1. Zara

6.9K 482 7
                                    

"Bunda..." Panggil Zara.

Zara yang baru bangun langsung menuju dapur, dimana ibundanya tampak sibuk berkutat dengan beberapa alat masak.

"Selamat pagi kakak Zara." Sapa Winda.

"Pagi bunda."

"Sudah cuci muka?" Tanya Winda.

Zara menggeleng kecil, membuat beberapa anak rambutnya ikut bergoyang.

"Kenapa belum?" Tanya Winda lagi.

"Kakak lapar." Jawab Zara dengan sedikit menguap.

"Sambil menunggu sarapannya siap, kakak cuci muka dulu ya di kamar mandi." Titah Winda.

"Males Bun..." Rengek Zara.

"Ih, kok males gitu sih kak? Cuci muka dulu sana, abis itu bunda minta tolong bangunin ayah di kamar, tapi jangan bangunin dedek Tara. Boleh ya?"

"Kakak mau bangunin ayah dulu aja deh."

Winda menghela napas. "Terserah kakak."

Setelah melihat Zara yang berlalu menuju kamarnya, Winda kembali melanjutkan acara memasaknya.

***

Tok

Tok

Tok

"Ayah!" Panggil Zara.

Tok

Tok

Tok

Zara kembali mengetuk pintu kamar ayah dan bundanya. "Ayah!" Panggil Zara sekali lagi.

Merasa tidak mendapatkan sahutan dari dalam, Zara pun membuka pintu kamar ayah dan bundanya. Kepalanya mengintip, di atas ranjang tersebut, bisa dilihatnya ayahnya yang tampak pulas sambil memeluk Tara.

Zara pun mendekati tempat tidur ayahnya. "Ayah." Panggil Zara pelan.

Hening.

Zara hanya mendengar dengkuran halus dari ayah dan adik bungsunya.

"Ayah! Bangun!" Zara mencolek lengan telanjang ayahnya.

"Ayah! Dipanggil Bunda."

Merasa tak mendapat jawaban, Zara pun berinisiatif untuk naik ke atas kasur dan menindih pinggang ayahnya yang tidur menyamping. Setelah merasa tidak akan jatuh dari posisinya, Zara pun menjatuhkan tubuhnya dan berbaring dengan pipi yang menempel pada pundak ayahnya, juga kedua tangan mungilnya yang memeluk tubuh bagian atas telanjang ayahnya. Bagi Winda dan putri-putrinya, melihat Yudha yang tidak mengenakan atasan saat tidur adalah hal biasa.

"Ayah bangun." Bisik Zara tepat di telinga Yudha.

"Euungghhh..."

"Ayaaahhh..."

"Hm....beraattt..." Keluh Yudha dengan mata yang masih terpejam dan lengan yang masih memeluk Tara.

"Ayah!" Seru Zara.

Perlahan, Yudha membuka matanya. Mengusapnya sebentar walaupun susah, karena lengannya yang ditindih Zara.

"Oh, selamat pagi kakak Zara!" Sapa Yudha dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Ayo bangun! Ayah dipanggil Bunda."

"Iya, tapi kakak minggir dulu ya, ayah nggak bisa gerak, nak."

Zara menurut, lalu turun dari atas tubuh ayahnya.

Cup

Cup

Cup

Cup

Yudha mengecup kedua pipi, kening dan bibir mungil Zara.

"Ayah bau!" Zara menutup hidungnya dengan kedua tangannya.

"Biarin!" Yudha pun memeluk Zara dan kembali mengecup seluruh wajah Zara dengan sedikit brutal, membuat Zara terkekeh dan sebisa mungkin mengelak dari ciuman brutal ayahnya.

"Ayah stop!"

Yudha semakin gencar mengecup seluruh wajah Zara dan sedikit menggelitik perut Zara.

"Hahahaha...ayah...stop! Stop ayah! Nanti dedek Tara bangun, hahaha...!" Seru Zara.

Mendengar itu, Yudha pun menghentikan kegiatannya. Lalu mendudukkan Zara di atas perutnya. "Kakak sudah cuci muka?" Tanya Yudha.

Zara menggeleng.

"Lalu kenapa bangunin ayah, hm?" Yudha mencolek hidung mungil Zara.

"Bunda yang suruh! Kakak disuruh bunda bangunin ayah, tapi dedek Tara nggak boleh sampai bangun." Jelas Zara.

"Ya udah, ayo kita cuci muka lalu sikat gigi terus sarapan! Turun dulu kak!"

"Kakak mau digendong." Rengek Zara.

Yudha tersenyum, tampaknya putri sulungnya sedang dalam mood manja.

"Let's go princess Zara!"

Setelah memastikan bahwa putri bungsunya tidur dengan aman, dengan bantal yang mengelilinginya, Yudha pun segera membawa Zara menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

***

"Tumben kak." Celetuk Winda yang melihat Zara ada di gendongan Yudha.

"Lagi manja Bun." Jawab Yudha.

Winda hanya tersenyum maklum.

"Mumpung nggak ada si kembar sama dedek Tara Bun." Tambah Zara.

"Ya udah, sekarang turun, ayo sarapan. Tadi kakak bilang lapar kan?"

Zara menurut, lalu turun dari gendongan ayahnya dan naik menuju kursi meja makan.

"Abis sarapan langsung mandi ya kak? Biar bunda siapin seragam sekolah kakak dulu, abis itu bunda mau bangunin si kembar."

"Ayah gimana Bun?" Tanya Yudha.

"Ih, ayah kan udah gede, siapin baju sendiri lah!" Celetuk Zara.

"Ayah maunya dimandiin bunda tau kak!"

"Ayah ih! Ayah kan bukan dedek Tara! Udah gede! Nggak boleh! Harus mandiri! Iya kan, Bun?"

"Ayah cuma becanda kak!" Jawab Winda.

"Biarin! Ayah maunya dimandiin bunda kok!"

"Nggak boleh!" Seru Zara.

Yudha tersenyum geli. "Pokoknya ayah mau dimandiin bunda!"

"Enggak! Enggak! Ayah udah gede!"

"Udah ya, ini kapan sarapannya kalo berantem terus?"

"Siapa yang berantem coba Bun?" Ujar Yudha sambil menyerahkan piringnya kepada Winda agar diambilkan sarapan.

"Iya, kita kan nggak berantem!" Tambah Zara.

Winda menghela napas. "Udah, cepet sarapan! Ntar telat lagi."

***








NAKAMOTO FAMILY GS LOKALWhere stories live. Discover now