Renggang

401 68 49
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Jisung menaruh sepedanya di parkiran, lalu membawa langkahnya dengan riang memasuki gedung sekolah. Senyuman terukir di wajahnya saat melihat Chenle di depan gerbang. Pria termuda di kelasnya itu berniat menghampiri Chenle sambil berharap hari ini dirinya mendapat penjelasan atas sikap pria itu kemarin.

Namun tanpa disangka, Jisung justru mendapati seorang pria dewasa asing menghampiri Chenle yang baru keluar dari mobilnya, memegang bahu Chenle dan mengatakan sesuatu yang membuat raut Chenle berubah riang. Raut yang kemarin tidak Jisung lihat sehari penuh, tapi bisa berubah dengan mudahnya di depan pria dewasa itu.

Siapa Ahjussi itu?

Apakah pikirannya selama ini tentang Chenle menyukainya adalah sebuah kesalahan?

Tapi, apa maksud perlakuan Chenle selama ini? Memberikan effort pada Jisung dengan rela menemaninya di perpustakaan, menemaninya di rooftop, mengayuh sepeda sampai rumahnya, bahkan menenangkannya kala itu.

Apa dirinya terlalu percaya diri hingga berani menyimpulkan bahwa Chenle menyukainya? Karena kini di depan matanya, Chenle terlihat lebih menyukai pria dewasa ketimbang pria remaja bahkan lebih muda dari Chenle seperti Jisung.

Memang kelas bisa Jisung susul menjadi sejajar bahkan lebih, tapi tidak dengan umur. Mau naik kelas setinggi apapun, umur Jisung tetaplah lebih muda tiga bulan daripada Chenle dan itu adalah hal yang mutlak.

Ah, sepertinya Chenle memang ingin dekat dengannya tanpa ada maksud ketertarikan, sama seperti teman-temannya di kelas.

Jisung yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya sambil melangkah masuk gedung secara perlahan pun merasakan ada yang mengikutinya dari belakang. Saat ekor matanya menangkap sebuah tangan yang hendak menyentuh lengannya, Jisung segera menepis kencang tangan itu. Seharusnya tidak perlu sampai kencang-kencang, tapi karena suasana hati Jisung sedang tidak baik, maka sepertinya tangan tak berdosa itu telah ia jadikan pelampiasan amarahnya.

Sayangnya, kepuasan atas pelampiasan amarahnya tidaklah bertahan lama lantaran sadar bahwa tangan yang ia tepis adalah milik Chenle, pria yang sedang mengisi pikirannya saat ini namun dalam kesan yang tidak cukup baik sehingga kini Jisung melemparkan wajah dinginnya pada pria itu.

"Jisung-ah, kau tak apa?"

Pertanyaan itu Jisung abaikan. Ia memilih untuk kembali melanjutkan langkahnya ke kelas, dan menidurkan dirinya saat telah duduk di bangkunya guna mencoba meredakan amarahnya.

 Ia memilih untuk kembali melanjutkan langkahnya ke kelas, dan menidurkan dirinya saat telah duduk di bangkunya guna mencoba meredakan amarahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meet To Be Together || 지천 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang