Chapter 15

942 109 5
                                    

Happy Reading
°°=====°°

Suasana panas masih berlanjut di koridor kampus, gadis yang namanya disebut dengan nama Ratu Vienny itu semakin menatap tajam orang yang sudah berani menahan tangan nya.

"LEPAS!!." Bentak vienny pada orang itu.

"Kamu akan menyakitinya vien, hentikan dan jaga sikapmu kalau kamu masih mau disini." Ucapnya datar.

"LEPASKAN AKU SHANIA!!" Sekali lagi ia membentak orang yang ternyata adalah Shania.

Shania melepaskan tangan vienny yang masih dengan emosi menggebu-gebu , vienny dan kedua temannya pergi meninggalkan Shania dan Veranda.

Shania mengalihkan pandangan nya pada ve yang hanya diam dari tadi.

"Kamu gakpapa?" Tanya Shania.

"Aku gakpapa kok, makasih ya udah nolongin." Jawab ve.

"Iya sama-sama, kalau gitu aku duluan." Pamit Shania pada ve namun ditahan oleh veranda.

"Aku Veranda." Ve ingin menjabat tangan Shania namun Shania enggan untuk membalasnya.

Bukan tanpa alasan Shania hanya tidak ingin suhu tubuhnya yang dingin terasa dikulit tangan hangat veranda.

Namun karena tidak enak melihat ve yang belum menarik tangan nya Shania pun ingin membalas jabatan tangan ve namun digagalkan oleh panggilan seseorang..

"Ve." Shania dan ve kompak menoleh ke arah suara.

"Darimana aja loe berdua?" Tanya ve yang ternyata kedua sahabatnya lah yang memanggilnya.

"Nungguin si paus nih lama banget dah, loe gitu lagi gue tinggal juga loe nal." Kesel Lidya.

"Ya gimana, dudut tuh lagi sakit lagi manja-manja nya." Jawab kinal. Bucin memang si kinal.

"Ehh.. Loe shania kan dokter yang kerja di RS. Djuhandar?" Tanya Lidya sesaat setelah ia melihat shania di depan ve.

"Iya itu aku, kamu bener." Jawab Shania dengan senyuman yang membuat ketiga gadis didepan nya terpesona.

Choco chip yang berada didagunya dan bolongan kecil yang berada diwajahnya menambah kesan manis dan cantik untuk seorang Shania Junianatha.

"Loe kok bisa tau Lid?" Tanya kinal.

"Ya taulah itu rumah sakit bokap gue, ya gue sering aja liat shania disana pake pakaian dinas." Jawab Lidya.

"Dan asal loe berdua tau, shania adalah salah satu dokter muda yang paling terkenal di rumah sakit bokap gue." Lanjut Lidya.

"Dah kayak artis dong, pasti kemana-mana bakal diperhatiin semua orang ya shan." Sahut kinal.

"Aku gak seterkenal itu kok, mungkin hanya kebetulan aja. Ngga nyangka juga aku bisa bertemu dengan anak pemilik rumah sakit tempat aku bekerja." Jawab shania lagi dengan senyuman nya.

"Kamu kuliah atau gimana disini?" Tanya ve yang agak penasaran.

"Iya kuliah, aku ambil S2 disini." Ketiga gadis itupun cengo mendengar ucapan Shania. Bagaimana Shania yang terlihat seumuran dengan mereka malah sudah menempuh S2 nya saat ini.

"Loe gak bercanda kan? kek nya loe seumuran deh sama kita shan." Tanya kinal.

"Aku gak semuda itu, aku lebih tua dari kalian. Kalau gitu aku permisi ada kelas sebentar lagi." Sebelum pergi Shania menatap ve dulu dan tersenyum lagi.

Ve kagum melihat senyuman manis itu lagi, shania pun pergi meninggalkan ketiga sahabat tersebut.

"Udah kali lihatnya, orangnya udah jauh." Celetuk kinal.

Hallo Vampire, I Love You (END) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora