6. Kenangan buruk

102 10 0
                                    

Saat ini Felix sudah berada diruang rawat nya.

Sedari tadi Felix terus meracau pelan, bertanya apakah sang bunda malu memiliki anak seperti Felix sehingga membuat nya tega pura-pura tak mengenali Felix.

Hati Bangchan, Hyunjin, Seungmin bahkan Jisung sakit melihatnya.

Melihat bagaimana Felix yang semula baik-baik saja dengan sekejap mata berubah menjadi orang yang seakan hilang setengah kesadarannya.

"Bunda, ini Felix," Ucap Felix dengan air mata yang terus mengalir deras.

Rahang Bangchan mengeras kuat, apa yang di buat mantan istrinya sudah sangat keterlaluan.

Rasanya sangat menyiksa, Bangchan benci melihat sang anak yang menangis memanggil sang bunda.

"Kak, Felix malu-maluin ya? Sampai bunda aja malu ngakuin Felix anak nya."

"Nggak Felix, kamu nggak malu-maluin, nggak sama sekali."

"Sakit kak, rasanya sakit."

"Felix," Panggil Hyunjin lirih, sedari tadi dirinya tengah memeluk sang adik berusaha menenangkan.

Tangis Felix pun mulai mereda, ternyata Felix tertidur di dalam pelukan hangat Hyunjin karena terlalu lelah menangis.

Secara hati-hati Hyunjin pun membaringkan tubuh sang adik.

Tatapan mata Hyunjin dan Bangchan bertemu.

"Ayah mau ngapain?" Tanya Hyunjin Ketika Bangchan akan keluar.

"Ayah mau telpon wanita nggak tau diri itu," Balas Bangchan, ketara sekali kalau dirinya tengah emosi sekarang.

"Ayah tetap di sini tenangin diri, biar Hyunjin yang telpon."

Bangchan pun mengangguk, dirinya tau bahwa Hyunjin sang anak tak mau dirinya hilang kendali karena emosi yang nantinya akan merugikan diri sendiri.

Setelah nya Hyunjin pun keluar menuju rooftop, menelpon bahkan mengirimi pesan kepada sang bunda.

Panggilan telpon pun di angkat.

"Halo."

"Ini Hyunjin, jangan ngomong apapun sampai Hyunjin selesai ngomong."

"Jujur Hyunjin kecewa sama bunda, kenapa bunda tega pura-pura nggak ngenalin Felix? Felix tadi nangis terus, Felix nanya ke Hyunjin 'apa bunda malu punya anak kayak dia' Hyunjin harus jawab apa bunda?"

"Hyunjin kecewa, karena suami dan anak baru bunda sampai tega pura-pura nggak ngenalin Felix, Felix anak kandung bunda kan? Bunda sayang Felix kan?"

"Kalau bunda segitu nggak maunya ketemu Felix, bunda bisa bilang. Jangan kayak gini."

"16 tahun loh bun, 16 tahun bunda besarin Felix dan sekarang bunda tega pura-pura nggak ngenalin Felix yang notabennya anak kandung bunda, apa sekarang bunda juga mau pura-pura nggak ngenalin Hyunjin?"

"Please bun, Hyunjin nggak mau benci bunda. Jadi please, jangan buat Hyunjin benci sama bunda. Hyunjin bukan malaikat, bukan malaikat yang bisa maafin semua kesalahan bunda."

"Sekarang kasih alasan terbaik ke Hyunjin kenapa bunda sampai tega pura-pura nggak ngenalin Felix."

"Hyunjin bunda minta maaf."

"Kasih Hyunjin alasan, bukan permintaan maaf."

"Maaf Hyunjin bunda salah. Maafin bunda."

"Hyunjin nggak punya waktu buat denger permintaan maaf bunda, yang Hyunjin mau denger itu alasan bunda, kenapa bunda tega?"

"Hyunjin maafin bunda, bunda salah," ucap Gahyeon dengan suara serak nya, Hyunjin yakin wanita yang merupakan ibu kandung nya ini tengah menangis sekarang.

"Jadi bunda nggak ada alasan? semuanya real karena bunda nggak mau ngakuin Felix?"

"Bunda minta maaf, bunda salah."

"Yang bilang bunda nggak salah siapa! Bunda salah, bunda salah karena pura-pura nggak ngenalin Felix. Coba kalau bunda yang Hyunjin gituin! coba bunda bayangin suatu saat Hyunjin pura-pura nggak ngenalin bunda, yakin bunda nggak akan nangis dan bilang Hyunjin anak durhaka?"

"...."

"Satu lagi, jangan minta maaf sama Hyunjin, kalau bunda mau minta maaf harus nya minta maaf sama Felix. Tapi kalau Hyunjin jadi Felix, Hyunjin nggak bakalan mau maafin bunda."

Tut!
Panggilan telpon pun di tutup oleh Hyunjin.

Helaan nafas lelah lolos begitu saja, sulit bagi Hyunjin menerima perubahan sikap sang ibu yang begitu signifikan, sebelumnya bunda Gahyeon adalah seseorang yang begitu pengertian, penyayang, dan juga lembut. Entah sejak kapan itu semua berubah, mungkin sejak bunda kembali menemukan seseorang yang begitu ia cintai dulu.

Tangan Hyunjin mengepal erat, tanpa sadar air mata mulai berjatuhan, Hyunjin terduduk lemas. Ingatan-ingatan menyenangkan tentang sang ibu tak mampu menghapus satu kenangan buruk yang ibu nya lakukan, satu kenangan yang Hyunjin dan Bangchan tutupi dari Felix.

Tepat 8 bulan yang lalu Hyunjin tak sengaja melihat sang bunda yang tengah bermesraan dengan seorang laki-laki selain ayahnya, awal nya Hyunjin tak percaya namun apa yang Hyunjin lihat benar. Bunda nya selingkuh dengan seseorang yang merupakan mantan pacar nya dahulu.

Bangchan yang mengetahui hal tersebut benar-benar marah, mereka bertengkar hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai, 1 bulan setelahnya Gahyeon pun menikah dengan selingkuhan nya tersebut.

Hyunjin dan Felix benar-benar hancur saat itu, Felix bahkan jatuh sakit karena stress akibat perceraian kedua orang tuanya.

Mengingat kenangan ini seakan membuka luka lama bagi Hyunjin. Luka yang sebenarnya ingin Hyunjin lupakan.

"Hai, kenapa menangis? Kata ibu ku laki-laki harus kuat." Hyunjin yang sedang menangis pun di buat kaget tatkala seorang laki-laki dengan pakaian pasien datang menghampiri nya.

°••••°

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, namun Felix masih betah duduk termenung di atas ranjangnya.

"Felix kamu makan dulu ya? Udah bunda masakin makanan spesial loh, Felix mau kan?" Bujuk Seungmin lembut.

"Felix nggak mau makan."

"Tapi nanti sakit kamu makin parah, Felix mau?"

"Biarin aja, biar Felix mati sekalian."

"Felix mulut nya!" Tegur Bangchan kaget.

"Felix, kamu nggak boleh ngomong gitu," Tegur Jisung.

"Apa yang Jisung bilang bener sayang, nggak boleh ngomong kayak gitu."

"Maaf," ucap Felix dengan suara lirih nya.

"Iya nggak apa-apa, sekarang Felix makan ya? Mau kan?"

"Iya."

Seungmin pun tersenyum, lalu mulai menyuapi Felix dengan telaten. Namun baru 5 suap makanan yang masuk, Felix sudah tidak mau makan lagi.

"Udah, Felix kenyang."

Seungmin pun mengangguk, lalu memberikan segelas air putih, tak ingin memaksa Felix untuk kembali makan.

"Kak Hyunjin mana?" Tanya Felix, sejak ia bangun Hyunjin tak kunjung terlihat batang hidungnya.

"Ayah juga nggak tau, dari tadi handphone kakak mu nggak aktif."

"Yah, boleh nggak kalau Felix rawat nya di rumah aja? Felix nggak mau di rumah sakit."

"Nanti ayah coba tanyain ke dokter dulu ya?" Ucap Bangchan yang diangguki sang anak.

Derai (skz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang