K2H 18

1.9K 244 30
                                    

Jati Diri

Tak

Tak 

Suara high heels itu menggema kala beradu dengan ubin lantai. Si pemakainya kemudian berhenti didepan sebuah pintu, matanya menatap rumit tersebut. Menghela napas, wanita itu mengulurkan tangannya untuk mengetuk daun pintu.

Tok

Tok

"Lee-Daepyonim.... Ini saya, Jeon Somi"

Suara dalam dan berat terdengar menjawabnya, mempersilahkannya masuk. Sebelum benar-benar membuka pintu, Somi lamat-lamat berbisik.

"Maafkan aku Jaem"

* * *

Puncak lelucon ini benar-benar fantastis. Mampu mengguncang Jaemin sampai ke intinya. Tangisannya tidak berhenti membawa duka dan kekecewaan. Sungguh, dia tidak mengharapkan akhir seperti ini. 

Seribu do'a dia langitkan, siang dan malam...

Jangan sampai kekasih hatinya mengetahui betapa mengerikan dirinya...

Kenyataan ini menamparnya. Rasa sakit tak tertahankan muncul, membuat Jaemin kebingungan. Jeno... Kekasih hatinya.... Mengatahui dirinya bisa berubah menjadi monster haus darah. Tidak polos dan murni seperti yang lainnya. Dia melupakan fakta bahwa Jeno menyatakan perasaan untuknya...

"Lalu? Mengapa kau mengiyakan ideku untuk membiarkannya pergi? Kau melepaskannya Jen... Karena kau pun takut bukan padanya?" 

Jika luka sebelumnya masih sangat segar, maka pertanyaan ini menambahkan garam kedalamnya.

"Kau... Takut dia melukaimu... Membunuhmu"

"BERHENTI HUANG!" Jeno menghentikan ucapan Renjun. Kemarahan terlihat jelas dari raut wajahnya.

Jaemin meremat erat dadanya yang merasakan sakit luar biasa. Dirinya membenci para dewa, mengapa harus dia mendengar semua ini?. Jika tidak ditakdirkan melewati sungai sanzu maka jadilah itu. Jika ditakdirkan tidak reinkarnasi maka jadilah itu. Jika tidak bisa diterima langit maka jadilah itu, asalkan dirinya tidak terikat seperti ini.

Menyaksikan dan mendengar sisi dari seseorang orang yang dicintai serta menemukan fakta ini begitu sangat menakutkan.

Neraka...

Jaemin ikhlas terjun bebas kedalamnya... Dosanya, dia tahu itu. 

Demi cintanya pada sang pujaan hati..

Ah... Tidak... Semua... Demi kesetiaan pelayan pada tuannya...


KISI-KISI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang