02 : Pulang

273 45 4
                                    

Karel tercekat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Karel tercekat. Pacar? Secepat itukah? Oh ya, satu info yang belum kalian ketahui. Alasan mengapa Jaci merasa canggung dengan lelaki itu tadi. Yaitu karena Jaci ditolak.

Garis bawahi, ditolak.

Sebenarnya dua sejoli ini sudah dekat semenjak Jaci sedang dalam masa MPLS. Karel, yang merupakan ketua OSIS sekaligus panitia kegiatan tersebut pun sudah tertarik dengan gadis itu sejak pandangan pertama.

Jaci tidak tahu mengapa ia bisa begitu dekat dengan salah satu kakak kelasnya itu. Padahal, seumur-umur gadis itu hanya dapat berbaur dengan orang yang memang kelihatannya tidak akan menolak ajakannya untuk berteman. Sesungguhnya, temannya banyak. Tetapi ya hanya teman biasa. Berbeda dengan Hasta, Kama, atau Fagan yang merupakan 'teman luar biasa'.

Tapi jangan salah paham. Ke-empatnya bersahabat kurang lebih setahun tanpa memiliki perasaan seperti laki-laki memandang perempuan, maupun sebaliknya.

Kelihatannya sih begitu.

Cowok yang berusia setahun di atas nya itu berdehem, berusaha mengembalikan suasana yang mendadak canggung. Sesekali melirik lengan gadis dihadapannya yang masih setia bertengger di lengan sosok yang disebut-sebut sebagai kekasih dari gadis itu.

Disamping Jaci, Daim tersadar. Usai beberapa menit termenung mencerna ucapan gadis itu, baru lah dia sadar akan kondisi dan sebisa mungkin berupaya menjaga jarak karena tatapan cowok didepannya sangat tak bersahabat.

Baru saja laki-laki itu ingin menjelaskan mengenai status mereka yang hanya bualan seorang Jaci belaka, lisannya kurang cepat dalam merealisasikan apa yang tengah ada di pikiran cowok itu.

"Kita duluan ya, Rel." tanpa menunggu balasan, Jaci segera menarik tangan Daim.

Meninggalkan Karel dengan perasaan berkecamuk. Antara kaget, sedih, marah, kecewa, menyesal semua menjadi satu.

🐶🐱

"Daim, lo marah?" Jaci merangkul pundak cowok itu tanpa dosa. membuat sang pemilik nama yang merasa terpanggil itu mendengus kecil.

Cowok itu menepis tangan Jaci dari pundaknya. Ia memilih untuk berdiri berhadapan dengan gadis itu, tak lupa disertai tatapan intens dari netra hitam kelam miliknya.

Baru kali ini dia menemukan gadis seberani Jaci. Sudah ngaku-ngaku sebagai pacar, sekarang main rangkul saja tanpa beban.

Sok kenal sok dekat. Dan sialnya, itu malah berhasil mencuri perhatian Daim.

Ini bukan pertemuan pertamanya dengan gadis itu. Tetapi, ini adalah percakapan pertama mereka. Karena Jaci yang sulit mengingat momen dan Daim yang tidak pandai memulai pembicaraan, interaksi baru dapat terjadi diantara mereka saat ini.

Dilihat dari dekat, Jaci semakin menarik dimata Daim. Mata nya yang berbentuk seperti mata kucing, bibir tipisnya, rambut sebahu nya yang terurai dan sikapnya yang—argh sudahlah. Daim ingin menepis ketertarikan itu.

JAIMWhere stories live. Discover now