[4]

745 85 10
                                    

Ran benar benar nyaman saat ini, tak ada misi dadakan dari Bosnya, tak ada Rindou yang mengganggu, ditambah wanita yang diincarnya telah tunduk padanya.

"Apaan nih?"Ran terkekeh, walau dalam hatinya ia bersorak menang.

Sudah ia bilang kan, tak ada wanita yang tak luluh padanya?

[Y/N] meremas bathrobe yang dipakainya, lalu mulai melepasnya.

"Ini..a-aku ingin berterima kasih, Ran-san.."sial, sikap malu malunya benar benar membuat Ran ingin menerkamnya.

Setelah bathub itu terlepas seluruhnya, Ran dapat melihat pakaian maid yang dipakai [Y/N].

Cantik, seksi dan sangat..memesona.

"Hm..mengapa memakai pakaian maid, [Y/N]?" Ran memiringkan kepala, berlagak polos yang membuat wajah [Y/N] makin merah padam.

Harusnya lingerie sekalian.batin Ran menyambung.

"I-i-itu..katanya kalau berterima kasih pada orang yang k-kusuka, ini adalah salah satu caranya!"jelas [Y/N] tanpa berani menatap Ran.

Ran mengulas senyumnya, senyum licik yang tampak menawan dimata [Y/N] yang diam diam meliriknya.

"Kalau begitu..kema—"

"ANIKI!!"

DEGH!!

Ran bungkam.

"ANIKI,APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA, SIALAN!"

Ran meremas kepalanya, sekilas ia mendengar suara Rindou begitu murka.

Namun, dimana adiknya itu?

Tiba tiba, penglihatan Ran jadi gelap seketika.

[Y/N] menghilang begitu saja, membuat Ran dilanda kepanikan.

Ran meringis, seakan kepalanya dihantam oleh bebatuan.sakit.

Jantungnya berdetak cepat, mengirim sinyal ke otak, membuat Ran menahan sesak di dada.

Apa yang terjadi padanya?!

"Arghh!"

Denyutan itu perlahan mereda, digantikan kembali dengan suara Rindou.

"Aku sudah tak peduli kalau kau orang yang paling disayangi Bos, kalau itu menyangkut aniki, aku akan membunuhmu!!"

Suara itu lagi, namun yang Ran lihat hanyalah kegelapan.

Dimana Rindou?darimana suara itu berasal??

Pertanyaan mulai menggerogoti kepala Ran.

Ia panik, tak ada yang dapat ia gapai, seluruh tempat yang berada didepannya hitam.hampa.

Dan paling penting, kemana hilangnya [Y/N]??

Seberkas cahaya memasuki pandangannya, silau.

Perlahan, Ran membuka matanya.

Pandangannya samar samar, ia mengerjap beberapa kali membiasakan pencahayaan.

"Aniki!sadar, kau jadi alat eksperimennya!"pekik Rindou dengan suara teredam.

Dok dok dokk!

"BUKA!"pekik Rindou.

Ia terus menggedor pintu labolatorium.

"Shh..dimana?"tanya Ran dengan nada rendahnya, pandangannya masih sedikit buram.

Ia melirik ke samping dan melebarkan mata.

"Gimana mimpimu dengan [Y/N] selama ini? lancar, hm?"tanyanya, seringaian terpampang di wajah cantiknya.

Ran melotot, ia melepas paksa infus juga alat bantu pernapasan di hidungnya, dan tangannya yang lain menggapai sebuah benda di nakas.

My Girl[Ran Haitani×Readers] Tokyo RevengersWhere stories live. Discover now