[3]

1K 116 21
                                    

Nt:nama syndromenya gw ngarang,jdi gk bakaln ada klo lo pda nyari di gugel.y

.
.

"Kau benar benar gila, aku tak akan terlibat kalau kau berseteru dengan Haitani bersaudara,"tutur Sanzu pada Keshia yang terkekeh.

Didepan mereka seorang Ran Haitani terbaring diatas brankar dengan banyak alat menempel pada tubuhnya.

"E.R syndrome, kombinasi dari maladative daydreaming dan erotomania" Keshia mengerlingkan mata nakal kearah Sanzu.

"Tapi tenang saja, Ran tak akan menderita penyakit apapun kok, kalau aku gagal kau bisa membunuhku" ucap Keshia mengangkat bahu tak acuh.

Benar, Ran adalah kelinci percobaan untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan teknologi alat pencuci otak terbaru buatan Keshia ini.

Sejak awal Keshia memang bingung mau menumbalkan siapa, dan kebetulan Ran Haitani merupakan sampel yang cocok karena pria itu begitu mengidamkan seorang wanita yang melebihi ekspektasinya.

E.R syndrome menyebabkan semua yang diinginkan Ran terwujud, termasuk hidup kembalinya [Y/N] yang sebenarnya mustahil.

Sebenarnya ini sebuah penyakit gangguan jiwa, namun Keshia mengubah komponennya dan merombaknya menjadi pencuci otak.

Singkatnya,khayalan yang berubah menjadi adiksi.

"Lihat,betapa menyedihkannya pria tampan satu ini," tutur Keshia dengan senyum mengejek yang kentara.

Tak jauh dari Ran berada, terdapat sebuah balok berukuran besar mirip kulkas, yang berisi [Y/N] sesungguhnya.

Keadaannya tentu saja masih sama, tak bernapas.

"Jangan terlalu kecewa Haruchiyo, aku sudah mencoba mencari identitas wanita ini," Keshia memutar kursinya menghadap Sanzu.

"Dan hasilnya?"tanya Sanzu, ia menyandarkan diri ke dinding seraya meneguk sebuah kapsul berisi sabu.

Keshia mengulum senyum.

"Yang pasti tidak akan mengecewakan kedua belah pihak,"ujarnya berdiri, berjalan kearah sebuah pintu ruangan khusus yang didalamnya terdapat monitor khusus yang kabelnya tersambung dengan bagian bagian tubuh Ran Haitani.

"Biarkan saja dia menikmati fatamorgana itu sedikit lebih lama, lalu hempaskan mimpinya dengan menyadarkannya ke realita, akhir yang bagus bukan?" kekeh Keshia.

Sanzu mendecak.
"Dasar jalang gila!"

Keshia hanya tersenyum tipis menanggapinya.

.
.

"Masih kurang?sudah kukira, mal ini tidak memuaskan wanita-ku"celetuk Ran pada [Y/N] yang tampak berwajah lesu.

Wanita itu langsung melebarkan mata dan menghentikan langkahnya.

"Tunggu, bukan begitu maksudku-

"Belanjaan yang dibawakan 4 anak buahku memang tidak cukup ya," Ran memasang tampang berpikir, sedang [Y/N] melotot.

Ran mengusap dagu, detik berikutnya pria itu mengulas seringai.

Ia menunduk untuk menatap [Y/N].

Sebelah tangannya dimasukkan ke dalam saku dan sebelahnya lagi mengangkat dagu [Y/N] agar menatapnya.

"Aku ingat diadakan pelelangan dini hari ini, kau pasti akan menyukai 3 barang terakhir yang akan jadi ikon pelelangan itu, sayangku♡" ucapnya dengan senyuman yang membuat [Y/N] kehabisan napas.

Pria didepannya ini benar benar membuat [Y/N] jatuh sepenuhnya kedalam pesonanya dirinya!

.
.

"Lihat, sayang,"bisik Ran di telinga [Y/N] sambil menarik pinggangnya mendekat.

My Girl[Ran Haitani×Readers] Tokyo RevengersWhere stories live. Discover now