0.8 Percayalah dengan Dira sekali saja

82 9 0
                                    

Pagi hari ini harus terlihat cerah, mau tidak mau hari Dira harus lebih baik hari ini. Bukan untuk menjadi merpati, tapi menjadi gagak yang bahagia. Senyum Dira mengembang lebar. Setelah menangis beberapa jam kemarin malam, Dira menjadi lebih baik sekarang.

Dira turun untuk sarapan. Di meja makan suasananya tampak tegang, juga sepertinya keadaan belum normal. Dira mengedikkan bahu acuh, masalah keluarganya bukan masalah dirinya. Dira belum berinteraksi dengan keluarga besarnya, masih sedikit trauma melihat wajah-wajah mereka.

Setelah selesai dengan roti dan susu coklatnya. Dira bangkit. "Dira duluan." Dira langsung bangkit dan berjalan meninggalkan Bundanya di meja makan sendirian, sementara bang Tomi sudah pergi sedari tadi.

Tidak seperti kemarin, hari ini Dira sekolah diantar oleh supir. Mungkin dari hari ini, kehidupan Dira menjadi lebih baik. Dira mengecek handphonenya, ada sebuah notifikasi dari seseorang.

08-
Save yaaa
Bejo ganteng sayangnya Dira.

Mata Dira membulat melihat profil Bejo yang sepertinya couplean dengan seseorang, seketika hati Dira menjadi muran. Padahal, kejadian kemarin membuat hatinya menghangat dan berencana untuk pindah hati ke Bejo.

"Males ahh, udah punya cewe," gumam Dira menuntup handphonenya. Sepertinya pagi ini juga akan buruk. Inilah Dira dengan segala kecurigaan dan harapannya. Dira menghela napas melihat ke arah jendela mobil. Mungkin tidak ada hari yang benar-benar baik untuk si gagak kecil ini.

***

Dira yang hendak berlari di koridor melihat ada mantan temannya di sana langsung membeku, tapi seseorang dari arah sebelah kanan berlari kencang dan menumbruk Dira. Mie yang seseorang itu pegang tumpah membasahi lengan Dira. Dira menjerit, kulitnya begitu perih. Sementara seseorang itu terjatuh di koridor, tepat di samping Dira.  Semua orang segera membantu seseorang itu berdiri, kening Dira menyerit melihat ketidakadilan di sini.

Dira mengintip siapa yang yang menumpahkan mie di lengannya. Bahu Dira merosot, pantas saja pelaku dibela, kan dia cantik. Kalau tidak salah yang menumpahkan mie di lengan Dira, gadis cantik itu kelas 3, namanya Tata. Dira dapat mendengar suara rengekannya.

"Gak mauu, pop mie Tataaa... gamauu... Waa, pop miee Tata..."

Temannya dengan sabar mengangguk angguk, mengusap bahu gadis itu. "Iya, Wawa tau udah jatuh. Kita beli lagi ya."

Si gadis bernama Tata itu menggeleng cepat, kembali merengek, menghentak-hentak kakinya di lantai. "Gak mauu, mauu pop mie yang tadii..." Suaranya menggelegar.

Temannya yang bernama Wawa itu menghela napas memegangi lengan temannya agar tidak jatuh lagi. "Minta maaf dulu ya," ucapnya memberi pengertian.

Tata mengerjab pelan, ia mengulurkan tangannya dengan wajah cemberut. "Tata minta maaf."

Dengan kaku Dira membalas jabatan tangan kakak kelasnya. "I-iya kak. Maafin aku juga." Darah Dira rasanya berdesir hangat mengenggam telapak tangan gadis ini. Semua orang di sekitar menjadi lega, semuanya begitu menyayangi Tata. Dira tersenyum kecil, beruntungnya seniornya satu ini.

"Waa," rengek Tata lagi menatap temanya. Ia melepas jabatan tangan Dira lalu menarik-narik baju temannya. Tak perduli banyak orang yang bertanya-tanya tentang keadaannya. "Pop mie Tataa," gemas Tata.

Wawa tersenyum maklum, mengapit kepala Tata dan berjalan menjauh sambil menahan malu. Dira terkekeh melihat keduanya yang begitu akrab. Mata Dira berbinar melihat pungung Tata di sana, sepertinya Dira menemukan motivasi di sini. Entah kenapa, Dira ingin di sayang seperti Tata.

Dira kembali berjalan ke kelas. Senyumnya terbit, merasa begitu senang hari ini. Walaupun tangannya basah dan mungkin kulitnya melepuh karna jujur mie tadi sepertinya baru saja diseduh. Namun, Dira bahagia, setidaknya ia masih dapat diperlakukan adil. Kata maaf yang baru Dira dapatkan hari ini membuat moodnya naik.

GARA-GARA GLOW UP Where stories live. Discover now