Twenty-four

4.1K 323 69
                                    

Mereka memilih untuk pergi ke penginapan sebab tak bisa di pungkiri keenamnya merasa capek dan butuh kasur untuk beristirahat setelah bergadang semalaman, mereka pun sepakat memutuskan untuk jalan-jalan di malam harinya saja karena jika memaksakan siang ini, mereka semua tidak yakin sebab terlalu lelah dan merasakan kantuk yang sangat berat.

Setiba di hotel, Abim dan Aira memisahkan diri terlebih Aira juga tidak mau sekamar dengan Dylan, Bara, Gyas dan Pandu. Ia merasa tak nyaman jika harus sekamar dengan laki-laki.

Jadi, mereka memutuskan untuk memesan dua kamar.

Begitu masuk ke kamarnya, Abim langsung merebahkan diri di ranjang.

"Ah, akhirnya bertemu kasur." kata Abim yang membuat Aira terkekeh.

"Bersih-bersih dulu Bim, baru lanjut buat tidur."

Namun, Abim malah menggeliat lalu menatap gadisnya. Aira benar-benar telah resmi menjadi gadisnya, pacarnya, miliknya. Ya, itu memang benar adanya. Mereka telah resmi berpacaran.

Tiba-tiba sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman manis, Abim akui jika perasaannya pada Aira memang nyata dan bukan sekedar sayang biasa saja.

Entah sejak kapan perasaannya muncul, tetapi rasanya berpacaran dengan Aira jauh lebih mendebarkan dari pada dengan Zakia sebelumnya.

"Abim..."

"Hm?" sahut gadis tomboy itu cepat.

"Kenapa ngeliatin Aira terus?"

Sontak Abim langsung membenarkan posisi rebahannya menjadi duduk, ia mengusap ceruk lehernya yang tak gatal ingin mencoba mengelak tudingan sang gadis barusan.

"N-nggak kok, tadi tuh Abim lagi ngelamun." ucapnya terdengar gugup tetapi terdengar masuk akal juga bagi Aira.

Gadis mungil itu menahan senyumnya, lalu mengangguk percaya saja.

"Abim mau mandi dulu deh kalau gitu." lanjutnya mulai beranjak dari ranjang, menghampiri Aira dan mengambil handuk di tasnya.

"Apa?" Aira bertanya ketika Abim terus menerus menatapnya tanpa mau berhenti sedari tadi, membuatnya sedikit merasa salah tingkah takut ada sesuatu yang mengganggu di wajah atau penampilannya.

Lantas Abim cepat menggeleng. "Nggak hehe, Abim ke toilet dulu ya." pamitnnya, Aira mengangguk seraya meratapi kepergian kekasihnya yang mulai memasuki toilet untuk membersihkan diri.

Begitu pintu tertutup, Aira buru-buru memegang dadanya yang terasa berdebar saat berdekatan dengan Abim yang kini telah resmi menjadi kekasihnya itu.

"Kenapa dia gemes banget sih!" gumamnya memekik pelan akan tingkah Abim tadi.

Aira memang menyukai sahabatnya itu, tapi tak pernah ia bayangkan jika berpacaran dengan Abim akan semendebarkan ini. Aira seperti merasa kembali jatuh cinta untuk yang pertama kalinya.

***

Kota Yogyakarta di malam hari memang tak kalah indah, mereka menikmati liburannya, begitu menyenangkan ketika keenamnya saling melempar canda dan tawa. Menyicipi berbagai macam makanan yang mereka temui, mengelilingi kota Jogja semampunya dan terakhir mereka memutuskan untuk menonton film.

Dylan sudah membeli tiketnya, hingga tak lama kemudian nomor antrian mereka pun dipanggil untuk memasuki gedung teater. Tentunya pasangan baru itu selalu terlihat menempel, seakan sebelumnya mereka sudah memasang lem di tubuh masing-masing agar selalu menempel.

"Aira mau cilornya lagi donggg." rengek gadis itu ketika melihat cilor milik Abim yang tinggal tersisa satu.

Bukannya memberikan cilornya, tetapi kini Abim malah memakan setengahnya, lantas setelah itu Abim kasih pada Aira.

Cute Couple [GxG]Where stories live. Discover now