18

4.7K 569 25
                                    


Apa yang sudah Haechan lakukan padanya? Renjun kembali merasakan sakit, tapi bel pulang tinggal beberapa menit lagi.

Renjun harus menahan rasa sakitnya sampai pulang nanti. Sesekali dia meringis sambil memegang perut dan kepala nya.

Namun ternyata Renjun sudah tidak sanggup menahannya, berakhir ia meletakkan kepala nya diatas meja. Tidak peduli jika guru di depan menegur nya karena tertidur.

Renjun menutupi wajahnya dengan lengannya, perlahan ia meneteskan air mata. Disaat seperti ini Renjun selalu membutuhkan Haechan. Sama sekali tidak ada rasa kapok padahal tadi pagi Haechan mendorongnya sebab tidak ingin dipeluk.

Tiba-tiba Renjun berdiri lalu meminta ijin keluar kelas pada guru. Ia melangkahkan kaki nya untuk mencari pria Lee itu.

Renjun janji, sekali lagi saja, ia ingin memeluk Haechan lagi. Setelah itu Renjun janji tidak akan memeluk pria itu lagi.

"Haechan!!" panggil Renjun ketika ia sudah menemukan pria yang ia cari sejak tadi.

Yang dipanggil berbalik dengan wajah datar atau.. lebih ke tidak suka?

"Chan! Tolong gue pengen peluk lo sekali lagi aja, pliss." mohon Renjun yang sudah melingkarkan kedua tangan nya di tubuh Haechan.

Haechan yang tadinya memang ingin menolak pun tidak jadi setelah Renjun memohon seperti itu. Baiklah, Haechan akan memberi laki-laki itu kesempatan, tapi dirinya tidak akan membalas pelukan nya.

"Sekali doang kan?"

"Iya. Gue janji gak bakal peluk lo lagi, gue janji abis ini gak akan ganggu kehidupan lo lagi."

"Emang lo tahan sama janji lo?"

Seketika Renjun terdiam. Kata-kata itu memang otomatis keluar dari mulutnya, tapi apa yang Haechan katakan ada benarnya. Apakah dirinya akan bertahan dengan janji nya?

"Chan.. gue sayang sama lo."

Haechan mengalihkan pandangan nya, perasaan aneh itu muncul kembali saat Renjun berkata seperti itu. Disisi lain Haechan teringat kejadian kemarin.

"Lo bodoh. Udah punya pacar masih bilang sayang sama cowok lain."

"Hah?" Renjun akhirnya melepaskan pelukannya pada Haechan, "Gue gak punya pacar."

Haechan menaikkan sebelah sudut bibirnya, "Gue mau balik. Udah lo sana ke kelas lagi."

Haechan kemudian berbalik tapi Renjun kembali berbicara dan itu membuat Haechan sedikit geram.

"Gue tau lo gak suka sama gue, Chan. Tapi tolong kalo ternyata nanti gue milih nyerah, lo jangan nyesel. Jangan ngemis-ngemis abis itu."

Haechan mengepalkan kedua tangan nya. Kembali menghampiri Renjun lalu mencengkram kerah seragam remaja itu.

"Lo kira gue semiskin itu sampe ngemis-ngemis sama lo!? Gue bahkan gak sudi ngelakuin itu ke lo!! Sadar diri!!" Haechan berteriak di depan wajah Renjun, remaja di depan nya hanya memejamkan mata.

Ini semua salah, menemui Haechan adalah kesalahan besar. Renjun merasakan kepala nya semakin sakit setelah diteriaki seperti itu oleh Haechan.

"Maaf..." hanya itu yang bisa diucapkan oleh Renjun.

Ia sadar perkataannya salah, tapi Renjun pun tidak tahan ingin mengatakan itu semua pada Haechan. Renjun ingin Haechan sadar atas semua perlakuan nya, tapi ternyata ekspetasinya tidak sesuai dengan kenyataan.

"...maaf, gue gak sengaja bilang gitu." ujar Renjun.

Haechan lalu melepaskan cengkraman nya. Sedikit mundur dan menatap remaja di depan nya yang menunduk.

Jujur Haechan tiba-tiba merasa kasihan pada Renjun, dirinya tiba-tiba merasa bersalah karena sudah kasar pada laki-laki itu.

"Sekali lagi." sahut Haechan.

Renjun mendongak, "A-apa?"

"Lo.. boleh peluk gue sekali lagi."

Air mata Renjun kembali menetes, perlahan ia menghampiri Haechan dan kembali memeluk tubuh pria itu.

.
.
.

Haechan menghampiri mobilnya dan membuka pintu nya lalu menyimpan tas futsal nya di jok belakang.

Ia memutari mobilnya untuk masuk dan duduk di jok pengendara. Haechan tidak langsung menyalakan mobilnya, melainkan menempelkan dahi nya ke setir mobil itu.

Benar apa yang dia katakan dulu, hidupnya menjadi tidak tenang semenjak Renjun hadir di kehidupan nya.

Mengapa waktu itu ia menolongnya? Mengapa tidak Haechan biarkan saja? Mungkin hidupnya akan aman dan damai sekarang.

Hampir setiap hari dirinya dihantui oleh perasaan yang abstrak, yang Haechan tidak ketahui maksudnya. Bahkan ketika ia tidur pun rasanya tidak tenang.

Mungkin benar, Haechan harus membuat Renjun menjauh darinya, pergi dari kehidupan nya.

Ia menyesal karena telah memberi kesempatan lagi pada Renjun, remaja itu pasti akan kembali berharap dan semakin berharap padanya.

Kemudian Haechan menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya untuk pergi dari area sekolah.

Haechan lelah untuk sekarang, dia ingin beristirahat sebentar.

.
.
.








Vote & komen :"

Hasta La Vista | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang