SHAGA || FIVE

87.3K 11.5K 1.9K
                                    

YIPIII DOUBLE UP.

MAKASIH PREN BUAT  413 vote dan 1.3K KOMENTAR NYA❤

Yuk bisa yuk ramein lapak ini 🤞

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 🥰

***

"Nat, hari ini dan buat dua bulan ke depan, aku nggak bisa pergi bareng kamu ke sekolah," Shaga berbicara di telepon sambil memasang kancing demi kancing ke lubang kemeja seragam nya menggunakan sebelah tangan.

"Oh, k-kenapa, Ga?"

"Hazel minta anter jemput."

"Pakai mobil, kan? Bisa bertiga, Ga."

"Aku takut kamu nggak nyaman kalau semobil sama dia," kata Shaga beralasan.

"Kata siapa? Aku nyaman, kok. Hazel orang nya baik, dan pendiem. Malah aku sering ngerasa ga enak kalau kamu lebih senang ngobrol sama aku di banding sama dia."

"Hey, nggak usah bilang gitu," sanggah Shaga. "Tapi kali ini beneran, aku nggak bisa antar jemput kamu, Nat." Tidak ada jawaban dari seberang sana namun Shaga tahu, Natasya masih mendengar suaranya. "Sabar ya, buat dua bulan aja. nanti seudahnya aku bakal antar jemput kamu lagi."

"Hm, ya udah nggak apa-apa. Aku bisa pakai gojek online, Ga."

Mendengar suara murung Natasya membuat hati Shaga di selimuti rasa bersalah. Namun, dia tidak bisa berbuat apa, semua dia lakukan juga demi Natasya nanti nya. Shaga hanya berharap bahwa Natasya akan sabar dan tidak marah karena besar kemungkinan, dia akan banyak abai.

Setelah panggilan nya dengan Natasya terputus, bersamaan dengan dia yang sudah selesai siap-siap, Shaga berinisiatif melakukan video call dengan Hazel. "Halo sayang," gurau nya dengan kekehan geli sendiri.

"Apa banget sih, geli," sahut suara datar. Kekehan geli Shaga semakin lebar ketika melihat wajah judes Hazel di layar.

"Kok, geli? Kamu harus biasain manggil sayang dong," kelakarnya.

"Nanti kalau aku panggil sayang, kamu baper lagi," decak Hazel di sana.

"Aku malah udah baper."

"Masa?" sahut Hazel. Gadis itu meletakkan handphone di meja rias dengan posisi bersandar dan kamera menghadapnya, Hazel lalu sibuk menyatukan rambutnya menjadi satu di tangan, hendak mengikat nya menjadi kucir kuda namun di larang Shaga. "Kenapa memang aku jelek kalau di ikat?" tanya nya.

"Mana ada jelek," decak Shaga. "Cantik banget, takut banyak yang naksir."

"Nggak di iket juga udah banyak yang naksir, sih. Susah kalau good looking." Shaga tertawa mendengar jawaban percaya diri itu, dia tidak bisa membantah karena yang Hazel katakan benar ada nya.

Jika Hazel di jauhi dan di benci oleh murid perempuan di sekolahnya karena terlalu cantik dan sombong, maka hal berbanding terbalik terjadi pada murid cowok. Mereka yang berjenis kelamin laki-laki, malah tergila-gila pada Hazel karena gadis itu sulit di dekati dan membuat mereka penasaran setengah mati. Hanya mereka, tidak dengan Shaga tentu saja.

"Tunanganku memang secantik itu," kata Shaga lagi.

"Emang. Makanya bingung pas kamu abai sama aku, kok cantik begini di anggurin." Lagi lagi Shaga tertawa lepas, sampai sang Mama yang sedang menata hidangan di meja menoleh penasaran.

SHAGA (SELESAI)Where stories live. Discover now