Menghamili seorang perempuan adalah hal mudah. Yang menyulitkan adalah apa kau masih ingin berhubungan dengan wanita yang mengandung dan melahirkan anakmu? Salvador tidak ingin berurusan seumur hidup dengan perempuan yang menyebalkan. Banyak wanita yang ditidurinya tetapi bukan untuk teman hidupnya. Apalah perempuan. Mereka hanya biang masalah.
Berbeda dengan Coraima. Dia mudah dikendalikan.
Sebagaimana Salvador menjungkir balik hidupnya dalam sekejap, Coraima kembali dibuat terjungkir balik ketika membuka mata dari pingsan setelah Salvador memakainya. Ia duduk di sebuah altar, kaki mengangkang dan kedua pergelangan kakinya diborgol dengan rantai berpemberat bola besi. Tangan terpasung di atas kepala. Kedua bulirnya yang memunjung, dingin belepotan es krim vanilla, dan Salvador merangkak di hadapannya, mengemut kedua bulir itu silih berganti bagai anak sapi menyusu pada induknya.
Coraima gemetaran sekujur tubuhnya. "Ssss ... Sal ...?" sebutnya ragu kalau- kalau itu semua hanya mimpi. Sebelum- sebelumnya Salvador memberinya perangsang dan obat anti depresan, ia tidak bisa mengendalikan perasaan dan tubuhnya, ia nyaris tidak tahu apa saja kegilaan yang dilakukannya. Namun kali ini, semakin sadar pikirannya, ulah Salvador semakin tidak masuk akal.
"Aku tidak tahu kenapa setelah denganmu makan es krim bisa seenak ini, Coraima," gumam Salvador kemudian mengemut lagi sehingga sekeliling mulutnya bergaris putih sisa es krim.
"Gaaah! Aaaah!" Coraima ingin memaki ini gila, tetapi ia hanya mengerang- erang tidak rela, menyentak- nyentak tangannya karena kesemutan dan mulai mati rasa.
Tangan besar Salvador menahan tubuh Coraima. "Bisakah kau diam sebentar? Aku sedang menyantap es krimku," gerutunya, lalu mengemut lagi.
"Hhhhh!" sentak Coraima yang kesal sendiri tidak bisa mengatakan keinginannya. Kepalanya sangat pusing karena kehabisan tenaga dan terangsang. Salvador seharusnya lebih peka dengan kondisinya. Coraima ingin menangis saja. Ia mulai terisak.
Salvador menghentikan emutannya. Ia duduk tercenung melihat Coraima sesedih itu. "Apa kau ingin es krim juga?" tanya Salvador.
Coraima mengangguk. Salvador berbalik sebentar mengambil ember es krimnya, lalu kembali duduk menghadap Coraima. Ia menyendok es krim ke mulut wanita itu. Coraima melahapnya perlahan.
Setelah dua suapan, Salvador berlutut dan mengoleskan es krim di kepala batangnya. "Makanlah," ujarnya seraya menatap tajam Coraima.
Wanita itu mendesah lelah, balas mendelik tajam, tetapi mencondongkan kepalanya ke milik Salvador dan memakan es krimnya. Bibirnya mengemut sungkan.
Ekspresi Coraima yang malu- malu membuat Salvador tersenyum. "Kau mau lagi?" tanya Salvador kembali meletakkan sesendok munjung es krim di batangnya.
Apa ia boleh menolak? Coraima lebih mengutamakan ia harus mendapatkan tenaga untuk bertahan hidup. Ia menyantap apa pun yang disodorkan Salvador padanya, meskipun sesuatu yang terlihat memuakkan. Ia tidak boleh berhenti mengemut batang Salvador kecuali pria itu menghentikannya.
"Aaah, kau semakin enak saja, Coraima ...," serak Salvador sambil mencengkeram kepala wanita itu dan mengocok mulut penuh es krim Coraima. "Lagi, sayang, lahap semuanya ... aaah, gadis pintar ...."
Salvador menarik miliknya keluar dari mulut Coraima, lalu duduk seraya mengecup bibir wanita itu sambil tangannya mengocok batangnya. Wanita itu terengah, kesempatan Salvador menyapukan lidahnya ke seluruh rongga mulut Coraima. "Merasa lebih baik, sayang?" desah Salvador menyeringai.
Coraima segera mengangguk.
"Bagus. Kamu masih sukar bicara rupanya, tapi tak apa. Kau bisa menyebut namaku, itu sudah bagus. Sini, sayang, ayo kita main sekali lagi."

YOU ARE READING
Mr. SUBSTITUTE (END)
Mystery / ThrillerCoraima Aldevaro telah menemukan segala yang diinginkannya dalam hidup. Kesuksesan dalam karier dan dalam percintaan. Setelah bekerja keras menjadi tulang punggung bagi kedua orang tua angkatnya, Coraima cukup puas dengan puncak kariernya sebagai ju...