14. JIN0412

360 40 8
                                    

"Jangan terlalu dekat dengan orang, kau tahu resikonya apa?" Kata Taehyung di mobil, mereka dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Apa maksudmu itu Jungkook?" Jin menebak.

"Siapapun itu," kata Taehyung,

"Jungkook anak baik, dan dia juga polos, aku tidak tega kalau mengabaikannya," kata Jin, dia memang merasa sedikit terlalu lepas kontrol saat bersama Jungkook dan kadang tidak bisa menahan diri untuk tidak banyak mengobrol. Habisnya Jungkook itu anak yang sangat menyenangkan setelah dekat.

"Justru itu, kau itu gampang sekali memberikan hatimu. Nanti kalau dia tahu banyak tentangmu ujung-ujungnya aku yang repot," pungkas Taehyung tak sabaran.

"Tae, bisa kah kau sedikit mengurangi berfikir negatif, Jungkook hanya teman satu kelas, tak banyak yang aku ceritakan padanya," kata Jin membela diri. Lagian memang Jungkook anak yang baik mana mungkin dia akan mencelakai atau menghianatinya.

"Kau menyebutkan alamat kita tinggal, apa bukan ceroboh namanya?" desis Taehyung, sepertinya tidak bisa menahan dirinya untuk tidak marah.

"Itu karena dia tinggal dekat di area rumah kita, jadi aku memberitahu, siapa tahu dia mau mampir ke rumah," kata Jin jujur. Wajar bukan, sesama teman saling mengunjungi, Jimin saja bisa melakukannya.

"Itu yang tidak aku suka!" kata Taehyung tegas,

"Maaf Tae, aku pikir aku bisa bersosialisasi seperti orang biasa," Jin menatapnya, kecewa.

Taehyung menatapnya tajam,

"Sudah kubilang, jangan lupakan statusmu!" Taehyung membentaknya kali ini,

"Tae, aku ingin hidup layak seperti halnya orang lain,"

"Lalu? Kau bisa seenaknya memberitahu siapapun tentangku? Atau tentang Jimin? Atau kau mau menjual cerita kita? Kau ingin mereka mengasihanimu?"

"Apa ini tidak keterlaluan Tae? Aku hanya cerita seperlunya, itu wajar saat berteman,"

"Aku bukan temanmu!" Taehyung tampak emosi,

"Aku tahu!" Jin juga membalas bentakannya, Jin juga. Sakit. Ketika dia mendengar kata-kata itu pada akhirnya.

"Kau berani membentakku sekarang?!" Taehyung menatapnya dengan penuh amarah,

"Karena kau juga membentakku," kata Jin menarik nafasnya, mengontrol dadanya yang bergemuruh, dia marah. Jin sangat marah sekarang.

Taehyung membanting stirnya ke tepi jalan,

"Apa maumu? Kau mau apa hah?!" Taehyung akan melanjutkan pertengkaran mereka. Sepertinya hal ini yang membuatnya uring-uringan dan Jin tahu, Taehyung sudah lama menahannya.

"Aku mau kau mengerti, kalau aku juga ingin berteman, kalau kau tidak maupun aku tidak apa-apa," Jin berkata jujur.

"Kenapa kau berubah sekarang? Kau harusnya diam? Kau lupa kalau ayahku sudah memberikan hal yang layak padamu? Kau lupa semua itu untukku, kau harusnya menurut padaku dan diam saja," kata Taehyung kejam.

Jin menatapnya, amarahnya tiba-tiba menguap.

"Aku lupa," kata Jin sedih, dia marah tapi setelah diingatkan hal itu, dia jadi tidak bisa melawan lagi.

"Aku selalu lupa kalau aku cuma manusia buangan dan dipunggut keluargamu Tae," katanya,

"Dengar, kau harusnya mengerti dan diam saja, jangan banyak bertingkah, membuatku lelah, kau tahu?"

"Aku tahu," kata Jin membuang muka ke luar mobil,

"Ya sudah jangan banyak tingkah dan-"

Tiba-tiba Jin meraih gagang pintu mobilnya, dan keluar,

JIN0412 (Alter Ego)Where stories live. Discover now