Otanjobiomedeto Hinata Hime

294 59 10
                                    

Penantian Akhir

Khusus untuk cerita ini aku minta semua pembaca untuk memberikan vote nya sebagai bentuk hadiah partisipasi untuk Hinata Hime. Kalau kalian ngakunya pecinta Hinata apalagi SasuHina Lover's tapi gak kasih vote buat cerita ini seandainya kalian baca. Maka kalian benar-benar pembohong!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Namaku Hinata Hyuga. Namun sekarang sudah sudah berubah menjadi Hinata Uchiha. Iya Uchiha. Aku menikah dengan Uchiha terakhir sebagai sarat keberadaan nya di desa Konoha. Tentu saja aku juga harus mengubur semua perasaan ku pada sang pahlawan desa yang hingga akhir bahkan tidak pernah melihat ke arahku.



Sejak awal pernikahan kami, tentu saja semuanya tidak mudah. Dimana kami tidak pernah bicara lebih dari sekedar pembicaraan penting saja. Aku mengerti, sulit baginya untuk berinteraksi denganku yang tiba-tiba saja di pilih sebagai pasangan nya. Karena mungkin saja dia juga mencintai sang wanita Sakura. Karena itu aku tidak pernah memaksakan interaksi di antara kami berdua. Dia bersedia makan masakan yang aku siapkan untuknya saja aku sudah sangat bersyukur.



Walaupun dingin, aku tahu Sasuke bukanlah pria yang benar-benar jahat. Hanya saja masa lalu kelam yang pernah dia alami merubahnya menjadi begitu dingin dan akhirnya bersikap cukup kasar. Aku mengerti, tapi aku juga bersyukur karena dia tidak pernah berlaku kasar padaku. Sehingga seiring berjalannya waktu aku bisa menerima keadaan ku yang menikah bukan karena keinginan ku.





Awal pernikahan, kami bahkan tidak berpikir untuk melakukan malam pertama, walaupun sebenarnya aku sudah siap memberikan hak Sasuke sebagai suamiku, tapi dia mengatakan bahwa kami tidak perlu terburu-buru untuk melakukannya. Aku cukup terharu karena dia bisa menghargai ku tanpa memaksaku. Awalnya aku pikir dia hanya akan menganggap ku sebagai alat membuat bayi Uchiha dan aku menyesal karena berpikir buruk tentangnya.


Sejak saat itu, aku mulai merubah cara pandang dan pola berpikir ku terhadapnya. Aku juga tidak lagi mendengarkan rumor tentang dirinya. Aku hanya akan menilainya berdasarkan apa yang kulihat selama ini dan sejak saat itu aku memutuskan akan mendekatinya. Lagipula dia berhak atas diriku dan juga hatiku. Sejak malam dimana ayah ku dan para tetua Hyuga meminta ku menikah dengan Sasuke. Sejak itu pula aku merelakan cintaku dan memutuskan akan membuka hati pada suamiku walaupun aku sangat takut padanya.


Bukankah wajar bila aku takut padanya. Dia adalah seorang nukenin dan penjahat kelas S yang pasti kemampuannya di atas rata-rata. Bahkan hanya Naruto yang bisa menghadapi nya. Aku hanya takut dia akan menyakitiku. Tapi harusnya aku tidak seperti itu. Harusnya aku percaya padanya bahwa dia sudah berubah sekarang dan aku sangat menyesal pernah berpikiran buruk tentangnya.




Hingga setelah enam bulan pernikahan kami, barulah kami melakukan malam pertama kami setelah dia menanyakan apakah dia bisa meminta hak nya malam itu. Tentu saja aku mengiyakan nya. Dia berhak atas diriku seperti aku yang berhak atas dirinya. Malam itu dia menyentuhku dengan penuh kelembutan dan sangat hati-hati. Aku begitu terharu dia bisa menyentuhku selembut itu. Penyatuan kami terasa begitu nikmat karena kami melakukan nya dengan sepenuh hati dan aku tahu Sasuke menghargai ku sebagai istrinya karena itu dia menyentuhku dengan begitu hati-hati karena takut sentuhannya akan melukai ku. Aku tidak tahu kalau dia bisa selembut ini.




Sejak malam itu, hubungan di antara kami berdua menjadi semakin dekat. Aku sering mengajaknya mengobrol dengan dia yang menanggapi hanya dengan bergumam atau mengangguk kan kepalanya. Tapi aku tahu bahwa dia mendengar kan aku. Itu cukup bagiku, terkadang aku juga akan menanyakan kabarnya dan bagaimana keseharian nya. Aku selalu senang bicara dengannya. Seiring berjalannya waktu aku telah bisa mencintai suamiku seutuhnya. Aku sangat senang. Walaupun tidak ada terucap kata cinta dari bibir nya. Tapi aku bahagia. Walaupun dia tidak mencintai ku, asalkan dia mau menghargai ku sebagai istrinya aku rasa semua cukup bagiku.




Hinata HimeWhere stories live. Discover now