai, gak usah sok jagoan di depan kelas ujung-ujunganya lu sendiri yang kena bk. Lagian emang lu gak kenal sama Sasya?" Tanya Kido yang terus mendorong mundur Valentino dengan jari telunjuknya.

"Gak penting juga gue tau tentang dia. Apa yang dipandang dari perempuan murahan kayak dia? Apa ada?" Balas Valentino.

Plak!

BRAK!

Valentino terjatuh tepat di depan Sasya karena tamparan Kido yang membuatnya terkejut.

"Kenapa lagi ini?" Tanya Sasya pada Kido.

"Tanya aja sendiri" jawab Kido kesal.

"Ah...tadi gue kayaknya denger soal perempuan murahan?" Sambung Johwan yang menggaruk telinganya.

Valentino kembali berdiri dengan menghadap mereka bertiga "kenyataan gak bisa diubah. Jika kalian memiliki mata, seharusnya kalian tau bukan?" Ujarnya yang menatap Sasya dengan tersenyum.

"Siapa yang lu sebut perempuan murahan?" Tanya Sasya dengan wajah datar.

Valentino menghembuskan nafas kasarnya "sangat disayangkan, gak punya cermin?"

Abang - Lee HaechanWhere stories live. Discover now