#02

1.5K 222 11
                                    

Inginku hanya satu. Bahagiaku, dan itu kamu.
◾◽◾◽◾◽◾◽◾◽◾◽◾◽◾

Jeongguk keluar dari persembunyian disusul menoleh ke kanan dan ke kiri. Sejak hari itu ia selalu mengamati pintu gerbang Sungkyunkwan serta mengikuti tuan muda Kim secara sembunyi-sembunyi, namun kali ini ia kehilangan jejak.

"Siapa yang memerintahmu?"

Glup.

Mendadak tubuh Jeongguk menjadi kaku. Ia menelan ludah berat karena sosok yang dicari-cari tepat berada di belakangnya.

"Naeri--"

"Apa ayah?! Dia yang mengiringi?" Sela Taehyung.

"Bu--bukan, naeri." Jawab Jeongguk namun menunduk dan menyembunyikan wajahnya.

Dahi Taehyung berkerut. Ia maju selangkah kemudian menarik dagu si penguntit yang belakangan mengikutinya.

"Kamu, kamu pelukis itu." Ucapnya begitu melihat rupa Jeongguk kemudian menarik tangannya.

"Maaf, naeri."

"Jadi, kenapa kamu menguntit?"

"Itu--" Jeongguk memutus kata. Masa iya dia mengaku jatuh cinta secepat itu. Apalagi mereka sesama pria adanya tuan muda akan memandang aneh dan menjauhinya.

Melihat Jeongguk yang tidak kunjung menjawab, Taehyung menghela nafas. "Pergilah."

Begitu menyelesaikan ucapannya, Taehyung melangkah pergi. Namun Jeongguk gelisah di tempatnya berdiri. Mencari alasan untuk mencegah kepergian si tuan muda.

"Naeri!!"

Spontan Taehyung menoleh.

"Apa naeri bisa menjadi model dalam lukisanku?"

Kali ini Taehyung berbalik dan menatap lamat wajah polos Jeongguk, lalu mengambil langkah lebih dekat. "Berapa banyak kamu bisa membayarku?"

Ditanya begitu mendadak Jeongguk jadi menelan ludah. Ia tidak punya banyak uang. Sepertinya harus mencari pekerjaan lain lagi.

Di lain sisi Taehyung kembali melangkah lebih dekat sambil memandangi wajah Jeongguk yang berpikir keras. "Bagaimana jika dengan itu."

"Itu?" Jeongguk bertanya bingung.

"Ya, itu." Sahut Taehyung diikuti melirik ke bawah.

Tentu saja Jeongguk mengikuti arah pandang sang tuan muda. Mendadak kepalanya jadi kosong tak mampu berpikir jernih. I--itu?!! Apa itu ini?!! Kebanggaan turun temurun dari leluhurnya? Si tangkas yang selalu tersembunyi dengan baik. Tapi kenapa naeri ingin ini? He?? Apa naeri juga merasakan hal yang sama? Tunggu!! Tapi ini terlalu cepat. Menikah saja belum.

Jeongguk semakin meremat gempalan tangan dan menggeleng singkat. Memutus pikiran yang semakin melangkah jauh.

"Apa kamu tidak mau melakukan itu?"

"I--itu. Em.. pasti akan sulit." Nafas Jeongguk tercekat. Mereka terlalu dekat. Kini bibir tuan muda berada tepat di dekat telinga.

"Bayaran yang setimpal bukan? Aku bisa menjadi modelmu, dan kamu mengajariku melukis." Bisik Taehyung.

"He??"

Tunggu!! Jadi naeri melihat ke arah tangan. Dasar bodoh. Bisa-bisanya berpikir ke sana sini. Rutuk Jeongguk dalam hati.

"Bagaimana?" Suara Taehyung lagi karena sejak tadi Jeongguk hanya diam dalam pikirannya sendiri.

Seketika saja Jeongguk mengangguk, "Ya, naeri. Aku akan mengajari naeri me--."

Blooming Memories ╬ KOOKV [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz