SATU

11 3 0
                                    

'Happy Reading'

21. 29

Dijalan yang sepi empat orang pria berbaju serba hitam berjalan ke tengah jalan, satu diantaranya membawa pisau. Mereka menghentikan sebuah mobil sedan mewah, pria yang membawa pisau itu mengetuk kaca mobil.

Kaca mobil turun menampakkan pemilik mobil, Abian Nirvan pria tampan ini menoleh dengan tatapan jengah.

"Turun!" Titah pria itu menyuruh Abian, ia melakukan perintahnya lalu menutup pintu agak kencang.

"Serahin semua harta Lo!!" Kata pria berbaju hitam langsung menyodorkan pisau ke leher Abian.

"Cepat!"

Abian menatap empat pria yang berada didekatnya sebentar lalu berniat mengambil dompet yang berada di jasnya, ia memperlambat gerakan tangannya.

Dengan cepat Abian memutar tangan preman itu mengambil pisau dan menendang perut perman, lalu ia menyiku preman yang ada dibelakangnya mengenai hidung preman itu dan perkelahian pun terjadi, satu lawan empat orang.

Kritika Azzara, nama gadis yang sedang berjalan di trotoar sendirian, dari kejauhan ia melihat pria berjas sedang melawan empat preman.

"Wah, udah lama ni gak latihan." Kata gadis berambut curly panjang itu menarik lengan hoodienya ke atas lalu berlari ke arah para pria tersebut.

Dari belakang Kritika memukul punggung preman yang mencekik Bian, adu tonjok masih berlangsung dan sekarang gadis itu yang paling hebat diantara mereka.

Entah dari mana preman itu mendapatkan pisau yang langsung melukai tangan Tika, ia tentu terkejut, gadis itu menunjukan amarahnya lalu menendang kemaluan preman sialan itu.

"Hei! Mundur!" Pekik Kritika menyodorkan pisau keempat preman yang sudah babak belur tersebut.

"Pergi atau gue lapor polisi sekarang!" Para preman itu lari kocar-kacir, Tika berdecih lalu melempar pisau kebawah.

"Sialan."

Kritika menatap telapak tangannya yang mengeluarkan berdarah, goresannya cukup panjang. Tiba-tiba tangan besar meletakkan segepok uang ke tangan Tika. Ia terkisap mengangkat kepalanya menatap pria tampan didepannya.

"Maksudnya apa ini?"

Abian tidak menjawab langsung masuk mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Sama-sama!!" Teriak Tika berdecak kesal memandang mobil mewah yang mulai menghilang dari pandangannya.

Apa mulut pria itu dikasih lem sampai tidak mau mengucapkan terima kasih, beruntung dia ditolong Tika kalau tidak entah apa yang akan terjadi pada pria itu.

Kritika melihat kembali segepok uang ditangannya.

"Lumayan." Kata gadis itu melangkahkan kakinya menuju rumahnya yang tak jauh dari daerah tersebut, rasa sakit tangannya menghilang kala memegang segepok uang merah.

🌼🌼🌼

Abian menutup pintu rumahnya sembari melepas jas hitam miliknya, ia berbalik dan terkejut melihat wanita berambut pendek yang sudah tidak muda lagi itu menatap tajam dirinya.

"Jam segini baru pulang?" Tanya ibunya Mitha.

"Di kantor banyak pekerjaan ma." Jawab Bian berjalan kearah meja makan yang diikuti Mitha, ia mengambil gelas lalu menuang air putih.

"Pipi kamu kenapa? Kok lebam?" Bian langsung memegang pipi yang dimaksud ibunya.

"Oh, tadi ada yang mau ngerampok aku."

ABIAN'S WIFE  Where stories live. Discover now