K2H-2

2.4K 381 23
                                    

.

Saingan cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saingan cinta

.

Jaemin dengan wajah ditekuk menatap Jeno. Sesekali dia menghela nafas berat, walau dia sekarang tidak yakin apakah dia benar-benar bernafas(?). Jaemin mati itu sudah jelas, dia bukan hantu pemula yang bodoh, kedua kakinya benar-benar tidak menyentuh tanah eh tunggu bukankah itu lantai? Ah sama saja intinya dia tidak bisa berpijak dengan benar. Tubuhnya melayang-melayang di udara seperti balon yang diisi gas helium. 

Ada perasaan cemas dan panik dipikiran Jaemin. Bagaimana jika Jeno melihatnya begini? Apakah dia akan meneriakinya? Atau dirinya pingsan saking terkejutnya? Bukankah dia tidak percaya hantu?.

Tanpa sadar Jaemin terkikik, lihat saja jika sampai Jeno bisa melihatnya melayang-layang didepannya dia akan menakutinya sampai mati!.

"HAHAHA" Jaemin tertawa puas hanya dengan memikirkannya.

"Bagaimana jika dia tidak bisa melihatnya?" Jaemin kembali menekukkan wajahnya.

Begitu dalamkah cintanya pada Jeno?.

Bahkan ketika dia menjadi hantu pun, dirinya masih disisinya?.

Sahabatnya, si cerewet Jeon Somi pernah menanyakan padanya kapan perasaannnya untuk Jeno hilang?. 

"Aku tidak akan berhenti mencintai atau melupakannya, bahkan ketika aku berjalan di jembatan sungai Sanzu" Jawabnya waktu itu dengan keyakinan yang tak tahu diri.

Menjawab do'anya para dewa bahkan tidak membiarkannya mati dengan tenang dan melewati sungai Sanzu. Seolah-olah mereka juga menikmati pemandangan Jaemin terikat sangat kuat disisi Jeno. Dan mereka juga seperti mengatakan...

"Luangkan lebih banyak waktu untuk mencintai kekasih hatimu, Na Jaemin... Kami akan mengempeskan ban Limusinmu..."

Terkutuk!

Jaemin tidak mempunyai banyak amal baik  untuk menumpangi limusin. 

Mendesah lelah kesekian kalinya, Jaemin menatap wajah damai Jeno yang masih tidak terusik. Sebelum meninggalkan Seoul, Jaemin merasa cintanya tiada duanya didunia ini yang dia persembahkan untuk Lee Jeno seorang. Tapi, saat kakinya menginjak Singapore. Jaemin harus memaksakan diri untuk memadamkan rasa cintanya.

Karena Jeno...

Tidak ingin melihatnya lagi...

Air mata itu mengalir lagi...

Jaemin tidak perlu repot-repot menyekanya. Toh, pipinya tidak terasa basah.

"Melihatmu dapat tidur dengan nyenyak begini...Kau pasti baik-baik saja tanpaku~" Jaemin berbicara pelan.

"Kau tahu Jeno-ya? Melihatmu seperti sungguh merusak pemandangan mata. Jika saja aku bisa menyentuhmu, aku sudah akan mencekikmu sampai mati" Oceh Jaemin.

KISI-KISI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang