19) Cepat Sembuh, Sayang

17.4K 1.6K 61
                                    

|•|

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

|•|

Kavi masuk ke dalam rumah dengan badan yang serasa ingin tumbang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kavi masuk ke dalam rumah dengan badan yang serasa ingin tumbang. Efek dari kehujanan saat menjemput Relin waktu itu nyatanya membuat tubuh Kavi jadi meriang. Hal itu sebenarnya sudah ia rasakan sejak tiga hari lalu namun karena gejalanya tak terlalu terasa Kavi memilih untuk mengabaikannya. Tapi entah kenapa hari ini malah semakin menjadi-jadi. Pun dengan flu yang sumpah demi apapun rasanya membuat kepala Kavi jadi terasa pusing dan berat. Bersyukur saja tadi ia bisa menyetir dengan selamat sampai tujuan.

Menolak ajakan yang lain untuk merayakan ulangtahun Pak Aji dengan alasan kurang enak badan nyatanya adalah keputusan yang paling tepat bagi Kavi saat ini. Lihatlah baru saja tubuhnya bersentuhan dengan kasur matanya sudah langsung terpejam. Padahal dia jelas harus membersihkan diri terlebih dahulu sebelum istirahat. Tapi kenapa rasanya sulit sekali untuk bangun.

Kavi terbatuk kecil dengan flu yang tak kunjung sembuh bahkan setelah ia meminum obat yang diberikan oleh Karina—asistennya. Kavi jarang sakit. Maka dari itu ia merasa aneh dengan kondisinya saat ini.

Kavi mencoba merogoh saku untuk mencari ponsel, berniat memberitahu sang istri tentang keadaannya yang sedang sakit. Dia berharap sekali kalau wanita itu mau segera pulang. Namun saat menyadari kalau ponselnya sekarang sudah mati karena kehabisan baterai, Kavi lantas menghembuskan nafas berat. Oke, baiklah. Dia akan mengabari istrinya itu nanti setelah istirahat sebentar. Kepalanya yang pusing dan berat membuat ia kesulitan untuk mencari charger.

"Mas?"

Kavi tak tahu entah berapa lama ia sudah tertidur saat tiba-tiba ia mulai mendengar suara wanita yang terdengar samar-samar. Itu suara Relin. Astaga, apa sekarang dia sedang berhalusinasi lantaran panasnya yang terlalu tinggi? Atau jangan-jangan ini efek karena Kavi memang sudah sangat merindukan istrinya itu?

"Mas Kavi?"

Lagi-lagi suara itu. Dapat Kavi lihat dari arah pintu kamar muncul sesosok manusia yang sangat mirip dengan Relin. Wajah cantik wanita itu jelas sangat familiar di matanya. Apa orang sakit memang cenderung suka berhalusinasi? Tapi kenapa sosok Relin itu kelihatannya nyata sekali?

When I Become A Wife [COMPLETED]Where stories live. Discover now