DUA

11 2 0
                                    

'Happy Reading'

Lya berdiri di trotoar yang tak jauh dari sekolahnya sendirian, tangannya memegang erat tas ransel berwarna pink yang berada dipundaknya, anak berusia lima tahun itu menengok kanan kiri bingung harus berjalan kemana karena ia tidak pernah di tempat ramai sendirian seperti ini.

"Papa dimana sih?"

Kemudian Lya melangkah maju ke jalan raya yang ia tak tahu kalau ada mobil yang melaju cepat ke arahnya, klakson mobil itu berbunyi yang membuat Lya terkejut bukan main.

Anak itu ditarik ke pinggir oleh seseorang yang juga berada disana, Kritika berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Lya.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Kritika khawatir, Lya menggeleng matanya mulai berair yang membuat Tika iba padanya.

"Papa kamu mana?" Tanyanya lagi dan Lya menggeleng lagi

"Mama kamu?" Lya langsung menangis memeluk Kritika yang membuat gadis itu terkisap, ia merasa iba kepada anak itu, kedua tangannya yang masih mengambang ragu untuk memeluk.

Pada dasarnya ia tak menyukai anak-anak menurutnya seorang anak itu menyebalkan, tapi melihat anak ini ia merasakan hal berbeda di dalam hatinya.

Dengan perlahan Kritika mengelus punggung Lya dengan lembut mencoba menenangkannya yang masih saja menangis, mungkin dia syok.

"Udah jangan nangis, anak baik gak boleh nangis." Ujarnya kemudian Kritika melepas pelukan mereka dan menghapus air mata Lya.

"Orang tua kamu gak ada yang jemput?" Lya menggeleng pelan sembari mengucek matanya yang merah.

"Nama kamu siapa cantik?"

"Lya" katanya tersenyum manis kepada Kritika yang membuatnya jadi gemas.

"Ya udah kakak anterin ke rumah kamu ya, Lya tahu jalan rumah kan?"

Lya mengangguk kemudian Kritika menggendongnya, melangkah menuju halte bus tapi sebuah suara mengehentikan Kritika, "Heii!" Mereka menoleh ke kiri. Si bisu yang semalam Batin Kritika.

"Papa" panggil Lya sembari menunjuk arah Abian yang berjalan kearahnya, Kritika sedikit terkejut mendengarnya, karena ia pikir pria itu masih lajang. Memang Kritika akui dia tampan bahkan tidak menunjukkan kalau dia sudah menikah.

"Mau nyulik anak saya kamu!" Tuduh Abian yang langsung mengambil alih Lya ke gendonganya, Buset nih laki!

"Kalo ngomong di filter dulu tuh mulut, sembarangan aja." Ujarnya tak terima dituduh, Abian hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Gue itu-" ucapan Kritikan terhenti kala Abian berbalik pergi meninggalkannya, Dasar laki-laki sialan! Umpatannya dalam hati.

Kritika mendengus kesal terus mengumpat di dalam hatinya, Lya menengok ke belakang melihat perempuan itu sambil melambaikan tangannya dan tersenyum manis padanya, ia membalas dengan senyum tipis meski ia sangat kesal pada ayahnya.

🌼🌼🌼

Setelah pertemuannya dengan Lya, Kritika diam-diam ke sekolah anak itu sekedar melihatnya saja. Lya tahu Kritika ada di sekolahnya, ia begitu girang berlari kearahnya dan pada akhirnya Kritika menemani Lya sembari menunggu sang ayah menjemput.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ABIAN'S WIFE  Where stories live. Discover now