Revenge 6

2.5K 394 55
                                    

Happy Reading!
Tekan bintang🌟 yang ada di pojok kiri bawah, ya. Support this story!












Tok! Tok! Tok!

Kakashi mengetuk pintu kamar Sasuke. "Tuan Sasuke, Nona Sakuri sudah sampai. Madara-sama meminta saya mengantarnya ke kamar Anda," katanya.

Sakura yang berdiri di belakang tubuh Kakashi, menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia begitu terpukau dengan isi rumah Sasuke yang mewah dan elegan. "Sasuke-san sangat kaya. Pantas saja Tayuya tidak rela aku merebutnya," batinnya sambil menahan tawa.

"Hairu (masuk)," sahut Sasuke dari dalam, membuat Sakura menatap lurus.

"Shitsureishimasu (permisi)." Kakashi membuka pintu kamar Sasuke, lalu mempersilakan Sakura masuk. "Silakan masuk, Nona."

Dengan senyum manis yang tersungging, Sakura memasuki kamar Sasuke, dan ia kembali dibuat takjub dengan luasnya kamar calon suaminya itu. "Calon suami!" pekiknya dalam hati. Terlalu larut dengan permainannya sendiri, ia sempat melupakan identitas Sasuke.

Kamar Sasuke sangat luas bercat putih bersih, dengan ranjang king-size yang terletak di tengah-tengah——nakas lampu tidur ada di sisi kanan kirinya. Terdapat sofa yang cukup besar di samping kiri ranjang, dan ada meja kerja juga di sisi sofa tersebut.

"Kamarnya luas sekali. Jika aku yang tinggal di sini, aku tidak akan keluar kamar seharian," batin Sakura.

"Silakan duduk, Nona. Saya akan menjelaskan beberapa hal yang akan Anda lakukan besok," ucap Kakashi.

"Eh? H-haik." Sakura segera mengalihkan pandangannya ke Kakashi, lalu beralih ke arah Sasuke yang duduk di atas ranjang. Ia pun berjalan mendekati Sasuke, lalu duduk di tepi ranjang. "Waaaah! Ranjangnya empuk sekali!" pekiknya dalam hati.

Setelah Sakura duduk, Kakashi menjelaskan segala macam prosedur pernikahan yang akan dijalani Sasuke dan gadis musim semi itu. Sakura mendengarkannya dengan baik-baik, hingga beberapa menit pun berlalu, ia menunjukkan senyum kaku, lalu melirik Sasuke yang tidak menunjukkan raut apa pun selain datar.

"Kenapa banyak peraturan yang harus kuingat! Apakah menikah dengan keluarga terpandang serumit itu?" batin Sakura bingung.

"Siang nanti, Anda akan menjalani perawatan diri hingga makan malam tiba. Madara-sama sudah mengatur semuanya, Anda hanya perlu rileks." Kakashi menaikkan maskernya. "Apakah Anda sudah memahami apa yang saya jelaskan, Nona?" tanyanya.

Sakura menggaruk pipinya kikuk. "Y-ya, aku paham. Terima kasih karena sudah menjelaskan semuanya, Kakashi-san," balasnya.

"Sudah kewajiban saya, Nona. Jika tidak ada yang diperlukan lagi, saya permisi. Anda bisa memanggil pelayan jika memerlukan sesuatu," kata Kakashi sembari membungkukkan tubuhnya.

"Haik. Arigatou gozaimasu." Sakura tersenyum ramah, dan ia melihat Kakashi berlalu keluar.

Sepeninggal Kakashi, keadaan menjadi hening. Sakura melirik Sasuke beberapa kali, kemudian menatap tautan jemarinya sendiri. "Aku sedang berada di kamar laki-laki! Ojii-chan, sepertinya aku tidak bisa bersikap polos lagi," batinnya.

"Kau ... benar-benar memahami apa yang Kakashi katakan?" tanya Sasuke tiba-tiba.

Sontak Sakura menatap pria itu secara penuh, lalu tertawa kaku. "H-hehehe. Anoo ... karena terlalu banyak ... ada beberapa hal yang tidak aku ingat," jawabnya jujur.

Beautiful Revenge (END)Where stories live. Discover now