CHAPTER : 3

16 1 0
                                    

Pukul 11.30, mengapa Egan masih memikirkan Kesha? Apa perasaan nya sudah terlalu dalam? Ia masih memikirkan bagaimana cara mendekati Kesha. Sedangkan Ia belum pernah melakukan pendekatan sedikit pun. Pikirnya, akan mustahil Kesha langsung menerima nya. Apa iya akan langsung mengungkap kan nya? Tanpa pendekatan terlebih dahulu? Ia kurang yakin, tapi... ya, ia sudah putuskan!

Kesha, aku sayang kamu.

Ia tidak tau kapan perasaan nya muncul kepada Kesha. Yang jelas, ia yakin, perasaan nya sudah terlalu dalam.

"Aaargghh!" Teriaknya frustasi.

Egan harus mengungkapkannya. bagaimana pun caranya. Tetapi apakah Kesha mau menerimanya? Jika ia ditolak? Bagaimana reputasi nya sebagai most wanted disekolah?

Kesha membuatnya gila! Kali pertama bagi Egan menggilai wanita dan ia takut untuk mengungkapkannya.

Ia menguaap kasar wajah nya dan duduk terpaku disudut tempat tidur nya. Diambil nya gadget terbaru keluaran Apple miliknya, ia mulai mengotak atik gadget nya itu, hingga terlelap.

***
drrtdrttt

Cahaya matahari mencuri celah celah tirai kamar Kesha, hendak menyinari kamar nya dengan leluasa.

Kesha mengambil handphone miliknya dengan malas. Satu pesan diterima. Mata nya membesar. Langasung ia bangkit dari tempat tidurnya.

"Gue tunggu jam 5 sore di d'ciley caffe, penting. Lo harus dateng"

Ohmygod! Whats wrong? Detak jantung Kesha berdebar hebat membaca sebuah pesan singkat dari Egan. Ada apa Egan dengan tiba tiba mengajak nya keluar. Kesha berjalan mondar mandir di sisi tempat tidur nya sambil bertolak pinggang dan menarik rambut dengan bergantian. Ia tidak tau harus bagai mana.

Segera ia menekan nomor telepon yang sangat di hafalnya. Dengan lihainya jari Kesha mengetuk setiap tombol di layar ponselnya. Rani.

""Hallo ke, gangguin aja lo. Gue lagi enak enak nya ngeb----"

"Ran pokonya lo harus bantuin gue, bantuin gue dandan,makeup,nyari baju dan lo juga harus bantuin buat-----"

"Kesha, ada apa sih? Lo mau kemana?"

"Nanti gue carita, pokonya lo harus buruan kesini!"

Kesha mematikan teleponnya. Ia yakin Rani pasti datang. Walaupun caranya sangat tidak sopan sekali tapi ia yakin sahabatnya itu pasti mengerti dalam situasi ini. Ia melempar pelan ponsel nya ke tempat tidur dan langsung merebah kan dirinya.

Di pandang nya langit langit kamarnya, melintas di pikirannya tentang kejadian itu. Itu sudah lama Ke, buang jauh jauh. Ia memejamkan mata erat erat.

***

Kring kring
Rani membunyi kan bel sepeda nya di depan pagar rumah Kesha. Terlihat pak Dono, tergopoh gopoh membukakan pagar. Beru sedikit celah yang terbuka Rani langsung berlari masuk ke dalam rumah. Sepeda nya di banting begitu saja. Rani emang selalu begitu kalau kerumah Kesha. Selalu Pak Dono yang memasukkan sepeda nya kedalam. Pak Dono hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan anak ini

"Keee, buka pintunyaa!!!"
Rani menggedor gedor pintu kamar Kesha. Sebelum ke kamar nya, Rani tidak lupa mengambil cemilan di lemari es. Selalu begitu.

Kesha tersentak dari tidur nya, di buka kan nya pintu dengan segera.

"Rani!! Gue tau Lo pasti dateng. Sekarang udah jam 2 dan gue di jemput jam 5. Lo harus bantuin gue buat dandan,okey?!"
Sahut Kesha dengan semangat.

"Iya Ke, i know what must i do" jawab Rani dengan sedikit cemooh.

Rani membuka lebar lebar lemari baju Kesha, diambil nya satu persatu dress yang ada. Di pejamkannya mata sebelah sambil menerawang dress itu ke arah Kesha. Ia menggeleng geleng seperti desainer profesional.

Kesha mengenakan baju pertama yang dipilih Rani

"Terlalu rame" respon Rani.

Kesha mencoba baju yang kedua.

"Menor" Rani menggeleng gelengkan kepala sambil mengelus dagu nya.

Baju yang ke tiga

"No"

Baju yang ke empat. Please,please. Bathin Kesha.

"Hmmm" Rani mengerinyit paham
"Sempurna!!" Katanya.

Kesha tertawa lega.

Sudah jam 4.50 di jam tangannya, Kesha sudah bersiap siap. Tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil. Di lihatnya ke jendela ternyata itu mpbil Egan. Bukan Egan yang menyetir. Ukuran anak kelas 9 tentu belum di perboleh kan membawa mobil. Egan di antar oleh supir nya.

"Semangat!" Sahut Rani.

Kesha tersenyum sambil menarik nafas dalam. Terdengar bunyi bel dari luar. Di bukakan nya pintu dan tampaklah pria dengan kulit putih lembut, alis mata yang tebal menghiasi matanya, hidung mancung yang mempengaruhi aura nya, pipinya yang tirus menumbuhkan kejantanannya, serta senyumnya yang.... melelehkan hati wanita setiap melihatnya.

Egan ternganga, tak percaya siapa yg ada di depan nya kini. Dress berwarna baby pink selutut dan berlengan panjang itu sangat cocok di tubuhnya. kunciran rabut menggulung itu membuat nya lebih cute. Dengan sedikit lipsgloss membuat bibirnya merah merekah. Cantik,sempurna. Bathin Egan.

Tak sadar kedua nya saling memandang, Rani yang sedari tadi memperhatikan mereka berdeham kecil seraya membangunkan lamunan kedua nya.

"Yauda pergi sono" katanya

Kesha hanya melihat rani sambil menyipitkan matanya.

Mereka seperti sedang ingin pergi kencan. Padahal Kesha belum tau apa tujuan Egan mengajaknya.

Egan langsung naik ke mobil. Yaelah Ke, dia bukan ngajak lu kencan. Ngapain ngarep buat di bukain pintu mobil kaya tuan putri? Ingat, cuma ngomongin hal penting, bukan ngedate. Bathin Kesha sedikit kesal. Tapi di buangnya jauh jauh.

Hening. Kesha resah. Dia tidak ahli masalah sepeeti ini. Kesha membuka sedikit mulutnya, akan membuka pembicaraan. Tapi mulutnya kembali tertutup. Ia tak tau apa yang ingin ia bicarakan.

"Jangan gugup begitu" sapa egan dengan tetap melihat lurus kejalan.

Shit!! Apakah Kesha kelihatan gugup sekali? Bodoh! Kenapa ia tudk menyembunyikan kegugupannya?!

whaaaww udah lama gak ngapdate yaa,maaf terlalu pendek. maklum author lagi fokus ujian. vote dan komen ceruta gaje ku ini yaa xoxo

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jun 10, 2015 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Love is HURTDonde viven las historias. Descúbrelo ahora