Salting

1 0 0
                                    

12-Salting

Sekarang Vio sudah siap di kamarnya. Karena ini bukan lah acara resmi, jadi ia hanya menggunakan celana jeans dan kaos oblong saja. Pakaian ini termasuk pakaian santai, karena ia tidak akan menemui guru, paling hanya bertemu dengan beberapa mahasiswa dari fakultas lain.

Terakhir sih Galaksi bilang ingin berangkat 5 menit yang lalu, namun sampai sekarang belum juga tiba. Saat ini ia sedang duduk di kursi meja belajarnya, hanya untuk scroll tiktok dan berbagai macam aplikasi yang ada di handphone nya.

"Kak gue masuk ya" Vio hanya berdehem saat mendengar pintu kamarnya di ketok dan ada suara Asha diluar. Asha pun yang sudah di persilahkan masuk pun membuka pintu dan kembali menutupnya.

"Widih sore-sore begini mau kemana lo?" Vio pun berbalik arah menghadap adiknya yang sedang tiduran dikasurnya. Kata ayah tidak sopan jika ada seseorang berbicara kepada kita, tapi kita malah membelakanginya. Tidak sopan itu namanya.

"Ada acara gebyar besok di kampus, gue disuruh ikut sama Galaksi"

"Itu cowok yang kemarin kak?" Vio mengangguk sebagai jawabannya. Lama mereka terdiam, bergelut dengan pikirannya masing-masing.

"Lo suka ya kak sama kak Galak?" Vio tentunya terkejut bukan main mendengar pertanyaan adiknya ini. Bisa bisanya dia menyimpulkan perasaan dirinya hanya dalam sekali melihat.

"Dih sotoy lo" Asha pun bangun dan duduk sila di kasur Vio, sepertinya kali ini akan menjadi perbincangan yang cukup berat.

"Kak, gue udah sama lo dari gue lahir didunia ini. Gue udah tau sifat sifat dari setiap orang yang ada di rumah ini. Dari tatapan lo kemarin waktu bareng sama kak Galak itu tatapan yang berbeda kak, tatapan itu belum pernah lo kasih ke orang lain" Vio tidak berkata apa-apa, rasanya ingin membantah perkataan Asha pun ia tak sanggup.

"Gue tau mungkin lo masih trauma sama kejadian dulu disaat bunda mau direbut sama laki-laki lain, sehingga lo sendiri pun ga percaya lelaki lain selain ayah. But come on, itu udah belasan tahun lamanya kak, apa lo masih mau stuck disitu aja?"

Dulu sewaktu Vio berumur 9 tahun, pernikahan ayah sempat hampir buyar karena laki-laki yang seenaknya menarik bunda ke apartemen miliknya. Dan terjadilah perselisihan di antara ayah dan bunda, namun untungnya almarhum kakek berhasil mengembalikan rasa kepercayaan di antara keduanya dan sampai sekarang pernikahan ayah dan bunda masih bertahan sehingga bisa melahirkan Veron kedunia ini.

Dan sejak saat itu, kepercayaan Vio mulai hilang kepada lelaki lain. Berbeda dengan Asha yang sudah bisa menerima kehadiran lelaki lain untuk masuk ke dalam hatinya.

"Gue gatau, Sha. Jika lo tanya gue suka atau enggak sama Galaksi, gue masih ragu. Bahkan otak gue pun sudah berulang kali mencari jawaban tentang persoalan itu, tapi tetap aja gue gatau harus jawab apa" Asha menggeleng.

"Lo salah kak, ga seharusnya otak lo yang mencari jawaban itu. Tapi hati lo yang harus menjawab pertanyaan tersebut. Otak masih bisa dimanipulasi, tapi tidak dengan hati lo kak" percakapan mereka berhenti saat mendengar teriakan Veron dari bawah.

"Kak Vio! Ada yang nyariin lo nih!" sudah pasti yang dimaksud Veron adalah Galaksi, Vio pun berdiri dan mengambil tasnya beserta handphonenya ke dalam tas. Ia pun keluar, namun sata berada diambang pintu ia pun berhenti dan berbalik kearah Asha membuat alis Asha bertaut.

"Thanks, Sha" Asha hanya memberikan senyum tulus khas dirinya membuat siapapun yang melihat senyum itu akan merasa hangat dibuatnya. Vio pun berlalu meninggalkan Asha dikamarnya.

"Lo gak salah kak, cuma masa lalu lo yang salah"

***

Mereka berangkat ke kampus menggunakan motor Galaksi. Galaksi bukan berasal dari keluarga yang mempunyai mobil yang berderet di garasi rumahnya, ya sama lah dengan keluarga ayah Rudi. Dan Galaksi sendiri pun lebih nyaman menggunakan motor daripada menggunakan mobilnya. Kalau boleh jujur, Galaksi memiliki perasaan yang lebih terhadap Vio, tentunya lebih dari sekedar teman dan sahabat. Ia menyukai Viona Adisha.

Hujan dan LukanyaWhere stories live. Discover now