Kenangan Itu Bukan Milikmu Saja

1K 176 44
                                    

⚠️⚠️⚠️DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIAT SELURUH/ SEBAGIAN CERITA⚠️⚠️⚠️

Hujan perlahan mulai reda, meninggalkan genangan air yang meresap ke dalam tanah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan perlahan mulai reda, meninggalkan genangan air yang meresap ke dalam tanah. Langit tak berubah cerah, ia menyisakan mendung yang berjajar sedu.

Fugaku menatap Sasuke dari kejauhan. Putranya itu terdiam di tempat saat Hiashi membawa tubuh lemah Hinata pergi. Lalu matanya beralih menatap beberapa orang yang sebelumnya telah berpamitan dan berjalan pergi menjauhi pemakaman Uchiha.

Fugaku terdiam dalam pilu saat menatap gundukan tanah dimana sang istri di makamkan di sana. Ada rasa sesak yang masih sulit ia terima. Seseorang yang sudah menjadi bagian sejarah dari kehidupannya, kekasihnya sekaligus teman hidupnya kini sudah pergi menutup usia.

Ketua klan Uchiha itu berusaha menguatkan hati setelah sumber kekuatannya gugur. Tubuhnya lemah. Hatinya pun tak kalah menyedihkan.

"Kuatkan aku, Mikoto," gumamnya bersama dengan desiran angin yang menyapa lembut. Kaki yang terdiam itu mulai melangkah. Ia memilih pergi meninggalkan Sasuke yang masih berdiri sendirian di sana. Biarlah sang putra belajar bagaimana menerima keadaan di mana semua hal tak bisa ia miliki selamanya.

Sasuke menjatuhkan dirinya terduduk di tanah yang basah. Pikirannya kosong saat kematian sang ibu membawa duka mendalam bersamaan dengan Hinata yang menghilang dari jangkauannya.

Sasuke menutup matanya saat air kesedihan itu mulai mengalir jatuh. Sakit di hatinya semakin terasa saat rekaman masa lalu dengan sang ibu terus berputar di pikirannya; Kenangan indah yang juga mengikutsertakan Hinata di dalamnya.

Sasuke tiba-tiba merasa tangan seseorang menepuk bahunya. Kepalanya menoleh ke belakang dan mendapati orang yang sudah lama tak ia jumpai kini berdiri di hadapannya.

"Aniki."

Sasuke berdiri dan memeluk sang kakak sembari menumpahkan kesedihannya.

Ia---Itachi, hanya tersenyum sendu sembari menepuk-nepuk bahu adiknya.

"Ibu pergi, meninggalkan kita."

Suara lirih Sasuke berhasil menyentil relung hati Itachi, "Kita akan baik-baik saja, Sasuke. Aku sudah pulang." Itachi merasa Sasuke semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku tak akan pergi lagi."

Beberapa menit berlalu. Sasuke melepaskan pelukannya dan menatap Itachi yang tersenyum teduh padanya.

"Kau bertambah tinggi dari terakhir aku melihatmu." ujar sulung Uchiha itu.

"Karena kau menghilang begitu lama."

Itachi tersenyum sembari mengedikkan bahunya, "Kau tahu, terkadang ada waktu dimana kau butuh istirahat, tapi bukan di rumahmu."

Sasuke terdiam karena kalimat Itachi, namun seketika ia menutup mata dan terkekeh pelan sembari memijat pelipisnya, "Ya, kau benar." gumamnya lirih.

OMOIDE NO KIZUNAWhere stories live. Discover now