*Part 4*

57 11 8
                                    

Assalamu'alaikum para reader.
Apa kabar kalian?

*Kalau ada kata yang kurang di mengerti jangan lupa komen.

\(๑╹◡╹๑)ノ♬

Dilain tempat

Plakkk......... Suara tamparan begitu keras dan bergema di ruangan tersebut.

"Papa nampar aku"ucap seorang gadis sambil memegang mukanya yang telah ditampar.

"JANGAN PERNAH PANGGIL SAYA PAPA LAGI, SAYA MALU PUNYA ANAK BODOH SEPERTI KAMU." Teriak papa gadis tersebut penuh amarah.

"Kenapa pa, kenapa papa sangat benci sama aku." Ucap gadis itu sambil terduduk di lantai.

"SAYA SUDAH BILANG JANGAN PERNAH PANGGIL SAYA PAPA LAGI, SAYA TIDAK SUDI PUNYA ANAK BODOH DEKIL SEPERTI KAMU, MALU-MALUIN KELUARGA SAJA." Teriak papa gadis itu lagi dengan menunjuk-nunjuk gadis tersebut.

" KENAPA PA, KENAPA PAPA HANYA MEMIKIRKAN PANGKAT-PANGKAT KELUARGA SAJA." Teriak gadis itu dengan melihat papanya.

PLAAK......Suara tamparan kedua kalinya.

"Sekarang kamu sudah berani berteriak sama orang tua." Ucap mama gadis itu yang barusan telah menamparnya. Sedangkan gadis itu hanya menangis tersedu-sedu.

"Saya malu, saya malu mempunyai anak seperti kamu sudah bodoh dekil lagi, coba kamu contohkan kakak-kakak kamu mereka semua pintar tidak kayak kamu." Lanjut mama gadis itu.

Sedangkan kakak-kakak gadis itu hanya diam saja.

Gadis itu hanya menangis tersedu-sedu sambil memegang dadanya.

"Aku lelah, terserah kalian saja." Kata gadis itu terus berdiri dari duduknya.

"Tapi jangan salahkan aku apabila aku berubah." Lanjut gadis itu dan berlari menuju kamarnya.
Sedangkan keluarganya hanya bodo amat dan melanjutkan aktivitas mereka.

Sampai kamar gadis tersebut langsung menutup pintunya dan terduduk di lantai dengan memeluk lututnya.

"Ya Allah, aku lelah, aku lelah dengan semua ini." Ucap gadis itu.

"Aku pengen ngerasain di sayang sama orang tua kayak anak-anak yang lain." Lanjutnya.

"Sekarang aku nyerah, aku pengen hidup tenang." Kata gadis itu lalu mengambil pisau di lacinya. Dia menggoreskan pisau itu di pergelangan tangannya. Darah segar mengalir dari tangannya. Dia tersenyum melihat darah yang mengalir keluar dari tangannya. Sebelum kehilangan kesadaran, samar-samar gadis tersebut mendengar suara pembantunya memanggil namanya, setelah itu kegelapan menjemputnya.

Gadis itu adalah ALDARA PUTRI PRANATA.

Disisi lainnya

Kriing...... Bunyi bel istirahat.

Semua murid bergegas ke kantin untuk mengisi perut lapar mereka, tetapi tidak dengan seorang gadis yang bermake'up tebal. Dia sedang duduk sendirian sambil melamun.

Gadis tersebut adalah Alana Evania Viandra.

Saat Alana sedang melamun tiba-tiba....

Plakkk....

"MAKSUD LO APA BULLY SILIA." Teriak seorang lelaki yang barusan menampar Alana yang bernama Justin.

"Maksud kamu." Balas Alana dengan memegang mukanya yang telah di tampar dan matanya yang sudah berair.

"LO KAN YANG BULLY SILIA DI GUDANG, GARA-GARA LO SEKARANG SILIA ADA DI UKS." Teriak Justin kedua kalinya.

"Bukan, bukan aku." Balas Alana membela dirinya.

"Maling mana mau ngaku, dasar lont*." Kata temennya Justin bernama Damar.

"MAKSUD LO APA SEBUT GUE LONT*, ANJING." Teriak Alana tersulut emosi.

PLAKKKK.......... Tamparan untuk kedua kalinya oleh kakaknya sendiri bernama Vian. Pertahanan Alana runtuh, air matanya jatuh tanpa di suruh.

"Abang nampar aku." Ucap Alana di sela tangisannya.

"JANGAN PERNAH PANGGIL GUE ABANG, GUE NGGAK PUNYA ADIK JALANG KAYAK LO. ADIK GUE CUMA SILIA BUKAN LO, CAMKAN ITU." Teriak Vian dengan menunjuk-nunjuk Alana.

"DAN SATU LAGI GUE NGGAK PUNYA ADIK PEMBUNUH KAYAK LO." Lanjut Vian.

"AKU BUKAN PEMBUNUH, AKU BUKAN PEMBUNUH." Teriak Alana.

"LO ITU PEMBUNUH, KARENA LO MOMMY NINGGALIN KITA, BANGSAT." Ucap Vian dengan memukul dinding kelas.

"Aku bukan pembunuh, bukan bukan AAAAAAAAAAAA." Ricau Alana terus berlari keluar kelas.

Sedangkan Vian dan lainnya hanya diam tanpa niat mengejarnya.

"Udahlah, jangan di pikirin lagi tu si Alana, kita ke UKS mungkin aja Silia udah sadar." Ucap Damar.

"Mmm." Mereka hanya membalas dengan deheman terus pergi ke UKS.

Alana berlari hingga sampai di jalan raya di depan sekolah.

Alana menyebrang dengan sembarangan tanpa melihat kiri kanan, sehingga dia tidak tau kalau du kanan ada sebuah truk yang melaju dengan cepat. Truk itu menabrak Alana dengan keras sehingga Alana terpental beberapa meter. Tubuhnya di penuhi oleh darah dan orang-orang mulai mengerumuninya.
"Aku mohon ya Allah, gantikan jiwa ku dengan yang lain untuk menempati raga ku ini, jiwa ku sudah lelah menghadapi ini semua, agar dia bisa merubah pandangan orang lain tentang aku." Kata Alana sebelum matanya tertutup.

Di UKS

Tok tok.....

"Maaf kak ganggu." Ucap seorang gadis yang mengetuk pintu.

"Iya ada apa." Balas Danu kembaran Damar.

"Saya cuma mau bilang kalau Alana barusan dia kecelakaan di depan sekolah dan sudah di bawa ke rumah sakit." Ucap gadis itu.

"Dan satu lagi kak sebenarnya Alana nggak pernah bully Silia di gudang, saat jam pelajaran Alana nggak pernah izin keluar, cuma itu aja kak saya pamit dulu." Lanjut gadis itu dan pamit.

Semua di dalam UKS terdiam setelah mendengar gadis itu.

"Vian adek Lo kecelakaan, Lo nggak mau liat dia gitu." Kata Danu

"Males." Balas Vian dengan singkat padahal di dalam hatinya khawatir tetapi ego nya terlalu tinggi.

"Lo jangan pernah kayak gini, gimanapun dia adek Lo, nanti adek Lo berubah tau rasa lo." Ucap Danu lagi. Tetapi hanya di balas dengan deheman oleh Vian.

"Terserah Lo Vian yang penting gue udah kasih tau lo. Gue cuma mau bilang jangan pernah nyesel di kemudian hari." Ucap Danu dan pergi dari UKS. Tetapi pas di ambang pintu UKS dia berucap lagi.
"Kalian harus minta maaf sama Alana karena sudah menuduhnya tanpa alasan." Setelah mengucapkan itu Danu pergi dari UKS.

Sedangkan yang lain hanya heran dengan sikap Danu yang berbeda.

Btw gays Silia belum bangun ya

"Gue salah udah nuduh Alana gue harus minta maaf." Kata damar dan berlalu dari UKS.
Sedangkan Vian dan Justin hanya diam tanpa niat minta maaf sama dengan Alana.

#Jangan lupa vote

Tinggalkan jejak ya bestie

Transmigrasi dua sahabatWhere stories live. Discover now