Ch.17 : Tinggalkan Masa Lalu [End]

108 15 1
                                    

🎶 Say You Won't Let Go - James Arthur 🎶

I met you in the dark
You lit me up
You made me feel as though
I was enough

◇◇◇

Broomm~

Ckit!

Nata hela napas pelan, merasa agak tenang ketika mobil yang dikemudikannya berhasil sampai ke tempat tujuan tanpa masalah sama sekali. Sepertinya tak rugi juga dia belajar bawa mobil demi bolak-balik beli barang saat persiapan acara makrab dulu.

Pemuda itu menoleh ke kiri, sedikit tersenyum saat dapati yang lebih muda tengah tertidur dengan damai di kursi penumpang. Padahal dia sendiri yang sejak awal berangkat menolak untuk tidur karena takut terjadi apa-apa di jalan, pikir Nata.

Sebenarnya ia enggan bangunkan Sang Adik Tingkat, ingin biarkannya tidur lebih lama, tapi fajar sudah menyingsing di luar sana. Matahari perlahan tampakan mahkotanya dari ufuk timur, buat Nata mau tak mau harus ulurkan tangan ketuk pelan pipi Bian.

"Bian, bangun. Kita udah sampe."

Entah karena suara yang lebih tua agak terlalu keras atau memang Bian termasuk orang yang mudah dibangunkan, pemuda tersebut perlahan buka mata dan lihat ke sekitar selama beberapa detik seolah berusaha cerna kembali di mana ia berada sekarang sebelum sedikit regangkan tangan.

"Sampe di mana, Kak?"

Nata tidak menjawab dan hanya beranjak turun dari mobil, buat Sang Adik Tingkat sedikit kerutkan kening sebelum menyusul keluar.

Hal pertama yang sepasang netra hazelnya tangkap adalah pemandangan pantai yang terlihat sangat indah dengan pantulan cahaya mentari pagi hiasi permukaannya. Ia tersenyum senang, perlahan putar tubuh ke segala arah untuk cari Nata yang justru menghilang entah ke mana, sampai pandangan pemuda itu jatuh pada sebuah area di sisi kanan mobil yang miliki semacam gapura cantik terbuat dari semak-semak berbunga.

Itu pemakaman. Tepat di sebelah pantai, ada pemakaman tertutup yang sepertinya khusus diisi beberapa orang spesial saja. Bian sedikit miringkan kepala bingung, tapi tetap langkahkan kaki masuk ke dalam sana dan temukan Sang Kakak Tingkat berlutut di depan sebuah nisan di tengah area pemakaman.

Ia sedikit memicingkan mata, berusaha lihat dengan jelas foto yang terpampang di atas nisan bertuliskan nama yang sangat familiar di telinga. Itu...

"Bian, sini."

Mendengar namanya dipanggil, pemuda tersebut segera percepat langkahnya, berdiri tepat di sebelah yang lebih tua sebelum ikut beri salam pada Sang Pemilik Nisan.

"Maaf, gue baru bisa dateng. Beberapa waktu terakhir ini gue sibuk banget; ngurusin acara kampus, belajar buat ujian, diajak jalan juga sama orang." Nata menoleh ke samping, lempar seulas senyum tipis kepada Bian sebelum lanjutkan kembali kalimatnya.

"Hari ini pas banget satu tahun lebih sejak lo pergi, makanya gue nyempetin dateng walaupun mungkin sebentar. Gue harap lo udah tenang di sana. Gue, sahabat lo, berdoa semoga lo gak ikutan stres liatin gue yang sering banget uring-uringan dari atas sana. Lo sahabat terbaik gue. Semoga kita bisa ketemu lagi, entah di manapun itu."

Nata beri salam pada nisan di hadapannya, kedua kaki pemuda itu hendak berjalan pergi sebelum ia kembali putar tubuh hadap foto Sang Sahabat yang tengah tersenyum riang. Satu tangannya perlahan sambar milik yang lebih muda dan menggenggamnya erat sebelum berkata:

Comethru || Taegyu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang