17

4.9K 593 78
                                    

"Dimakan dulu buburnya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Dimakan dulu buburnya. Mau kakak suapin?"

Renjun hanya mengangguk lesu. Setelah seharian ia tidak bisa membuka mata, akhirnya Renjun berusaha agar kembali menatap dunia.

Sekarang dia bersandar pada dipan kasur. Wajahnya tampak segar walau di dalam tubuhnya ia masih merasa hancur.

Wanita disampingnya mulai menyuapkan satu sendok bubur ke dalam mulutnya. Perlahan Renjun merasakan bubur yang rasanya hambar di lidahnya.

Disuapan ketiga Renjun memilih untuk tidak makan lagi, semakin diisi perutnya semakin sakit.

"Tunggu ya, kakak simpen dulu ini." ujar Wendy yang diangguki kepala oleh Renjun.

Renjun menekuk kakinya lalu menyembunyikan wajahnya diantara lututnya itu. Kejadian satu hari yang lalu sulit sekali dia hapus dari ingatan nya.

Bahkan ketika ia tertidur rasanya kejadian itu terbawa ke dalam mimpinya.

Lihat, betapa bodoh dirinya sekarang? Merelakan apa yang selalu dia jaga sebelum waktunya. Nyatanya mahkota miliknya telah ia berikan cuma-cuma pada seorang pria yang begitu brengsek.

Cinta memang buta, apapun asal demi cinta. Tapi ternyata yang Renjun terima ialah luka.

Cukup Haechan menyukainya balik, itu sudah sangat cukup. Tidak lebih dari teman pun tidak masalah, yang penting Renjun bisa merasakan disukai kembali.

Ekspetasinya terlalu berlebihan. Sejak awal Haechan tidak menyukainya, waktu itu Haechan hanya menolongnya.

Ini semua salah dirinya karena terlalu dibawa perasaan.

Namun, jujur, Renjun ingin memeluk Haechan sekarang, sekali lagi saja.

"Dek?"

Renjun menoleh tanpa berkata apapun.

"Ada yang cariin kamu, kamu bisa jalan, kan?"

"Bisa." Renjun langsung turun dari ranjangnya untuk pergi menghampiri seseorang yang katanya mencarinya.

Tanpa melihat siapa orang itu, Renjun langsung memeluknya, membenamkan wajahnya di bahu orang itu.

"Ren? Lo sakit, ya?"

Renjun mengangguk lesu. Orang itu akhirnya membalas pelukan Renjun.

"Lusa ada kumpulan skate, buat bahas event. Mau ikut?"

"Iya."

Yangyang menghela napas lalu semakin mempererat pelukannya, "Gue gak tau lo sakit. Inisiatif aja, kebetulan banget."

"Makasih ya." hanya itu yang bisa Renjun ucapkan pada teman nya.

Ingin sekali rasanya Renjun menceritakan apa yang sudah terjadi pada Yangyang. Tapi tidak, bukankah itu adalah aib? Tidak, Renjun tidak akan menceritakan nya, itu sangat memalukan.

Hasta La Vista | HyuckrenWo Geschichten leben. Entdecke jetzt